NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Setelah melewati sebuah hambatan akhirnya gadis kecil itu mulai memutuskan untuk pergi ke rumah temannya, karena percuma, jika dia pergi ke jalan raya, kondisi masih belum aman, dan kalau pulang pun pastinya akan mendapatkan tekanan yang membuatnya lebih sakit lagi.

  Langkah kecilnya mulai menyusuri jalanan malam yang terbilang sepi, kebiasaan hidup di jalan dan tekanan yang menghimpit dari orangtuanya membuatnya menjadi anak yang tangguh diusianya yang masih belia.

  "Kak Ara, jangan bobok dulu ya," ucapnya penuh harap.

  Setelah beberapa menit menyusuri jalan, akhirnya anak kecil itu sudah sampai di depan pagar rumah Ara, dan ketika ia hendak memanggil tiba-tiba saja sebuah mobil datang berhenti di depan pintu pagar.

  Wanita berkerudung yang ada di dalam mobil tersebut keluar, dengan raut yang heran namun di tengah-tengah itu dia menghampiri gadis kecil yang sedang menunduk karena merasa canggung.

  "Adik, mau cari siapa?" tanya Sena.

  Anak itu masih menunduk karena takut, takut tidak diperbolehkan untuk masuk, namun tangan lembut itu langsung menyentuh kedua pundaknya.

  "Nak, kamu mau cari siapa?" tanyanya kembali.

  Sejenak anak itu mulai memberanikan diri mendongakkan wajahnya. "A-aku mau cari Arkan dan Kak Ara," sahut gadis kecil itu dengan nada yang bergetar.

  "Oh mau cari Kak Ara dan Arkana, ya sudah ayo masuk," ujar wanita itu dengan lembut.

  Akan tetapi gadis itu masih diam, entah apa yang ada di dalam pikirannya, sementara itu Sena menatapnya penuh dengan senyum. "Nak, ayo masuk ke dalam," ujarnya dengan lembut.

  "Tante apa beneran aku boleh masuk?" tanya bocah itu memastikan.

  "Iya Sayang, kamu boleh masuk kok," sahut Sena.

  Naira pun mulai masuk dengan langkah yang begitu pelan, terlihat jelas wajah letih dan keringat yang mengucur di seluruh badannya.

   Sesampainya di depan pintu Sena menyuruh gadis kecil itu masuk lalu, ia berpamitan untuk memasukkan mobilnya.

  "Sayang, kamu masuk dulu ya tunggu di dalam, Tante mau masukkan mobil dulu ya," ujarnya dengan halus.

  Anak itu hanya mengangguk bayangannya akan sikap ibu temannya itu membuatnya iri dan memeluk dirinya sendiri, kenapa keluarga teman-temannya begitu baik dan saling melindungi, tapi kenapa dirinya harus hidup dengan keluarga yang toxic.

 Tidak lama kemudian wanita cantik berkerudung merah muda itu datang menghampirinya kembali setelah memarkirkan mobilnya, anak itu masih terlihat canggung dan lebih banyak menundukkan wajahnya.

 “Nak, mungkin Kak Ara sama Arkan sedang tidur, besok pagi saja ya ketemunya,” ucap Sena lembut sambil menatap wajah kecil yang tampak lusuh itu.

Naira menunduk, jemarinya meremas ujung bajunya sendiri. “Aku... boleh numpang tidur di teras aja, Tante? Aku gak akan ganggu, sumpah...”

Sena tertegun. Hatinya tercekat melihat tatapan takut di mata anak itu tatapan yang penuh luka dan kelelahan. Ia segera berjongkok, menatap sejajar dengan Naira.

“Sayang, ini sudah malam. Kamu pasti belum makan, ya?”

Naira diam, menatap kaki kecilnya yang kotor. Perlahan ia menggeleng.

“Ya sudah,” Sena tersenyum kecil. “Masuk dulu, Tante buatin susu sama roti, ya? Gak usah takut, Tante gak akan marah.”

Air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya jatuh juga. Naira menutup wajahnya dengan tangan. “Tante, aku gak punya tempat lagi buat pulang...”

Sena menahan napas, lalu dengan hati-hati memeluk tubuh mungil itu. “Ssst... sudah, Nak. Malam ini kamu istirahat di sini, ya. Gak ada yang marah, gak ada yang nyakitin kamu.”

Pelan-pelan, Naira membalas pelukan itu sesuatu yang jarang sekali ia rasakan. Kehangatan yang sederhana tapi menenangkan.

Setelah itu, Sena menggandeng Naira masuk ke rumah, membawanya ke ruang tamu. Ia mengambil handuk kecil dan seember air hangat. “Cuci tangan sama wajahmu dulu, Sayang. Tante ambilkan baju bersih punya Arkan, ya, gak apa-apa punya cowok yang penting malam ini kamu memakai baju bersih.”

“Beneran Tante gak marah?” tanya Naira lirih, masih ragu.

Sena menatapnya sambil tersenyum. “Tante malah senang kamu datang ke sini. Nanti Tante bangunkan Kak Ara, biar kamu bisa tidur sama dia.”

Anak kecil itu mengangguk pelan. Ada sedikit senyum di wajahnya, meski matanya masih sembab.

Beberapa menit kemudian, langkah tergesa terdengar dari arah tangga. Ara muncul dengan rambut berantakan, mengenakan piyama. “Ma... siapa yang datang malam-malam?” tanyanya setengah sadar.

Sena menoleh sambil menunjuk ke arah Naira. “Ini, Nak. Teman adikmu datang. Kayaknya dia lagi butuh tempat istirahat.”

Ara sontak melebarkan mata. “Naira?” serunya pelan, mendekat dan menatap wajah teman adiknya itu. “Kamu... kenapa, Nai?”

Naira langsung menunduk. Air matanya jatuh satu-satu. “Aku... aku kabur dari rumah, Kak Ara...”

Ara menatap ibunya, lalu memeluk Naira erat-erat tanpa banyak bicara. “Udah, gak apa-apa. Kamu di sini aja. Aku jagain kamu.”

Sena memandangi keduanya dengan mata yang mulai berkaca. Di dalam hati kecilnya, ia tahu malam itu bukan hanya Naira yang menemukan tempat untuk pulang, tapi juga dirinya yang menemukan kesempatan untuk memberi kasih sayang yang layak terhadap anak kecil yang tidak seberuntung kedua anaknya itu.

☘️☘️☘️☘️☘️

Sementara di sebuah apartemen mewah pusat kota, dua sejoli yang tengah di mabuk asmara ini, tengah menikmati suasana malam yang syahdu, aroma anggur merah yang baru saja dibuka. Diatas meja kaca dua gelas wine berjajar dengan di temani cemilan lainnya yang terhidang.

Amel duduk bersandar santai di sofa, senyumnya menggoda, matanya menyapu wajah pria dewasa yang duduk tak jauh darinya.

“Om, kayaknya malam ini tenang banget, ya,” ucapnya lembut sambil memutar-mutar gelas wine di tangannya.

Dirga menatapnya, sejenak terdiam. Tatapan itu tidak hanya karena terpesona, tapi juga karena ada sesuatu di diri gadis muda itu yang membuat pikirannya bergejolak.

"Mel, sepertinya Om akan betah terus menerus di dekatmu," ujar Dirga dengan tatapan yang sayu.

"Masak Om, padahal kita baru kenal loh, awas saja di pertengahan jalan Om sudah bosan," sahut Amel dengan nada rayuannya.

"Gak akan Mel, kamu gadis muda yang peka, sebenarnya kau mengingatkanku dengan seseorang yang dulu pernah singgah di dalam hidupku," ujar Dirga sambil terus meneguk cairan memabukkan itu.

Amel mengerutkan keningnya berpura-pura tidak tahu. "Memangnya siapa wanita itu Om?" tanya Amel.

Dalam setengah sadar Dirga pun mulai menjawab. "Dia Sena, wanita pertama yang singgah di dalam hatiku, dulu aku berpikir dia akan mengerti dengan putusanku, dan ternyata keputusanku itu membuatnya sakit hati dan memilih untuk pergi," ujarnya dengan guratan penyesalan di dalam hidupnya.

Amel hanya menatapnya penuh Iba. "Memang Om terkadang orang yang kita percayai justru malah yang paling gencar menyakiti hati," sahut Amel.

Perkataan Amel seolah menjadi tamparan keras untuk Dirga. "Itulah kesalahan yang pernah Om rasakan, bahkan Om harus menjadi musuh anak sulungku yang notabennya anak tunggal Om dengan istri pertama."

Amel tertegun, bukannya Ara mempunyai adek yang bernama Arkan. 'Apa Om ini tidak tahu ya kalau dia punya anak laki-laki adiknya Ara, ah sudahlah itu bukan ranahku,' gumam Amel di dalam hati.

Sejenak tangan kokoh Dirga mulai menyentuh wajah Amel, yang dimatanya begitu mempesona, senyuman Amel yang menggoda benar-benar membuatnya lupa akan segalanya.

"Mel, boleh gak malam ini aku memintanya," ucap Dirga dengan suara yang parau.

Amel menyeringai, dalam hati ia berkata. "Ara papamu sudah jatuh ke pelukanku."

☘️☘️☘️☘️☘️

Sementara itu, di rumah besar yang biasanya hangat oleh suara tawa dan aktivitas, malam itu terasa berbeda. Hening, hanya suara detik jam dinding yang terdengar pelan, menusuk sunyi yang panjang.

Ika berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Sesekali pandangannya mengarah ke jam dinding, lalu ke layar ponsel yang sudah berkali-kali ia cek, tapi tetap tanpa kabar.

"Mas Dirga... kemana sih kamu?” gumamnya pelan dengan nada gusar.

Ia mencoba menelpon, tapi panggilannya hanya berakhir di nada sambung. Tak ada jawaban. Seketika dadanya mulai terasa sesak, pikirannya penuh kemungkinan buruk.

Ika menatap ruangan dengan tatapan hampa, dadanya terasa sesak dan amarah pun mulai membayangi pikirannya.

"Awas saja kau Dirga kalau berani bermacam-macam diluaran sana, aku sudah berkorban banyak untuk dirimu sampai-sampai mengorbankan sesuatu yang paling berharga di dalam hidupku!" kecam Ika dengan nafas yang memburu.

Bersambung ....

Bismillah semoga di bab 20 ini lolos bab terbaik. Minta doanya ya kakak-kakak 🙏🙏🙏🙏🤲🤲🤲🤲🥰🥰🥰🥰

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
nah gitu dong bagus banget Ara,gak seperti mamanya yg masih nungguin
Bak Mis
makanya kalau di kasih rejeki dikit udah banyak gaya
Bak Mis
oh jadi gitu ya ibu mertuanya juga gak sayang sm menantu pertama nya
Bak Mis
akhirnya smg kedepan nya mereka ber3 slalu bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!