NovelToon NovelToon
Bodyguardku Kekasihku

Bodyguardku Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengawal / Keluarga / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:309
Nilai: 5
Nama Author: kujo monku

Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20 : The End of Black Swan

Pagi ini kantor polisi terlihat sangat sibuk. Tidak hanya melayani pelaporan, mereka juga harus menghadapi para wartawan yang sudah menunggu di depan kantor sejak subuh. Para pencari nafkah dengan mencari berita itu, sudah siap dengan kamera dan alat perekam yang mereka bawa.

Hal ini dikarenakan, pemberitaan tentang salah satu anggota keluarga Gautama yang sempat disenggol masalah. Apalagi masalah itu hanyalah fitnah belaka. Video syur yang memperlihatkan goyangan wanita di atas pria asing itu terbukti bukan Kirana yang menjadi pemain utamanya. Semua sudah terkonfirmasi jika itu video editan.

Pagi ini mereka mendapatkan bocoran jika pengacara keluarga paling dominan itu, akan melaporkan pelaku dengan pasal berlapis. Pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik, pengancaman dengan teror dan ada dugaan pembunuhan berencana pula. Yang terakhir, itu belum terbukti karena hanya keluar dari omongan salah satu tersangka yang sudah tertangkap saja, yaitu Lexy.

Davis yang mengawal pelaporan itu. Dia memastikan anak buahnya juga ikut menjaga di kantor polisi untuk mencegah adanya keributan. Apalagi, sudah ada pemberitaan jika pelaku merupakan anggota keluarga pengusaha yang sama besarnya seperti keluarga Gautama.

Beberapa jam kemudian,

"Om, semua sudah beres," lapor Davis pada Alister. Jojo dan pengacara keluarga Gautama sudah menyelesaikan semuanya.

"Surat penangkapan lagi otw. Si kampret masih di Jogja. Bodohnya dia malah nginep di hotelnya Om Al," timpal Glen yang duduk di samping Davis.

Davis sedang berada di kantor utama Gautama. Dia bersama Glen terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk kasus ini. Keduanya kompak untuk melindungi kesayangan. Siapa lagi kalau bukan Kirana Nisaka Gautama.

Alister duduk di sofa yang berhadapan langsung ke dua laki-laki muda itu. Tatapan dinginnya dan wajah datarnya tidak pernah berubah sejak dulu. Bahkan tidak akan dia rubah karena sang istri malah menyukai wajahnya yang seperti itu. Sampai istri tercintanya mengejar cintanya ugal-ugalan.

Ah, wisata masa lalu.

"Gimana respon keluarga tuh bocil? Apa mereka sudah tahu?" tanya Alister.

"Sepertinya, sudah, Om. Mata-mata saya melaporkan jika rumah utama mereka sedang tidak karuan gentingnya. Tuan rumah marah besar pagi ini. Mungkin jika Om nambah sedikit sentilan, mereka akan hancur. Boom–" lapor Davis sesuai apa yang dikatakan anak buahnya yang sebagai dia kirim untuk dia jadikan mata-mata di rumah musuh.

"Ditambah, ajuan tender perusahaan mereka pada Khiel's FoodTech sudah saya batalkan pagi ini melalui Debby, sekertaris saya. Beberapa pihak juga mulai goyah berinvestasi pada mereka," tambah Davis dengan tegas.

"Hebat juga kami, Vis. Sangat totalitas untuk Kirana. Ah, memang Davis calon mantu idaman," Goda Kenzo pada Davis yang membuat Alister melirik sepupunya itu sinis.

"Terimakasih, Om. Seujung kuku saja mereka menyentuh Kirana, akan saya hancurkan sampai tinggal nama saja,"

Kenzo tertawa. Dia terlihat bangga pada anak muda satu ini. Cinta memang membuat seseorang bisa berbuat semaunya. Seperti dirinya dulu yang selalu berbuat semaunya untuk mendapatkan cinta sang istri, Helena Liu– maminya Glen.

'Ah, jadi kangen istri tercinta,' ucap Kenzo dalam hatinya.

"Terimakasih, Vis, Glen, sudah bekerja keras untuk Kirana," ucap Alister dengan tulus.

"Kita semua saudara, Om. Aku, Kirana dan yang lainnya akan selalu kompak saling support. Termasuk elo, Vis, we are brothers," ungkap Glen sambil menepuk bahu Davis.

"Benar, Vis. Anggap saja Om ini orang tuamu. Dulu Om sama Papa kamu kenal baik," timpal Kenzo.

Davis tersenyum sekilas, lalu mengangguk dengan hormat. Dia merasakan kehangatan sebuah keluarga dan ini kali pertamanya merasa sentimentil setelah beberapa tahun kehilangan kasih sayang orang tuanya yang sudah berpulang.

"Terima kasih, saya merasa tersanjung," ucap Davis dengan menundukkan tubuhnya.

"Hah,"

Semua menoleh ke arah Alister yang mendesah. Pria dingin itu terlihat duduk tegak kali ini.

"Setalah urusan ini selesai, nikahi Kirana secepatnya. Papi gak mau kalian kebablasan," tegas Alister pada calon menantunya.

Papi? Davis sedikit kaget saat Alister membahasakan dirinya padanya dengan sebutan 'Papi'. Apalagi dia minta menikahi anak perempuan satu-satunya beliau yang sangat dia cinta. Sungguh, Davis serasa mendapatkan tender besar.

"Om yang akan lamarkan kamu, Vis. Tenang saja. Minggu depan kita semua ke Jogja, sebelum sepupu Om ini berubah pikiran," sarkas Kenzo yang langsung mendapatkan dengusan adik sepupunya itu.

"Selamat, Vis. Pasti Mami juga senang liat anak perempuan kesayangannya akan segera menikah," timpal Glen.

"Ah benar, Mami kamu akan senang karena akan melamarkan Davis. Menunggu kamu punya pacar kayaknya mustahil. Mami udah ngomel tuh. Orientasi kamu normal kan, Glen?" omel Kenzo blak-blakan.

Glen cengo mendapatkan tuduhan dari bapaknya sendiri. Tidak menyangka beliau kepikiran sampai jauh seperti itu.

"Normal lah, Pi. Glen sukanya yang empuk-empuk bisa diremes. Mami aja yang gak sabaran. Davis sama Kirana dulu. Kalau udah ketemu jodohnya, pasti Glen nikah juga," cibir Glen pada papinya sendiri.

"Saya akan ke Jogja Minggu depan, Om–"

"Papi, Vis. Mau gak Papi restuin?" ancam Alister. Glen dan Kenzo menahan tawanya, melihat interaksi calon mantu dan calon mertua itu.

Davis menggelengkan kepalanya. Jangan sampai batal restu yang sudah terucap oleh calon mertuanya itu. Mana mungkin dia mau. Hanya tinggal selangkah lagi memiliki Kirana seutuhnya, ya kali batal.

"Jangan, Pi! Saya akan melamar Kirana minggu depan. Terimakasih sudah memberi restu untuk meminang anak gadis Papi,"

"Yasudah, selesaikan semuanya. Jangan sampai kalian menikah, tetapi masih banyak kasus yang belum kelar," Alister sudah pasrah. Dia sangat mempercayai Davis.

"Siap, Pi,"

...****************...

Hotel tempat Audrey menginap mulai ramai dengan beberapa anggota polisi yang datang kesana. Tujuannya adalah untuk menangkap pelaku peneror dan pencemaran nama baik Balerina yang sedang heboh diberitakan.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak? Ada keperluan apa di hotel kami?" sapa manager hotel dengan sopan.

Pemimpin penggebrekan memperlihatkan surat penangkapan. Sang manajer pun paham. Tidak mungkin dia melawan apa yang sudah menjadi prosedur dari kepolisian secara resmi. Bisa bermasalah nanti hotel tempatnya bekerja.

Sang manajer hotel dengan profesional menghubungi pemilik hotel. Ternyata, Alister sang pemilik sudah mengetahui apa yang terjadi. Apalagi beliau mengatakan jika balerina yang menjadi korban adalah anaknya sendiri.

Semua pegawai yang mendengar perkataan Alister di telepon sangat kaget. Kirana dikenal mereka adalah sosok yang baik, sopan dan dermawan. Kirana tidak pernah sombong pada mereka, tetapi ada juga yang tidak menyukai orang sebaik Kirana.

"Baik, kami akan tunjukkan kamar berapa pelaku menginap,"

Sang manager meminta resepsionis mencari data pelanggan di database. Sesuai namanya, mereka menemukan segera nomer kamar dan lantai berapa Audrey menginap.

"Lantai 5 dengan nomer kamar 518, Pak. Mari saya antar,"

Sang manajer memimpin di depan. Dengan sigap memberi akses kepada rombongan polisi yang sedang menjalankan tugasnya itu.

Mereka pun tiba di depan pintu kamar tempat Audrey menginap. Sang manajer yakin Audrey di dalam. Menurut, laporan dari sekuriti, resepsionis dan tim IT, Audrey belum ada pergerakan keluar kamar. Sarapan pun, balerina yang memiliki sifat hitam itu menggunakan room service.

"Silakan, Bapak-bapak, ini kamar orang yang anda cari. Saya akan bantu mengetuknya,"

Suara ketukan terus terdengar. Belum juga ada jawaban dari dalam. Sang manajer tidak menyerah. Dia ketuk dengan lebih keras, hingga suara mesin tap kunci otomatis terdengar dari dalam.

Pintu terbuka, Audrey nampak marah awalnya karena dia sedang stres dan kesal karena pintu kamarnya diketuk dengan tidak sopan. Akan tetapi, kemarahan itu luntur saat melihat pria-pria berpakaian polisi berdiri di belakang pegawai hotel.

"Ma– mau apa kalian?" gugup Audrey yang sudah pucat.

"Anda, kami tangkap!"

...****************...

1
dziyyo
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
kujo monku: udah update ya kak .... 🩷
total 1 replies
Melanie
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
kujo monku: hari ini up sore yaaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!