NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumit

"Mas, apa aku pakai ini saja ya? lihat deh, gaun ini elegan banget, warnanya juga cantik," Helena menunjuk sebuah gaun yang ada di manekin dengan warna biru laut. Tama mendekat ke arah Helena yang tengah kesengsem dengan gaun tersebut.

"Yakin pakai ini?" Tama menegaskan.

"Kenapa? aku nggak cantik ya pakai ini?" Helena menatap Tama.

"Bukan..maksudku kan acaranya sederhana saja kan, pilih yang lebih simple aja," Tama mengutarakan idenya.

Helena terdiam, perdebatan semalam belum usai. Helena adalah salah satu pengusaha ternama di kota ini, jadi akan terasa aneh jika pernikahannya biasa-biasa saja. Helena ingin mewah biar semua tahu bahwa Tama adalah suaminya. Berbeda dengan Helen, Tama hanya ingin prosesi pernikahannya sederhana. Dia belum siap dengan semuanya.

"Kamu masih kekeh dengan ide kamu itu?" ide yang dimaksud adalah pernikahan sederhana.

"Gini lho sayang...ehm...maksudku kita menikah saja dulu ya secara agama, nanti kalau semua sudah bisa aku handle, kita bisa merayakan," alasan Tama tetap sama seperti kemarin-kemarin.

"Jadi apa yang aku bilang belum kamu lakukan? kapan kamu akan ngomong sama Mama kamu kalau kamu akan menikah?"

Tama menarik tangan Helena dengan lembut, dan mengajaknya duduk dengan tenang.

"Jangan marah-marah, kasihan yang ada di dalam perut," Tama melihat ke area perut Helena, masih rata memang. Helena pun ikut melihat perutnya.

"Aku masih butuh waktu sayang...iya pasti aku bilang ke Mama, tapi nanti ya..biar aku pikirkan cara terbaiknya," Tama menenangkan.

"Tapi aku nggak bisa nunggu lama, perutku akan semakin besar nanti," Helena merajuk.

"Ya...ya..makanya, kita menikah dulu secara agama, nanti kalau sudah beres semua kita rayakan, ya?" Tama kembali berusaha menenangkan Helena. "Pilih baju yang simple dan elegan, yang pasti sangat cocok untuk kamu, nanti kalau untuk perayaan bisa lebih dari itu,"

Helena menghembuskan nafas kasar, dan akhirnya mengangguk. Wanita mandiri itu akhirnya harus menurut.

"Tapi aku nggak mau kalau tiba-tiba kamu ninggalin aku,"

"Kan kamu tahu sendiri aku sayang sama kamu," Tama mengelus rambut indah Helena.

Tama mengecek ponselnya dari tas, karena kesibukannya. Tama sampai tidak tahu jika ada panggilan dari Ratih, Ibunya. Tama mengernyit, tidak biasanya Ratih melakukan panggilan sebanyak ini.

"Hallo Ma.." sapa Tama. Helena tengah duduk tak jauh darinya, sedang bermain dengan ponselnya. Helena melihat ke arah Tama yang nampak sedang berbicara serius, laki-laki itu berdiri dan berjalan menjauhinya. Seolah takut jika apa yang dibicarakan akan terdengar olehnya. Beberapa kali Tama memegang dahinya, seolah sedang menenangkan dirinya. Helena tidak mau ikut campur.

Selang sekitar 15 menit, Tama kembali mendekat dan duduk dekat Helena.

"Ada apa? kok mukanya begitu,?" Helena melihat wajah Tama yang nampak cemas. Tama menggeleng, tidak ingin menceritakan pada Helena. Namun wanita itu nampak ingin tahu. Tidak mau ada salah paham dan terjadi perdebatan.

"Mama,"

"Kenapa? kamu sudah bilang ke Mama kamu kalau kamu akan menikah denganku?" Helena semakin penasaran.

Tama menggeleng. "Mama nanyain Binar,"

Helena terdiam sesaat, lalu menghembuskan nafas kasar. Dia cemburu.

"Aku semakin sensitif dengan kehamilan ini, aku cemburu pada orang yang sekarang bukan apa-apa kamu itu,"

"Maaf,"

"Kenapa? bukankah Mama kamu tidak suka dengan dia?"

"Iya...tapi masalahnya, kemarin Mam melihat Binar sama Pak Aksa,"

"Bagus dong, berarti Mama kamu tahu kalau Binar bukan wanita baik-baik. Sampai kapan kamu akan begini mas? sampai kapan kamu akan menyembunyikan perceraian kamu? sampai kapan kamu akan merahasiakan bahwa kamu akan menikah denganku?" Helena menatap Tama dengan tatapan lelah.

"Iya,"

"Jangan iya-iya saja, kalau kamu memang tidak bisa mengatakannya, aku akan melakukannya. Paham kamu mas?" Helena menggertak, dia sudah hilang kesabaran. Inilah Helena, berbeda dengan Binar yang meskipun cerdas, tapi dia sangat santun dan bahkan cenderung suka mengalah dengannya. Selalu bisa menenangkannya, tapi Helena, keras kepala, tangguh dan mandiri. Apa yang dia inginkan harus tercapai, itulah Helena.

"Aku mencintai kamu sayang, beri aku waktu untuk menyelesaikan semua ini...kamu yang sabar ya?"

"Aku nggak bisa terus begini mas," Helena geram.

***

Terdengar suara pintu diketuk, Ratih membuka pintu perlahan. Nampak seorang wanita dengan tinggi semampai, wanita asing yang baru pertama kali dia jumpai.

"Iya, anda siapa? sedang mencari siapa?" tanya Ratih dengan tatapan heran. Helena melepas kacamatnya dan menatap wanita itu, lalu tersenyum penuh dengan rahasia. Inilah Helena, tidak suka bertele-tele, apa yang dia usahakan harus terealisasi.

"Dengan Ibu Ratih?" tanya Helena dengan sopan. Wajah wanita yang ada di depannya itu tenang, lalu mengangguk.

"Saya sendiri,"

"Senang bertemu dengan anda, Bu," Helena menyalami wanita itu.

Percakapan di antara wanita itu mengalir begitu saja, Helena memperkenalkan diri bahwa dia adalah rekan kerja Tama. Sudah setahun ini bekerja sama dengan Tama.

"Maaf ya nak kalau Tama suka merepotkanmu,"

"Oh tidak sama sekali, Bu. Tama orangnya baik,"

"Ah bisa saja nak...ehm...tapi begitulah Tama, hanya sayangnya nasibnya begini,"

"Kenapa Bu?" Helena mengerutkan dahi, inilah yang dia tunggu. Mendapatkan cerita dari Ratih mengenai kehidupan Tama. Dia tidak pernah mendengar secara langsung Tama menceritakan kehidupan pribadinya.

"Sejak dia menikah dengan seseorang, hidup keluarga kita berantakan. Perusahaan yang dirintis Papanya bangkrut, suami saya meninggal, dan dia harus bekerja di bawah perusahaan lain, istrinya tidak mau bekerja dan hanya bermalas-malasan, dia juga tidak mau punya anak, padahal saya tahu sendiri anak saya ingin punya anak. Dulu dia menantu kesayangan saya, tapi dulu...setelah banyak hal menimpa keluarga saya, saya semakin membencinya, dia membawa sial," kenangnya, matanya berkaca-kaca. Dengan sigap, Helena mengambil tisu dan memberikannya untuk Ratih. "Dan yang lebih parah, saya melihat dia selingkuh dengan seseoarng beberapa hari yang lali, hati mana yang tidak sakit?" Ratih menitikkan air matanya. "Saya sangat marah, kenapa dia menjadi seseorang yang tidak punya harga diri sejak menikah"

"Maaf ya Bu, kedatangan saya kesini malah membuat Ibu sedih," Helena memegang kedua tangan Ratih dan mengusapnya lembut.

"Tidak apa-apa nak, Ibu senang ada yang datang. Apalagi kamu rekan kerja anak saya, pasti kamu baik banget sama dia, Ibu nitip dia ya..."

"Iya, Bu"

"Oh ya nak, berapa lama kamu di kota ini?"

"Ehm...nanti balik Bu, karena saya sudha menyelesaikan pekerjaan saya, kebetulan masih ada waktu sebelum jadwal terbang, dan saya ingat mas Tama pernah cerita kalau mas Tama ada Ibu di sini, jadi saya menyempatkan mampir,"

"Sayang sekali, padahal Ibu rasanya cocok sekali dengan kamu,"

"Ah Ibu bisa saja," Helena merasa senang, setidaknya dia sudah bisa mengambil hati Ratih. Mmebuka jalan untuk pernikahannya.

"Nak, kapan-kapan kalau kesini lagi, mampir ya kesini, Ibu akan siapkan makanan kesukaan Tama, kali aja kamu juga suka,"

"Dengan senang hati Bu" Helena tersenyum penuh kemenangan.

1
Sunaryati
Syukurin Tama sepertinya kamu tertipu sikap Helena yang seakan tulus. Perkiraan emak itu hanya sandiwara. Dari kata kita tidak pernah selesai dan hari ini senang, itu seperti ayah biologis anak yang dikandung Helena, dan menjerat Tama uny menikahinya. Jika benar pikiran emak 🤣🤣✋✋
Sunaryati
Semoga kalian berjodoh dan hidup bahagia pada waktu dan Tama hidup dalam penyesalan terdalam
Sunaryati
Ya Binar akan hidup bahagia, sekarang dia hancur karena ulahmu Helena dan ibumu. Sekarang kamu dan Helena nikmati bahagia karena adanya anak yang tumbuh hasil pengkhianatan kamu. Namun selanjutnya Kamu Helena dan keluarga yang akan hancur oleh karma perbuatan kalian.
Sunaryati
Sudah tumbuh benih cinta di hati Binar dan Bos Aksa semoga cepat berkembang subur dan bersatu tanpa banyak rintangan. Ibu Binar segera siuman dan sembuh. Untuk Tama, Helena, dan ibu Tama segera dihampiri karma
Sunaryati
Kalian Tama dan Helena manusia tak berperasaan senang- senang di atas luka hati perempuan. Puas- puasin bermesraan kalian ditempat umum. Mungkin sebentar lagi kalian yang akan hancur menuai karma.
Sunaryati
Emak pastikan hidupmu akan hampa dan rumah tanggamu hambar , karena di hatimu penuh Binar dan kau akan selalu di hantu rasa bersalah. Emak berharap Helena keguguran dan tsk bisa punya anak lagi.
Sunaryati
Binar tidak balas dendam tapi Pak Bos mulai pendekatan, jangan ganggu dan hormati, serta instropeksi diri. Serta tunggu balasan untuk bukan dari tangan Binar tapi secara alami. Emak menunggu juga kehancuran dan penyesalan kamu , dan keluargamu terutama ibumu.
Sunaryati
Sepertinya Tama belum ikhlas jika Binar bersama pria lain. Thoor ibu Binar sakit dan koma gara-gara dengar omongan ibu Tama. Tolong segera beti balasan instan pada Tama, Thoor🙏🙏
Sunaryati
Kebanyakan pengusaha menjodohkan anak- anaknya demi memperkokoh bisnis, bukan kebahagiaan anak- anak . Kebanyakan laki- laki yang dipaksa. Sungguh martabat wanita makin rendah, menawarkan diri bahkan ada yang memaksa, sampai menggunakan cara licik
Sunaryati
Tama , ibunya, dan Helena harapan emak mendapatkan balasan yang pedih sedangkan Selina dan orang tuanya hidup, rukun ,harmonis serta bahagia
Sunaryati
Tama dan Bu Ratih seger mendapatkan teguran atas kedzaliman terhadap Binar dan kedua orang tuanya.
Sunaryati
Bagus Bos lindungi dan sayangi Binar. Buat perusahaan pelakor hancur, saat Tama bergabung di perusahaan istri barunya.
Sunaryati
Maka sekali lagi nasehat emak cari kehidupan pribadi Binar, Nak Aksa. Tak sulit bagimu mengetahui riwayat pribadi karyawan kamu. Cintamu tidak salah Binar, telah bebas, dia telah dicerai suaminya. Balaskan sakit hati Binar dengan menghancurkan usaha Helena dan pecat Tama, mantan suaminya, miskinkan keduanya🙏🙏
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
Sunaryati
Semoga berjalan lancar dan sukses Bos Aksa dengan pendamping sekretaris handal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!