Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
"Gue sih ya gak bakalan ngelarang lo buat ngobrol sama Mami apa enggak, tapi yang jelas kalo lo bilang sama Mami kalo gue apa-apain lo ya yang ada kita bakalan di suruh cepet-cepet nikah," ucap Xavieer dengan mengecup bibir Glory.
Glory yang melihat perlakuan itu terdiam, dia sedang mencerna semua yang sedang terjadi.
Baru saja Glory ingin mendorong Xavieer, tapi sayang tenaganya kalah besar dari Xavieer yang emang Xavieer ini memiliki tubuh yang sangat gagah dan tegap.
Jadi Glory hanya bisa merapatkan bibirnya tak kala lidah Xavieer mulai ingin menerobos masuk ke dalam rongga mulut Glory.
"Buka mulutnya sayang," ucap Xavieer dengan suaranya yang serak-serak basah dan utu membuat Glory jadi kehilangan fokusnya.
"Gak mau, lakuin aja apa yang lo bisa kalo lo pengen ciuman sama gue!" tantang Glory dan dengan senang hati Xavieer menerima tantang itu dari Glory.
Tanpa banyak basa basi Xavieer langsung menggigit bibir bawah Glory dan refleks Glory langsung membuka mulutnya dan lidah Xavieer langsung masuk dan mengabsen satu persatu gigi Glory.
Glory yang awalnya nolak, lama kelamaan dia mulai membalas ciuman Xavieer lebih agresif. Saat kehabisan nafas, Glory langsung menepuk dada Xavieer agar Xavieer mau melepaskan ciuman.
"Ah gila! lo mau gue mati karena kehabisan nafas hah?" tanya Glory yang agak ngegas dan Xavieer terkekeh pelan.
"Emang lo gak malu apa nanti kalo ada kasus kaya gini 'Seorang remaja perempuan meninggal kehabisan nafas karena habis ciuman sama pacarnya' gitu, emangnya lo mau ada berita kaya gitu?" tanya Xavieer dan Glory menabok pelan lengan Xavieer.
"Apaan sih lo gak jelas banget aelah, lagian kan ya yang salah itu lo! kenapa juga cium gue dadakan banget. Mana brutal gitu," oceh Glory yang kesal juga Xavieer ini selalu saja memaksakan kehendaknya.
"Ya kan lo juga bales ciuman gue, agresif banget lagi. Mau sekali lagi dong sayangg," ucap Xavieer dengan mengedepankan mata genitnya kepada Glory.
Glory yang melihat itu serasa ingin muntah, dikira dia imut apa? imut kagak kaya orang cacingan iya!
"Apasih gak jelas banget lo, lo lihat tuh ada telpon dari cewek kecintaan lo itu!" kesal Glory tak kala melihat ponsel Xavieer berbunyi yang menandakan ada seseorang yang nelepon Xavieer yang ternyata di sana tertera nama Amanda.
"Ah males gue angkat telponnya, mendingan lo aja sana gih yang angkat," ucap Xavieer dengan menyerahkan ponselnya kepada Glory.
"Lah ngapain harus gue sih yang angkat telponnya? harusnya lo dong yang tanggung jawab, habis baperin dia masa gak ada kelanjutannya lagi tentang hubungan lo sama di brownies itu," ucap Glory dengan memutar bola matanya malas.
"Brownies siapa sih?" tanya Xavieer.
"Ya itu si Amanda, masa iya sih lo yang belain dorong gue dari tangga demi si Amanda itu terus ceweknya gak lo pacarin. Jadi masalah lo itu apa sama gue sampe-sampe lo bisa dorong gue hah?" tanya Glory agak ngegas.
Jujur saja sebenarnya Glory ini masih tidak terima dengan perlakuan kasar Xavieer kepada dirinya dulu.
"Dengerin gue ya Glory, gue sama dia itu pure cuman temenan dan gak lebih. Buat masalah lo jatuh dari tangga gue minta maaf banget karena gue gak sengaja," ucap Xavieer yang mencoba menjelaskan kepada Glory.
Glory yang mendengar semua penjelasan dari Xavieer memutar bola matanya malas, rasanya sangat malas sekali mendengar semua ucapan yang menjengkelkan dari Xavieer ini.
"Tapi intinya lo tetep dorong gue Xavieer, ah udahlah tadinya mood gue bagus banget ke pantai. Sekarang lo malah bikin ancur!" kesal Glory yang memang moodnya hari ini langsung turun anjlok dan tidak ada mood untuk bermain-main di pantai.
"Mood perempuan emang gampang banget buat berubah ya? padahal tadi lo yang paling excited buat main ke pantai, eh sekarang lo malah biasa aja dan yang ada lo malah ngambek," heran Xavieer dengan perubahan mood Glory.
"Ya habisnya lo itu nyebelin banget sumpah, harusnya lo itu sadar diri dong! gara-gara lo gue jadi masuk ke rumah sakit dan oh ya emang lo pernah jenguk gue di rumah sakit hah?" tanya Glory dan itu membuat Xavieer terdiam.
"Nah diem kan lo? sekarang gini aja deh, karena kita udah terlanjur ke pantai ya gue gak masalah harus main sama lo. Tapi gue bisa jamin ini adalah terakhir kalinya kita main bareng berdua!" ucap Glory yang kekeh ini akan menjadi waktu terakhir untuk mereka berdua bermain bersama.
"Lah mana bisa gitu dong, kan lo itu tunangan gue dan lo harus tetep sama gue. Gimana sih," ucap Xavieer yang tidak terima dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Glory.
"Yeh itu kan dulu gue tunangan lo, sekarang mah beda lagi. Kan lo udah ada temen kesayangan lo itu, nah jadi ya udah lo sama dia aja gak usah sama gue!" ucap Glory dan Xavieer lagi-lagi menghela nafas pelan.
"Bisa gak sih lo gak usah bawa-bawa dia ke dalam masalah kita? dia gak tahu apa-apa!" ucap Xavieer dengan tegas.
"Hahahaha lo selalu aja belain si pelakor itu dari pada pacar lo sendiri, jadi sekarang ya udah lo kalo emang mau sama temen kecil lo itu ya udah gak usah sama gue!" ucap Glory yang lagi-lagi membuat Xavieer langsung mengalihkan topik.
"Udah lah jangan bahas itu lagi, sekarang lo ganti baju dan kita siap-siap main air. Dari pada lo di sini terus dan berakhir ngajak gue debat mulu," ucap Xavieer dan dia turun dari mobil.
Glory yang diperlakukan seperti itu sedikit kesal, tapi apa yang dibilang oleh Xavieer tidak salah juga. Ngapain juga mempermasalah hal yang memang sudah jadi tabiat nya? mau tak mau Glory turun dan mengikuti Xavieer dari belakang.
🌹🌹🌹🌹🌹