Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 Tidak Sebahagia Itu
Rasyid yang sudah kembali berada di parkiran membuka pintu mobil untuk Mikayla
"Mikhayla kamu tunggu sebentar di sini, Papa mau ke toilet dulu," ucap Rasyid.
"Baik. Pa," jawab Mikayla.
"Bibi kamu tolong jaga Mikayla dan jangan biarkan dia keluar dari mobil," ucap Rasyid memberi perintah kepada asisten rumah tangga yang memang sejak tadi berada di mobil duduk di kursi belakang.
"Baik tuan," jawab wanita berusia 40 tahunan itu. Rasyid kemudian langsung meninggalkan tempat tersebut menuju toilet.
Lulu baru saja selesai dari toilet dan bahkan sempat memperbaiki riasannya di depan cermin dan kemudian dia langsung keluar dari toilet tersebut dan siapa sangka berpapasan dengan Rasyid yang ingin memasuki toilet pria yang memang tempatnya bersebelahan.
Rasyid dan Lulu sama-sama menghentikan langkah dengan keduanya saling melihat yg pasti saling mengenal 1 sama lain. Lulu ternyata tidak mengeluarkan suara sama sekali, seolah tidak kenal yang langsung berlalu dari hadapan Rasyid dan sementara Rasyid masih berdiri di tempatnya yang menoleh ke belakang melihat kepergian Lulu.
Terlihat dari tatapan mata Lulu bahwa dia masih sangat begitu membenci Rasyid. Kebencian itu menurut Lulu adalah hal yang wajar dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Lulu bahkan menjadi saksi bagaimana sepupunya disakiti oleh pria yang baru saja dia temui.
Rasyid menghela nafas dan kemudian memasuki toilet tersebut.
Lulu kembali ke meja mereka menghampiri ibu dan anak itu yang masih menikmati makan siang keduanya.
"Kamu kenapa Lulu?" tanya Cilla melihat raut wajah itu tampak begitu cemas.
"Tidak apa-apa. Aku baru saja bertemu dengan seseorang yang paling menyebalkan di dunia dan aku tidak tahu kenapa Tuhan terus saja membuat aku melihat wajahnya," jawab Lulu terlihat begitu sangat kesal.
"Memang siapa dia sampai kamu semarah itu?" tanya Cilla.
"Jika kamu juga bertemu dengannya pasti akan marah," jawab Lulu membuat Cilla justru semakin bingung dengan mengerutkan dahi.
Cilla merasa ada yang aneh, perasaan dia tidak memiliki musuh di Indonesia dan kenapa juga harus ikut-ikutan kesal seperti Lulu.
"Tetapi sepertinya aku salah, perasaan itu sudah mati dan tidak mungkin ada rasa seperti itu," batin Lulu.
"Sudahlah lupakan saja tentang orang yang aku temui dan sebaiknya kita lanjutkan saja makan. Aku juga sangat berharap kamu tidak akan pernah bertemu dengan orang seperti itu," ucap Lulu.
Cilla semakin bingung dengan semua perkataan Lulu dan sementara Gama sejak tadi makan begitu lahap yang tidak perlu mau tahu bagaimana pembicaraan orang dewasa.
Sementara Rasyid yang akhirnya sudah kembali pulang bersama dengan Mikayla dan juga asisten rumah tangga yang mana keduanya keluar dari mobil dan pintu rumah langsung dibuka. Metta berdiri di depan pintu.
"Mama!" Mikayla langsung menghampiri Metta.
"Ini. Tadi Mikayla tidak lupa mampir di Restoran kesukaan Mama dan membawakan Mama ayam goreng madu," ucap Mikayla terlihat begitu excited menunjukkan paper baik tersebut.
"Makasih Rasyid kamu sudah mau mampir untuk membeli makanan kesukaanku," ucap Metta.
"Bukan aku, tetapi Mikayla. Dia tampak mencemaskan kamu yang beberapa hari ini tidak nafsu makan, lalu menyuruhku mampir ke Restoran tersebut dan membeli makanan kesukaan kamu. Metta kamu sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi. Jangan membuat putri kamu khawatir dengan tingkah kamu. Makanlah," ucap Rasyid dengan datar berbicara kepada Metta dan bahkan tidak ada kontak mata diantara mereka.
Rasyid menghela nafas dan kemudian berjongkok di depan Mikayla.
"Mikayla Papa pulang dulu. Kamu tidurnya jangan terlalu malam dan jangan lupa besok pagi sarapan sebelum pergi ke sekolah," ucap Rasyid.
"Papa akan menjemput Mikayla?" tanya Mikayla.
"Papa besok jam 07.00 ada meeting. Jadi tidak sempat menjemput kamu. Kamu bisa berangkat bersama dengan supir," jawab Rasyid.
"Baik. Pa," ucap Mikayla yang tampak begitu pengertian membuat Rasyid tersenyum dan kemudian kembali pergi.
Tanpa berpamitan pada Metta, Rasyid langsung pergi dan Metta menyusul Rasyid dengan menghentikan Rasyid memegang tangan Rasyid. Namun, langsung dilepaskan oleh Rasyid.
"Sudah 8 tahun Rasyid dan kamu masih tetap bersikap dingin kepadaku. Kamu bisa hangat kepada Mikayla dan tidak denganku, apa salahnya kamu hidup bersamaku dan tinggal satu atap denganku dan juga Mikayla yang sangat membutuhkan ayahnya," ucap Metta dengan raut wajahnya tampak sendu dan terasa begitu hampa.
"Jangan pernah lupa mengapa pernikahan ini bisa terjadi. Aku hanya memiliki tanggung jawab kepada Mikayla dan bukan kepada kamu. Jadi jangan pernah menuntut apapun dariku. 1 lagi, daripada kamu memikirkan bagaimana tentang hubungan kita dan ada sebaiknya kamu sebagai seorang ibu lebih mencurahkan perhatian kamu kepada putri kamu sendiri dibandingkan kamu memikirkan diri sendiri!" tegas Rasyid membuat Metta terdiam.
"Metta pernikahan hanya sebuah status dan tidak akan ada yang pernah berubah, di awal pernikahan sampai hari ini!" tegas Rasyid.
Rasyid tidak banyak berbicara dan langsung berlalu dari hadapan Metta dengan memasuki mobilnya.
Mikayla yang ternyata berlari menyusul Metta dengan memegang tangan Metta.
"Mama ayo masuk ke dalam, di luar sangat dingin dan tidak cocok untuk kesehatan Mama. Kita sebaiknya langsung saja makan ayam gorengnya mumpung masih hangat," ucap Mikayla.
"Mama tidak lapar dan kamu saja yang makan," jawabnya begitu datar dan langsung memasuki rumah.
Raut wajah Mikayla terlihat begitu sedih saat dia sangat excited agar ibunya mau makan dan ternyata Metta tidak bisa menghargai apa yang diberikan putrinya.
"Nona ayo kita langsung masuk saja. Nona harus secepatnya berganti seragam sekolah," ucap Bibi mencoba untuk membujuk agar tidak ada kesedihan di wajah gadis cantik yang selalu berusaha untuk ada untuk Metta.
"Apa Mama dan Papa bertengkar lagi sampai Mama marah kepada Mikayla?" tanya Mikayla dengan kesedihan di wajahnya yang tidak bisa dia sembunyikan.
"Tidak Mikayla. Mama sedang sakit dan bukankah seseorang yang sakit pasti suasana hatinya tidak baik-baik saja. Mama mungkin hanya butuh istirahat dan sebentar lagi juga pasti akan makan," Bibi hanya berusaha agar anak kecil itu tidak terlalu kecewa.
"Mikayla akan berusaha membujuk Papa untuk tinggal bersama kita. Agar Mama tidak terus sedih seperti ini," ucap Mikayla tampak dewasa menyikapi ibunya yang seperti anak kecil dan hanya mementingkan bagaimana perasaan dan cinta buta.
Raut wajah pembantu Itu tampak sedih dan hanya tersenyum berusaha untuk menghibur anak kecil itu
****
Cilla menyelimuti putranya di Apartemen mereka. Cilla dan Gama memang memilih untuk tinggal di Apartemen berdua daripada tinggal di kediaman kakeknya yang pasti kehadiran mereka sangat ditunggu dan diinginkan untuk berada di sana apalagi melihat kehadiran Gama yang sangat begitu menggemaskan.
Tetapi Cilla benar-benar ingin mandiri dan toko kue yang baru saja dia dirikan juga sangat dekat dengan Apartemen dan mempermudahkan dia untuk mengurus segalanya bersama dengan putranya.
Cilla juga tetap menjalankan hobinya sebagai seorang pelukis dengan lukisan yang sudah sangat laku di pasaran bahkan sampai ke mancanegara.
Cilla mencium lembut kening putranya itu, "tidur yang nyenyak sayang. Bunda sayang sama kamu," ucap Cilla.
Gama tidak terbangun sama sekali, sebelum dia tidur memang selalu bercerita dengan Cilla sampai akhirnya Gama tertidur. Gama satu-satunya orang yang berada di sisi Cilla selama ini.
Bersambung......
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla