Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Natasha berdiri lalu melangkah masuk kedalam kamar mandi dengan memendam perasaan kesal,dalam hatinya dia menyimpan amarah yang dalam,Carla menunggu Natasha didepan pintu kamar mandi.
"Kamu tidak punya jawaban?"tanya Carla
"Memangnya apa yang sudah kamu lakukan padanya?"tanya Natasha
"Aku tanya sekali Nat,siapa dia?jawab?!"tanya Carla sambil membentak
"Istri sah Imran."jawab Natasha sambil mengeluarkan baju dari dalam almari
Carla terdiam dan melangkah mundur dua kali,dia membalikkan badan lalu berjalan menuruni tangga,pikirannya mengingat kembali saat Maher memecatnya dan mengatakan jika dia sudah melakukan sesuatu yang fatal.
Carla menemui Misi lalu menceritakan semua,dia juga menyatakan jika dia ingin pindah keluar kota mencari pekerjaan disana,Misi hanya bisa memberi suport dan menggenggam tangannya.
"Pergilah,aku mendukungmu,mengenai Natasha aku juga juga akan fikirkan untuk tidak banyak terlibat."kata Misi
Carla pergi meninggalkan Misi,dia berencana untuk segera pindah mungkin kampung halamannya bisa menerima kembali kehadirannya.Misi sendiri masih berfikir namun dia juga melangkah mencari tujuan hidupnya.
"Papa,aku siap kembali keperusahaan."kata Misi
"Bagus Nak,Papa harap kamu bisa ."kata Papa Misi
Misi menutup ponselnya lalu melangkah menyusuri jalan dengan pandangan lurus kedepan dan sedikit melamun saat menyeberang hingga membuatnya tertabrak mobil.
"Ciiiiittt."terdengar suara mobil berhenti,membuat Misi melindungi kepala dengan menggunakan tas.
Didalam mobil Maher merasakan jantungnya berpacu dengan cepat,dia keluar dan membantu Misi bangun.
"Sorry,kamu gak papa?apa ada yang terluka?"tanya Maher
"Maaf,aku yang salah,tadi aku melamun,sekali lagi maaf."kata Misi
Maher membantu Misi berdiri,dia melihat lengan dan jari Misi lecet lalu buru-buru mengambil kotak p3k dan mengajak Misi duduk ditepi jalan.
"Apa perlu kerumah sakit?"tanya Maher
"Ah tidak usah,hanya lecet sedikit."jawab Misi sambil tersenyum
Melihat senyum Misi membuat hati Maher terasa cenat cenut,dia merasakan ada yang aneh saat melihat Misi tersenyum.
"Kamu mau kemana?"tanya Maher
"Tadi baru saja ketemu kawan,terus mau....jawab Misi belum selesai
"Mau makan siang?"tanya Maher
Misi tersenyum menatap Maher,ada perasaan kagum karena melihat ketampanan Maher,dia berusaha bangun dibantu oleh Maher.
"Bagaimana?"tanya Maher
"Boleh,dimana?"tanya Misi
Maher mencoba menguji Misi,dia mengajak Misi makan diwarung makan biasa dan ternyata Misi merasa senang,apalagi dia merasakan makanannya enak,selama berteman dengan Natasha dia selalu menjaga pergaulan dan enggan makan diwarung biasa.
"Kamu menyukainya?"tanya Maher
"Ehm,rasanya enak banget,sorry aku baru pertama kali makan disini."jawab Misi
Maher tersenyum melihat Misi makan dengan lahap dan menghabiskan pesanannya,bagi dia sangat menyayangkan makanan disisakan.Maher dan Misi menghabiskan waktu sampai ponsel Maher berbunyi.
"Apa?"tanya Maher
"Kamu dimana?"tanya Imran
"Aku masih diluar."jawab Maher
Misi melihat Maher menjawab dengan suara pelan,dia sendiri memainkan ponsel sesekali matanya mencuri pandang kearah Maher,mereka berdua sepakat untuk menjalin pertemanan senyamannya dengan bertukar nomor ponsel.
Diruangan Imran terlihat berantakan karena baru saja terjadi perselisihan antara Imran dengan Natasha,Imran mengendurkan tali dasi yang mengikat lalu menghempaskan tubuhnya dikursi,dia menutup mata berkali-kali berharap Azalea menghubunginya sekedar memberinya semangat.
Imran mendengar suara pintu diketuk dari luar,Imran berdiri lalu berjalan membuka pintu,terlihat Arman sedang membawa ponsel dan memberikan kepada Imran dengan memasang wajah bengong dan tidak percaya.
"Maaf Pak,Lea ingin bicara katanya ponsel Bapak tidak bisa dihubungi."kata Arman
"Lea,ada apa?"tanya Imran
"Aku dilobi."jawab Azalea
"Aku jemput kamu."kata Imran sambil berlari setelah memberikan ponsel kepada Arman
Arman masih belum mengerti dengan keadaan saat ini,dalam hatinya hanya bertanya mengapa Imran panik dan mengapa Azalea menghubungi Imran.
Azalea berdiri menghadap arah jalan,dia berbalik saat mendengar namanya dipanggil seseorang,dan ternyata Maher yang memanggilnya.
"Lea."panggil.Maher
"Kamu dari mana?kok sendirian?"tanya Lea
"Ayo naik,aku hanya makan."jawab Maher
Azalea tersenyum meski matanya masih terlihat sembab,dia menutupnya dengan kacamata bening dan menambah kesan manis.Saat pintu lift terbuka Azalea dan Maher berpapasan dengan Imran yang berniat ingin menjemput Azalea.
"Lea,kamu kemari?"tanya Imran
"Aku bosan dirumah,apa aku boleh kerja lagi?"tanya Azalea
Imran dan Maher saling pandang lalu tersenyum karena merasa kekurangan tenaga,saat lift kembali terbuka mereka sudah berada dilantai yang dituju,Azalea melangkah lebih dulu dengan perasaan gembira karena akhirnya bisa bertemu dengan Arman yang konyol.
"Arman."panggil Azalea
"Lea,kamu sudah baikan?"tanya Arman sambil menyambut tangan Azalea
Melihat Arman memegang tangan Lea membuat Imran hanya bisa menahan rasa kesalnya,dia mengeratkan tangan dan perubahan wajahnya dilihat oleh Maher.
"Ingat!kamu juga dulu pernah melakukan hal yang sama,bahkan lebih sadis,dan ingat juga publik tahu istrimu Natasha!"kata Maher mengingatkan
Maher melangkah lebih dahulu,dia bergabung dengan Arman dan Azalea sementara Imran kembali mengingat masa lalunya,waktu itu dia sengaja mencumbu Natasha tepat didepan Azalea namun pandangan Imran terus menatap kearah Azalea,dia hanya ingin mengujinya sejauh mana Azalea bisa bertahan tanpa merasa cemburu.Saat ini Imran baru merasakan,beginilah rasanya cemburu melihat istrinya bergenggaman tangan dengan laki-laki lain apapun statusnya.
Imran masuk kedalam ruang kerjanya,dia memanggil Maher meminta agar membereskan ruangannya,Maher hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Apa yang terjadi?apa ada maling masuk?"tanya Maher
"Natasha mengamuk."jawab Maher singkat
"Dan kamu masih memanjakannya?"tanya Maher
Imran tidak menjawab,dia menutup wajah dengan tangan seakan tidak peduli dengan apa yang terjadi,dia juga tidak sadar saat Maher membawa Azalea masuk kedalam ruangan Imran.
"Apa ada gempa bumi tadi?"tanya Azalea dengan menahan suaranya
"Anggap saja begitu."jawab Maher
Azalea menarik lengan bajunya lalu mulai membereskan ruangan dengan menata satu per satu benda yang terjatuh,hingga tanpa sadar dia menyenggol vas bunga diatas rak kecil
"Praannnnkkk."suara vas bunga pecah menjadi kepingan kecil hingga membangunkan Imran yang terlelap sebentar,Azalea dan Maher saling pandang berharap Imran tidak menyadari keberadaan mereka namun mereka salah,Imran sudah bangun dengan memasang senyum melihat tingkah istri dan bawahannya.
"Sampai kapan kalian akan bicara dengan berbisik?"tanya Imran
"Pastinya sampai menunggu kejelasan status Azalea."jawab Imran
"Maksud kamu apa?"tanya Lea sambil melempar Maher dengan kemoceng
"Tidak ada,hanya bercanda."jawab Maher
Azalea kembali merapikan ruang kantor Imran,dia membuang pecahan kaca dan saat tangannya menyentuh pecahan dia menemukan nama Natasha dan Imran tertulis divas bunga.
"Maaf Mas,aku gak sengaja."kata Azalea