"inget, ini rahasia kita!. ngga ada yang boleh tau, sampai ini benar benar berakhir." ucap dikara dengan nafas menderu.
"kenapa? lo takut, atau karna ngerasa ngga akan seru lagi kalau ini sampai bocor. hm?." seringai licik terbit dari bibir lembab lengkara, pemuda 17 tahun yang kini sedang merengkuh pinggang gadis yang menjadi rivalnya selama 3 tahun.
Dan saat ini mereka sedang menjalin hubungan rahasia yang mereka sembunyikan dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRIMADONA GARDAPATI
Jam pertama sudah berlalu, dan kini waktu istirahat sudah tiba di mana hampir seluruh siswa siswi berada di kantin saat ini.
"Gila ya kar, baru hari pertama aja lo udah jadi trending di grup sekolah. Gimana besok, besok lagi. Gue emang beruntung punya teman famous kayak lo ini, gue suka." Kata kaena sembari menunjuk kan beberapa foto candid dikara yang sudah di unggah ke grup sekolah dengan judul....
'DIKARA MICIELA' SI KANDIDAT TERKUAT UNTUK JADI PRIMADONA BARU DI GARDAPATI.
ANGKATAN BARU DENGAN VISUAL YANG MENJANJIKAN, 'PERFECT'
'BAD GIRL' APA KAH ITU DIA?.
Di kolom komentar sudah di penuhi oleh berbagai macam reaksi, termasuk pertanyaan di mana selama ini dikara berada?.
Pasalnya baru kali ini mereka melihat dikara, karna biasanya mereka pasti update tentang wajah wajah unggulan di setiap sekolah.
"Kok mereka bisa tau ya nama gue ya? Padahal kan selama ini gue ngga se famous itu, lagi pula.."
"Ck." Ucapannya kaena potong. "Lagian ya kar, gimana mereka ngga tau coba. Ini itu GARDAPATI woey, di mana hampir semua yang sekolah di sini bakalan nyari tau calon calon adik kelas mereka pas daftar kemarin. Jadi ngga heran aja kalau mereka bisa tau nama lo, bahkan nama gue juga, kalau mereka kepo."
Tak lama dari itu, kaena kembali bersuara.
"What? Ternyata di bawah nama lo sama lengakara masih ada nama lagi yang jadi buah bibir." Kaena kembali mendekat, memperlihat kan ponselnya yang memberita kan tentang siswi lain.
'PERI YANG CANTIK' DAN LULUSAN PESANTREN, KINI DATANG KE GARDAPATI!.
TIPE CEWEK YANG DI BENTAK DIKIT LANGSUNG NANGIS...
AURA LEMAH LEMBUTNYA BEGITU TERPANCAR.
"Ini kan cewek yang tadi gue liat bareng lengkara, mereka serumah?."
"Hm, setau gue sih masih saudara."
"Ha? Maksudnya gimana, bukannya lo bilang mereka pacaran ya."
"Iya, kan ngga apa apa selagi bukan sedarah aja."
"Ih, kalau gue sih ngga mau ya punya pacar atau suami dari kalangan sepupu. Amit amit, mending nyari yang lain aja!." Kaena bergidik mendengar pengakuan dikara itu.
"Loh emangnya kenapa? Bokap sama nyokap gue aja sepupuan, walau pun jatuhnya udah jauh banget."
"Ya, gimana ya kar. Lo bayangin aja pas kumpul keluarga, pasti bakalan ada sesi ngeroasting gitu dan gue ngga mau kalau gue sama cowok itu jadi bahannya."
Dikara terkekeh, tak habis pikir jika kaena akan berpikir sampai ke situ.
"Ekhem....boleh gabung ngga?." Kedua gadis itu menoleh, dan memdapat kan arnav serta...varen berdiri di samping mereka, lebih tepatnya baru saja berdiri di sana.
"Eh ketos, iya ada apa ya kak?." Tatapan kaena langsung berbinar, kapan lagi bisa dekat dengan dua sosok ini. Apa lagi yang ada di belakang si ketos, sosok dingin yang jarang berbicara banyak.
"Ini, kita berdua boleh gabung ngga?. Kebetulan semua meja udah ada yang isi, dan karna meja kalian yang paling dekat, makanya kita izin gabung."
"Oh boleh kok boleh, ayo silahkan. Ngga apa apa kan kar? Mereka boleh gabung kan, kasihan tau!." Dikara hanya mengangguk sebagai tanggapan, dan selanjutnya kedua pemuda itu sudah bergabung di meja mereka.
"Btw, gue belum tau nama kalian."
"Oh iya kak, kenalin nama gue kaena. Ini teman gue namanya kara." Kaena bersemangat, apa lagi saat berkenalan dengan varen.
"Varen."
"Dikara."
Lagi lagi keduanya saling tatap beberapa saat, sebelum kaena kembali bersuara.
"Kar, jangan bilang lo ngga ngenalin kak varen."
Memdengar itu, baik varen atau dikara langsung menoleh.
"Kenal? Maksudnya."dikara bingung, begitu pun juga dengan varen.
" iya, lo lupa kali ya kar. Ini itu kan kak varen, varendra yang dulu sekolahnya hadap hadapan sama sekolah kita pas TK. Itu loh anak cowok yang lo bilang penunggu pohon, karna sering banget mojok di sana pas jam istirahat."
"APA?."
Itu arnav, yang melongo tak percaya.
"Oh jadi lo cewek itu yang jadi cin...huek." ucapan pemuda itu terputus, kala mulutnya sudah di sumpal dengan sepotong sandwich, dan pelakunya tentu saja varen.
Bisa bisanya arnav ingin membocor kan hal itu, pada dikara lagi.
Tak jauh dari meja mereka, ada seseorang yang merasa penasaran dengan kedekatan yang terjalin di antara 4 orang itu.