My Doctor'S Bastard

Shinee tahu menghadapi keluarga Carter bukanlah hal yang mudah, apalagi memang benar bahwa saat ini statusnya masih menjadi suami Vella. Berkas perceraian mereka belum masuk ke kantor catatan sipil.

Apapun pembelaan Shinee, semuanya hanya akan terdengar seperti bualan.

"Pergi sekarang juga dan jangan pernah tunjukkan wajahmu lagi, dan jangan pernah sebut nama anakku dengan mulut kotornya," usir Daddy Nickolas, sebenarnya dia adalah pria yang begitu baik. Tapi ketika keluarganya dipermainkan seperti ini Daddy Nickolas tak akan tinggal diam, kebaikan itu bisa saja berubah jadi pembalasan yang tak terkira.

"Maafkan aku Om, aku tahu aku salah."

"Cukup, jangan membuatku semakin muak." Daddy Nickolas bangkit dari duduknya dan memanggil penjaga keamanan rumah ini.

Shinee belum mendapatkan informasi apapun, tapi keadaan sudah tidak memungkinkan untuknya tetap beredar di rumah ini. Bahkan Shinee harus menghadapi juga kemarahan seluruh keluarga sang kekasih.

Pada akhirnya Shinee hanya mampu melihat Daddy Nickolas yang pergi meninggalkannya begitu saja, sementara dua penjaga keamanan telah bersiap untuk menariknya keluar.

'Ya Tuhan, dimana Laura,' batin Shinee, daddanya terasa semakin sesak. Seolah kehilangan sebagian hidupnya, mendadak terasa hampa di hati.

Kehilangan yang tiba-tiba membuatnya tak bisa menerima kenyataan ini.

Setelah Shinee benar-benar keluar dari kediamannya, Daddy Nickolas langsung masuk ke ruang kerja. Hal pertama kali yang dia lakukan adalah menghubungi sang anak, Laura yang kini telah begitu jauh dari perlindungannya.

Sering ponsel di atas nakas membuat Laura langsung bangun, padahal baru beberapa menit dia berbaring di ranjangnya. Perjalan panjang yang baru saja dia lakukan menguras seluruh tenaga, terlebih lelah di hati yang semakin membuatnya tak berdaya.

"Daddy Nick, Lau. Mungkin Daddy ingin bertanya kita sudah tiba di apartemen atau belum," ucap Celine, justru dia yang lebih dulu melihat ponsel Laura. Celine datang dengan membawa segelas air putih untuk sahabatnya tersebut, kini Celine rasanya ingin selalu memperlakukan Laura seperti ratu. Celine bahkan akan rela menjadi buddak sang sahabat, asalkan Laura bisa sembuh.

Celine juga mengulurkan ponsel itu untuk Laura.

"Aku bisa ambil sendiri," ucap Laura.

"Tidak usah banyak omong, cepat angkat teleponnya."

Laura segera menjawab panggilan telepon tersebut. "Halo, Dad," ucap Laura yang suaranya dibuat seceria mungkin.

Daddy Nickolas justru tidak langsung menjawab ucapan sang anak, dia lebih dulu menarik dan membuang nafasnya agar bisa tenang setelah semua yang terjadi. "Laura, kamu sudah tiba di apartemen, Nak?" tanya Daddy Nickolas.

"Sudah Dad, baru saja tiba. Tadi om Dicky juga baru saja pergi," jawab Laura, om Dicky adalah orang kepercayaan Daddy Nickolas yang diperintahkan untuk menemani Laura dan Celine di Amerika. Jika butuh apapun maka Dicky lah yang akan mengabulkannya.

"Lau, Daddy ingin bertanya satu hal padamu," ucap Daddy Nickolas yang suaranya berubah jadi serius. Bahkan hanya mendengar suaranya saja, Laura bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan sang ayah dan ini pasti menyangkut tentang dirinya.

"Apa Dad?" balas Laura kemudian.

"Jangan bohongi Daddy dan jawablah dengan jujur."

"Iya Dad," balas Laura, dia menjawab sebab sang ayah memberi jeda atas ucapannya.

Dan di detik berikutnya, ucapan Daddy Nickolas berhasil membuat Laura terdiam seribu bahasa.

"Lau, apa kamu memiliki hubungan dengan Shinee Wu?"