NovelToon NovelToon
Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / Cintapertama
Popularitas:748
Nilai: 5
Nama Author: secretwriter25

Seraphina dan Selina adalah gadis kembar dengan penampilan fisik yang sangat berbeda. Selina sangat cantik sehingga siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan kecantikan gadis itu. Namun berbanding terbalik dengan Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora yang disembunyikan dari dunia karena terlahir buruk rupa. Sejak kecil ia hidup di balik bayang-bayang saudari kembarnya, si cantik yang di gadang-gadang akan menjadi pewaris Callenora Group.

Keluarga Callenora dan Altair menjalin kerja sama besar, sebuah perjanjian yang mengharuskan Orion—putra tunggal keluarga Altair menikahi salah satu putri Callenora. Semua orang mengira Selina yang akan menjadi istri Orion. Tapi di hari pertunangan, Orion mengejutkan semua orang—ia memilih Seraphina.

Keputusan itu membuat seluruh elite bisnis gempar. Mereka menganggap Orion gila karena memilih wanita buruk rupa. Apa yang menjadi penyebab Orion memilih Seraphina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretwriter25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Bimbang

Tangan Seraphina mendadak dingin. Ia meremas erat jemarinya saat merasakan tatapan tajam dari orang-orang di sekitarnya. Semua tatapan itu menatapnya begitu hina, membisikkan cacian dan makian. Ah, dia benci dengan tatapan itu. Dia benci saat orang-orang menatapnya, seolah ia seonggok tai.

"Kamu gila, Orion?" Selina meringsek maju, menatap Orion dengan sorot terluka, seolah ia seorang gadis yang baru saja dicampakkan oleh kekasihnya.

"Menggelikan!" umpat Seraphina dalam hati.

"Kamu lebih memilih Sera daripada aku?" Selina tertawa getir. "Lihatt!" Ia meraih wajah Seraphina dengan kasar, menekan pipi gadis itu dan memaksanya mendongakkan kepala.

“Kamu memilih gadis berwajah buruk rupa seperti ini? Buka matamu dengan lebar, Orion! Manusia normal akan mual jika melihat wajahnya!” ucap Selina diiringi tawa mengejek.

Orion menarik tangan Selina lalu mencengkramnya erat. “Berhenti menyakiti calon istriku, Selina!” tegasnya.

Orion tiba-tiba mendorong tubuh Selina hingga gadis itu terhuyung mundur, matanya membulat tak percaya. Dalam satu gerakan tegas, Orion menarik Seraphina ke dalam pelukannya—erat, seolah ingin melindunginya dari seluruh dunia.

Tanpa menunda, ia merogoh saku jasnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil beludru hitam. Klik—bunyi penutupnya terbuka. Di depan semua orang, Orion menggenggam tangan Seraphina, lalu menyematkan cincin itu di jari manisnya.

Suasana seketika membeku. Seluruh tamu undangan menatap Orion tak percaya. Jika cincin sudah tersemat di jari manis Seraphina itu artinya—tidak akan ada yang berani menyentuh gadis itu lagi.

Seraphina terpaku. Napasnya tertahan di tenggorokan, sementara debar jantungnya beradu dengan keheningan yang tiba-tiba menggantung di ruangan itu. Ia tak sempat berpikir—tak sempat menolak. Jemarinya masih bergetar, merasakan dingin logam yang kini melingkar di jari manisnya.

Sementara Selina membeku di tempatnya, wajahnya memucat bagai kehilangan arah. Orion yang masih memeluk tubuh Seraphina sama sekali tidak menatap ke arahnya lagi, seolah dengan satu cincin itu ia telah menegaskan segalanya—siapa yang ia pilih dan siapa yang ia lindungi. Dan itu artinya—dia sudah kalah telak.

Suara napas dan bisik-bisik tak percaya dari para tamu semakin terdengar jelas.

“Dia… memilih gadis itu?”

“Bagaimana mungkin? Bukankah seharusnya Selina yang dia piih?”

“Wajahnya bahkan…” Bisikan itu menusuk tajam di telinga Seraphina, membuat dadanya sesak.

Orion mengeratkan pelukannya pada tubuh Seraphina. Ia menatap lekat manik Seraphina, seolah menjelaskan kalau ia seperti dinding yang melindunginya dari segala arah.

Selina berdiri terpaku, kedua tangannya gemetar. Matanya memerah, penuh emosi.

“Tidak mungkin…” ucapnya parau. “Ini pasti lelucon, kan, Orion?”

Orion menatapnya dingin. “Aku tidak pernah bercanda soal pilihan hidupku.”

“Pilihan hidupmu?” Selina tertawa pahit. “Kau bahkan tidak mengenalnya!”

Langkah Selina maju, tapi segera terhenti ketika tatapan Orion menajam—tatapan yang memerintah, mematikan setiap kata yang ingin keluar.

“Cukup Selina! Kamu juga tidak mengenalku, kan?” ucapnya.

Selina memang hanya pernah bertemu Orion sesekali, dalam acara bisnis dan Orion pun hanya menyapa Selina sekilas. Dia ingin menjalin hubungan saat pertunangan mereka benar-benar sudah resmi.

Seraphina merasa tubuhnya gemetar, wajahnya memanas. Ia menunduk, tidak berani menatap siapa pun.

Orion mencondongkan wajahnya sedikit, berbisik lembut. “Angkat kepalamu, Sera. Jangan biarkan mereka mempermalukanmu.”

“Mama menyambutmu sebagai calon istri Orion, sayang…” Isadora melangkah maju, memeluk erat tubuh Seraphina.

Seraphina terdiam menerima pelukan hangat dari Isadora. Sementara Alexander mengambil alih mikrofon.

“Mulai hari ini saya putuskan secara resmi bahwa, Seraphina Callenora sudah resmi menjadi calon istri dari pewaris tunggal saya—Orion Altair!” jelas Alexander.

Suara tepukan tangan meriah menyambut ucapan penutup dari pemimpin keluarga Altair itu. Tidak ada lagi yang bisa membantah ucapan pria yang sangat dihormati itu.

“Bawa Selina pergi dari sini!” Damian memerintahkan Lathi membawa putrinya pergi.

“Papa!” kesal Selina.

“Tenanglah, sayang… Papa akan pikirkan solusi untuk masalah ini. Tapi untuk sekarang… sebaiknya kamu masuk ke kamarmu.” Damian menatap Selina. “Papa janji tidak akan membiarkanmu menderita, Sayang.”

Selina mengangguk pelan mendengar ucapan ayahnya. Ia yakin ayahnya pasti akan mengembalikan Orion ke dalam pelukannya. Ia pun bergegas masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan hiruk pikuk aula yang membuatnya kesal.

Setelah pengumuman resmi dari tuan rumah, para tamu dipersilakan meninggalkan aula. Seraphina masih berdiri kaku di tempatnya. Ia belum mengerti—apa yang sebenarnya baru saja terjadi.

“Mama… Sera terlihat lelah… aku akan mengantar Sera ke kamarnya,” ucap Orion berpamitan kepada Eveline.

Eveline mengangguk cepat lalu menatap Seraphina. “Istirahatlah, Sayang…” Ia mengecup lembut pipi Sera.

Seraphina mengangguk pelan lalu melangkah memasuki kamarnya, diikuti oleh Orion, Axel dan Alina.

Seraphina menghentikan langkahnya saat tiba di dalam kamarnya. Ia memutar tubuhnya lalu menatap Orion dengan tatapan tajam.

“Kenapa kau melakukan itu?” ujarnya dingin.

Orion menatap Sera lekat. “Karena hanya kau yang kulihat malam ini.”

“Orion…” suara Sera bergetar, “Kamu membuat semua orang membenciku.

“Bukankah kamu ingin keluar dari rumah ini?” jawabnya tenang. “Aku bisa membawamu pergi keluar dari rumah ini.”

Seraphina terdiam mendengar jawaban Orion. Dia memang ingin keluar dari rumah ini. Dia hadir dalam acara malam ini pun karena ingin dipilih oleh Orion. Tapi nyatanya—ia takut dengan semua tatapan menghakimi yang ia terima tadi.

“Aku…” Sera duduk di sisi kasurnya.

“Jangan takut dengan apapun, Sera. Aku akan melindungimu dan kamu cukup ada di sampingku,” ucap Orion.

“Apa ibuku yang memintamu memilihku?” Seraphina mendongak, menatap Orion dengan tatapan sendu.

Orion menggeleng cepat.

“Lalu kenapa kamu memilih aku, Orion? Kamu bisa melihat wajahku, kan?” tanyanya.

“Apa yang salah dengan wajahmu, Sera. Bagiku… kamu cantik, Sera,” lirih Orion. “Berhentilah memandang rendah dirimu sendiri.”

Seraphina hanya menundukkan kepalanya. Ia menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Apakah cincin itu akan membawa perubahan baik dalam hidupnya atau justru membuat hidupnya semakin menderita?

“Istirahatlah, Sera. Besok pagi aku akan menjemputmu,” ucap Orion.

“Ke mana?”

“Ke tempat yang sangat ingin kamu datangi!” Orion mengusap lembut puncak kepala Seraphina.

“Huh! Bagaimana mungkin kamu tau tempat yang ingin aku datangi!” Sera terkekeh kecil.

“Aku tau semuanya, Sera… semua tentangmu!” jelas Orion.

“Bagaimana mungkin kamu tau?” Seraphina mengernyitkan dahinya.

Orion hanya tersenyum tipis. “Siapkan air hangat, Alina. Bantu Seraphina membersihkan diri setelah itu pastikan dia langsung tidur,” ucap Orion.

“Baik, Tuan…” Alina menunduk patuh.

“Selamat beristirahat, Sera…” ucap Orion lalu bergegas pergi meninggalkan ruangan.

Seraphina menatap kepergian Orion lalu menghela napas kasar. Pria itu bahkan tau keberadaannya yang selama ini dirahasiakan dari semua orang.

Bagaimana mungkin Orion bisa tau semua hal tentangnya? Siapa sebenarnya Orion Altair itu?

“Alina… apa mungkin Orion benar-benar pria baik? Atau dia hanya akan memanfaatkanku untuk kepentingan pribadinya?” tanya Sera.

“Menurut pandanganku, dia laki-laki baik, Nona,” jawab Alina.

Seraphina terdiam lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya. “Apa aku lanjutkan saja hubungan ini agar aku bisa segera pergi dari sini?”

🍁🍁🍁

Bersambung...

1
Puji Lestari Putri
Makin ngerti hidup. 🤔
KnuckleBreaker
Beneran, deh, cerita ini bikin aku susah move on. Ayo bertahan dan segera keluarkan lanjutannya, thor!
Victorfann1dehange
Alur ceritanya keren banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!