NovelToon NovelToon
Terjebak dalam Ikatan Cintamu

Terjebak dalam Ikatan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / LGBTQ / GXG
Popularitas:3
Nilai: 5
Nama Author: Raylla Mary

"Briana Anderson, seorang miliarder berusia 30 tahun, bagaikan menggenggam dunia di tangannya. Dingin, penuh perhitungan, dan pemilik perusahaan multijutaan dolar, ia dikenal sebagai wanita yang selalu mendapatkan segala yang diinginkannya... hingga ia bertemu Molly Welstton.
Molly, yang baru berusia 18 tahun, adalah kebalikan sempurna dari Briana. Polos, pemalu, dan penuh dengan impian, ia berfokus pada studinya di jurusan manajemen bisnis. Namun, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat ketika jalan hidupnya bersilangan dengan CEO paling berkuasa dan posesif di New York.
Apa yang awalnya adalah ketertarikan sederhana, berubah menjadi sebuah obsesi yang membara. Briana bertekad untuk memiliki Molly dalam hidupnya dan akan melakukan segalanya untuk melindungi gadis itu dari ancaman apa pun — nyata atau hanya dalam bayangannya.
Akankah cinta Briana yang posesif dan menguasai cukup kuat untuk meluluhkan kepolosan Molly? Atau justru gairah cemburu si miliarder akan membuat Molly terasa terkurung? Sebuah kisah tentang kekuasaan, kontrol, dan cinta yang menantang semua aturan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raylla Mary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

"Kau Milikku"

Keheningan di dalam mobil terasa berdenyut.

Lampu-lampu kota melintas cepat di kaca jendela, memantul di mata Molly seperti kilatan kecil dari api yang akan segera berkobar. Briana mengemudi dalam diam, berkonsentrasi, tetapi udara di antara keduanya terasa membara. Sejak pesta, Molly tidak bisa menghilangkan bayangan Bianca yang tertawa di dekatnya — cara Briana membiarkan sentuhan ringan di lengan itu, tatapan yang terlalu lama.

Kecemburuan berdenyut di nadinya seperti sesuatu yang baru, berbahaya… dan sangat panas.

Ketika lift tertutup di belakang mereka, dunia menjadi terbatas pada suara napas Molly yang terburu-buru dan tatapan intens Briana.

Pengusaha itu masih akan mengatakan sesuatu, mungkin mencoba memecah kebekuan, tetapi Molly tidak membiarkannya. Dia mendorongnya dengan lembut ke dinding cermin lift, matanya gelap, tangannya gemetar karena emosi.

"Molly..." gumam Briana, terkejut.

"Jangan bicara sekarang..." bisiknya, suaranya rendah dan bergetar. "Dengarkan saja aku."

Lift naik, dan pantulan keduanya bercampur seperti api dan bayangan.

Ketika pintu terbuka, Molly sudah menarik tangannya, tanpa ragu-ragu, seolah-olah hasrat telah mengambil alih setiap helai rambutnya.

Begitu mereka memasuki apartemen, Briana hampir tidak sempat menyalakan lampu.

Molly berbalik, menyandarkannya ke dinding dengan dorongan yang mencampurkan amarah dan cinta. Matanya yang berkaca-kaca bertemu dengan mata Briana — dan pada saat itu, tidak ada lagi rasa malu, hanya pusaran emosi yang tertahan.

"Kau milikku, Briana." katanya, suaranya serak, jari-jarinya meremas sedikit kain blusnya. "Sejak hari pertama, sejak pandangan pertama... kau milikku."

Briana mengangkat alis, antara terkejut dan bersemangat.

"Oh, ya?" godanya, senyum berbahaya melengkungkan bibirnya. "Dan apa yang membuatmu berpikir bisa memilikiku seperti ini?"

Molly menarik napas dalam-dalam.

Dia maju selangkah, begitu dekat sehingga Briana merasakan jantungnya berdebar kencang.

"Karena aku menginginkanmu dengan cara yang menyakitkan." bisiknya. "Karena ketika aku melihatmu dengan orang lain, rasanya tanah menghilang… dan aku hanya ingin kau menatapku, hanya aku."

Briana terdiam sesaat.

Kemudian, tanpa mengatakan apa-apa, dia memegang wajah Molly dan menciumnya dengan intensitas yang hampir putus asa. Ciuman itu adalah campuran dari amarah, gairah, dan penyerahan — medan perang dan tempat perlindungan pada saat yang sama.

Molly menjawab dengan rasa lapar yang sama, tangannya naik ke lehernya, menariknya lebih dekat.

Ketika mereka menjauh sejenak, keduanya terengah-engah.

"Jadikan aku milikmu, Briana..." katanya berbisik. "Kuasai aku. Tunjukkan padaku bahwa aku tidak gila untuk apa pun."

Briana menatapnya, matanya berkobar.

"Kau sudah menjadi milikku, sayang. Hanya saja kau belum menyadari seberapa besar."

Ketegangan di antara keduanya meledak.

Apartemen menjadi terlalu kecil untuk menampung apa yang mereka rasakan.

Briana, yang biasanya memegang kendali, membiarkan dirinya terbawa oleh energi baru yang dipancarkan Molly — liar, rentan, dan lapar.

Sentuhan Molly tidak pasti, tetapi penuh dengan kebenaran. Tubuhnya berbicara untuknya, mengatakan semua yang tidak bisa diucapkan oleh kata-kata.

Dengan setiap ciuman, setiap sentuhan, napas menjadi lebih berat.

Seolah-olah dunia telah berhenti di sana — di antara erangan tertahan dan tatapan yang meminta lebih.

Briana mengusap jari-jarinya di wajahnya, hampir seperti belaian.

"Kau lihat apa yang kau lakukan padaku?" bisiknya. "Kau membuatku kehilangan pijakan, Molly. Dan ketika kau menatapku seperti itu… aku kehilangan kendali."

Molly tersenyum, masih dengan wajah yang dekat.

"Kalau begitu hilangkan..." katanya, menggoda. "Hilangkan karena aku."

Undangan itu tergantung di udara, terasa elektrik.

Dan Briana menerimanya, menyerah pada wanita muda itu yang, tanpa disadari, telah menjadi titik lemah dan obsesinya.

Sisa malam itu adalah campuran dari gairah dan keheningan, ciuman lambat dan tatapan yang mengatakan segalanya.

Ketika fajar tiba, tubuh keduanya masih gemetar — bukan hanya karena keinginan, tetapi karena keyakinan bahwa tidak ada yang akan sama setelah itu.

Molly tidur dengan kepala bersandar di dada Briana, senyum di bibirnya menunjukkan bahwa sesuatu di dalam dirinya telah terbangun untuk selamanya.

Dan Briana, menatapnya, mengerti: untuk pertama kalinya dalam hidupnya, bukan dia yang memiliki… tetapi dia yang sedang dimiliki.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!