NovelToon NovelToon
Ibu Sambung Kekasihku

Ibu Sambung Kekasihku

Status: tamat
Genre:Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:361
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Ini salah, ini sudah melewati batas perkerjaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepatu impian

Setelah selesai makan, aku hendak membereskan piring bekas sarapan tadi, tapi Om Javar melarang ku agar dia saja yang membereskan nya, aku pun tidak dapat menolak itu, malah dengan senang hati menerima nya. Karena dia sedang membereskan bekas makan tadi, aku kembali masuk ke dalam kamar untuk mandi.

Sehabis selesai mandi dan merapihkan diri, ah iya ngomong-ngomong aku sekarang sedang mengenakan baju yang baru saja kemarin Om Javar belikan saat aku di rumah sakit karena dia mengira jika aku harus menginap, mangkanya dia membelikan aku baju untuk ganti. Aku keluar dari dalam kamar dan langsung disuguhi dengan penampakan seorang lelaki yang sedang fokus pada televisi yang ada di ruang itu, apakah dia tidak berangkat ke kantor? Ini kan bukan hari libur.

"Om gak berangkat ke kantor?" Tanya ku sambil berjalan santai ke arahnya, kemudian duduk di samping nya yang sedang duduk di sofa.

"Malas, hari ini saya akan menghabiskan waktu dengan mu. Itung-itung menebus yang kemarin disaat kamu menghilang."

"Gimana mau sukses kalo suka males kayak gini?"

"Saya udah sukses."

Memang benar sih apa yang dia bilang, tapi perbuatan dia tetap tidak baik.

"Tapi kan Om punya tanggung jawab di kantor, kita masih bisa ngabisin waktu bersama pas Om pulang nanti."

"Saya yang bos nya, jadi suka-suka saya mau kayak gimana."

"Siyi ying bis nyi, jidi siki-siki siyi mii kiyik gimini." Balasku dengan sebal karena ucapannya itu.

Waktu pun berjalan begitu saja, kami pun menghabiskan waktu tersebut dengan menonton televisi sambil sesekali membicarakan sesuatu. Sampai akhirnya aku pun merasa bosan dengan ini.

"Om?"

"Hm, ada apa?"

"Aku bosen."

"Saya juga, kamu ada ide kita harus ngapain?"

"Eumm ngapain ya? Om lagi sibuk gak?"

"Nggak, kan kamu bisa lihat sendiri kalo saya lagi santai begini."

"Ya udah, ajarin aku masak sekarang aja, katanya mau ajarin aku masak kalo gak sibuk."

"Jadi mau sekarang aja?"

"Iya! Ayo sekarang!" Ujar ku semangat sambil beranjak dengan cepat dari sofa.

"Pelan-pelan, kamu lupa apa kata dokter kemarin?"

"Iya-iya maaf, tadi kelepasan. Ayo masak nya sekarang!"

"Di kulkas cuma ada telur sama sayuran sisa, emangnya kamu cuma mau masak itu aja?"

"Yahh.. ya udah deh nanti aja." Balasku lesu dan kembali ke posisi semula yaitu duduk di sofa.

"Ayo sekarang aja, tapi kita belanja dulu sekalian beli pakaian buat kamu karena orang suruhan saya belum ada kesini buat nganterin barang-barang kamu yang ada di kosan."

Aku pun kembali beranjak dari sofa dengan cepat sambil meloncat-loncat kecil. "Yey!! Kalo gitu ayo!"

Aku pun menarik tangan nya untuk beranjak dari sofa.

"Iya-iya ayo, tapi saya mau siap-siap dulu."

"Cepetan! Aku tunggu disini, jangan lama-lama ya."

"Iya."

Dia pun pergi meninggalkan ku sendirian di ruang televisi, senyum di wajah ku tidak luntur, entah kenapa aku merasa sebahagia ini. Beberapa saat kemudian lelaki itu telah ada di hadapanku dengan menenteng sebuah kunci mobil di tangan nya.

"Ayo." Dia langsung menggandeng ku dan kami pun berjalan beriringan keluar dari apartemen menuju ke lobby basemen apartemen dimana mobilnya itu berada.

Disepanjang perjalanan kami sesekali mengobrol di dalam mobil. Mulai dari bahan-bahan apa saja yang akan kami beli dan kebutuhan apa lagi yang sekiranya kami butuhkan.

"Nanti kita juga beli susu lagi buat kamu karena yang waktu itu kita beli masih ada di kosan kamu kan?"

"Iya, aku kan gak bawa apa-apa ke apartemen Om."

Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara kami, mobil pun terus melaju ke arah mall yang kami tuju yang kemungkinan lima menit lagi akan sampai. Tidak lama dari itu kami pun sampai di mall yang kami tuju itu, aku dan juga Om Javar langsung masuk ke dalam mall itu setelah dia memarkirkan mobil milik nya.

Tujuan utama kami saat masuk ke dalam mall itu adalah supermarket karena memang kami akan membeli beberapa bahan untuk masakan yang akan kami masak nanti. Di depan kami sekarang ini sudah tersaji beberapa jenis sayuran yang masih segar-segar, aku dan Om Javar pun mulai memilih beberapa sayuran yang nanti nya akan kami gunakan untuk memasak dengan kualitas yang baik.

"Emangnya kita mau masak apa?"

"Kita belajar dari yang dasar-dasar dulu aja dan kebetulan ini menu kesukaan saya, sup ayam. Tapi nanti pastinya kita tambah dengan masakan yang lainnya."

Mendengar penjelasan dari nya itu, aku pun mengangguk mengerti dan kami pun melanjutkan kegiatan kami memilih sayuran. Setelah dirasa semua bahan-bahan nya sudah cukup, aku dan Om Javar pun berjalan menuju ke arah kasir untuk membayar semua barang belanjaan tadi.

Dengan kantong belanjaan yang ada di kanan tangan Om Javar, kami pun keluar dari supermarket itu dan menuju ke bagian busana karena dia yang menyuruh ku untuk membeli beberapa baju untuk dipakai olehku sambil menunggu pakaian ku yang masih ada di kosan itu datang ke apartemen.

Di tengah perjalanan menuju toko baju, mata ku tidak sengaja melihat ke sebuah toko sepatu yang dulu pernah aku kunjungi dengan anak-anak kos lainnya, lebih tepatnya mata ku tertuju pada sebuah sepatu yang terpajang disana, itu sepatu yang sudah sedari dulu aku taksir dan aku idam-idamkan tapi melihat harganya yang fantastis aku mengurungkan niatku itu.

Mungkin seorang lelaki yang sedari tadi ada di samping ku itu menyadari apa yang sedang aku lakukan, dia pun bertanya padaku. "Ada apa? Kenapa sampai segitunya lihat toko sepatu itu."

"O-oh gak kenapa-kenapa. Cuma lihat sepatu itu aja, bagus soalnya." Ucap ku sambil menunjuk satu sepatu yang aku sukai itu.

"Kamu mau sepatu itu."

"Dari dulu aku naksir banget sama sepatu itu, tapi gak jadi deh harganya mahal, aku gak sanggup buat beli."

Tanpa membalas perkataan ku, dia berjalan mendahului ku dan masuk ke dalam toko itu, mau tidak mau aku harus mengikutinya juga. Entah apa yang akan dia lakukan disini, aku hanya memperhatikan gerak geriknya saja dan tiba-tiba dia berhenti kemudian menoleh kepada ku.

"Ukuran sepatu mu berapa?"

"Huh??" Aku yang masih bingung dengan maksud nya pun, menjawab demikian.

"Saya tanya ukuran sepatu kamu berapa, Amira?"

"O-oh itu, 39 Om. Eh? Emangnya buat apa?"

"Kamu mau sepatu yang tadi kan? Beli sekarang saja mumpung kita ada di tokonya."

"Eh, gak usah Om. Itu kemahalan, lagipula aku udah gak begitu pengen sekarang ini."

"Itung-itung ini hadiah dari saya buat kamu."

"Tapi ulang tahun aku masih lama banget, eh maksudnya udah kelewat."

"Ya udah saya kasih kado nya sekarang. Cuma sepatu itu aja kan yang kamu mau disini?"

"Iya, cuma itu aja. Makasih banyak ya." Tanpa membalas ucapan terimakasih dari ku, dia melenggang begitu saja ke arah pegawai yang ada di toko ini, yang aku tangkap dari gerak-gerik nya, dia sedang menanyakan ada tidaknya ukuran sepatu ku dengan sepatu yang aku inginkan tersebut.

Dan beruntungnya ternyata ada ukuran sepatu tersebut, aku pun diberikan kode olehnya untuk mendekat ke arah nya. Paham dengan kode tersebut, aku mendekat ke arahnya dan baru saja aku sampai di samping nya, dia langsung menghadap ke arahku sambil menyodorkan sepasang sepatu yang aku inginkan itu.

"Coba kamu coba dulu sepatu nya, muat atau tidak." Suruh nya kepada ku yang masih menyodorkan sepasang sepatu itu.

Aku menerima nya dengan senang hati dan mulai mencoba nya dengan hati-hati takut nantinya rusak. Ternyata ukuran nya memang pas di kaki ku, aku pun menunjukkan nya kepada Om Javar yang sedari tadi memperhatikan ku itu.

"Yang ini udah muat kok."

"Ya udah kalo gitu. Mbak, tolong bungkus yang ini ya. Kamu tunggu dulu disana, biar saya bayar sepatu nya dulu."

Aku pun menurut dengan perkataannya, berjalan menjauh, lebih tepatnya berjalan ke arah pintu keluar dari toko ini. Tidak lama dari itu, dapat aku lihat dia yang sedang berjalan ke arah ku dengan membawa satu kantong belanjaan yang berlogo toko ini dan menyodorkannya kepada ku.

Aku pun menerima kantong belanjaan itu dengan sepenuh hati, senyuman milik ku tidak luntur sedari tadi, memang sebahagia itu aku hari ini.

Sesuai dengan tujuan utama kami, yaitu toko pakaian, kami pun melanjutkan perjalanan menuju toko pakaian tersebut dengan aku yang menenteng kantong belanjaan berisi sepatu tadi dan Om Javar yang menenteng sebuah kantong belanjaan berisi sayuran yang kami beli sebelumnya dengan satu tangan yang merangkul ku. Aku tidak merasa keberatan dengan apa yang dia lakukan, toh hanya sekedar sebuah rangkulan saja.

Sambil melihat-lihat ke sekeliling yang terdapat beberapa toko berjejer dengan indahnya, aku pun melontarkan sebuah kalimat kepada lelaki itu. "Makasih banyak ya Om! Aku udah lama banget pengen sepatu ini, akhirnya kesampaian juga."

Tapi lagi-lagi aku tidak mendapatkan respon dari nya, hal itu tentu saja membuat aku kesal dan dengan rasa jengkel aku pun mencubit tangannya yang sedang bertengger di bahu ku.

"Awhh shh.. hei apa-apaan kamu ini, sakit tangan saya."

"Lagian Om sih! Aku ngomong dari tadi tapi gak didengerin."

"Tadi saya dengerin kamu."

"Dengerin kok gak balas perkataan aku?"

"Memang nya kamu ingin dibalas dengan perkataan apa dari saya?"

"Ish! Udahlah gak jadi." Ucap ku dengan menahan kesal dan melepaskan rangkulannya yang ada di bahu ku.

"Iya-iya jangan ngambek, saya dengerin kok apa yang kamu bilang tadi. Sama-sama, kalo kamu butuh atau pengen apa-apa lagi jangan takut buat bilang ke saya."

Rasa kesal di hati ku pun mulai mereda dan tidak terasa kami pun sudah sampai di depan toko pakaian itu, kemudian langsung berjalan memasuki nya dengan tangan dia yang kembali merangkul diri ku.

______________________________________

Tolong kasih ulasan biar aku tau kalian suka atau nggak sama cerita ini dan makin semangat nulis lagi ya!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!