NovelToon NovelToon
Duda-ku

Duda-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:41.4k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

"hana maaf, rupanya riko hatinya belum tetap, jadi kami disini akan membatalkan pertunangan kamu.. dan kami akan memilih Sinta adik kamu sebagai pengganti kamu" ucap heri dengan nada yang berat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32 pernikahan riko 1

Seminggu berlalu.

Hana masih menjaga Felix di rumah sakit. Felix masih belum mau bicara dengan Jefri karena Jefri malah dekat dengan Melisa. Hana benar-benar tidak bisa jauh dari Felix, tetapi akhirnya Felix dirawat di rumah karena ia bosan terus-menerus di rumah sakit, dan Hana tidak bisa menolak.

…..

Sementara itu, hari ini seharusnya menjadi hari yang paling berbahagia untuknya, tetapi justru menjadi hari yang membuat kepalanya pusing.

“Ibu, kenapa nggak bantu aku, sih?” ucap Riko pada Mili, ibunya.

“Astaga, punya anak laki-laki nyusahin banget, sih. Ibu beli baju sendiri, bapakmu beli baju sendiri, bapakmu juga beli seragam lima puluh potong, kurang apa lagi, hah?” ucap Mili kesal pada anaknya itu.

“Aku kekurangan uang, Bu. Tamu yang datang perkiraannya akan membludak, sedangkan satu porsinya saja seratus ribu. Ini ada perkiraan seratus orang tambahan, jadi aku kurang uang sepuluh juta, Bu,” ucap Riko kesal. Ia merasa seperti menghadapi pernikahan ini sendirian.

“Urusan kaulah itu! Bapakmu sudah sewa mobil dua puluh untuk keluarga ibu dan bapak, barang-barang buat pengantin juga bapakmu yang beli. Kurang apa lagi, hah? Makan seratus ribu per orang? Ah, kau ini nyusahin sekali. Presiden saja kasih jatah lima belas ribu per orang, kau seratus ribu per orang. Sudah kayak apa kau, hah?” ucap Mili kesal.

“Ada apa sih ini ribut-ribut terus? Bukannya siap-siap,” ucap Heri yang sudah berdandan rapi menggunakan jas. Sementara itu, Mili memakai kebaya.

“Kapan berangkat?” tanya Rika, adik Riko.

“Sebentar, aku telepon dulu,” jawab Riko.

Kemudian ia menelepon pihak wedding organizer.

“Sudah siap, ayo kita berangkat,” ucap Riko.

Rika mengatur saudara-saudaranya untuk berbaris rapi dan menyiapkan semua mobil keluarga. Saat Riko masih pacaran dengan Hana, Rika sangat dekat dengan kakaknya itu. Namun entah mengapa, sejak Riko bertunangan dengan Sinta, pandangan Riko terhadap adiknya berubah. Ia kerap memandang Rika dengan sinis dan curiga.

Dulu, ketika masih bersama Hana, Riko dan Hana sepakat tidak akan menjadi pewaris. Mereka berdua bertekad menjadi perintis. Bahkan, jika Riko sampai mendapatkan warisan, keduanya sudah sepakat untuk menyumbangkan seluruh harta warisan itu ke panti asuhan. Rika pun senang mendengar pandangan hidup Hana yang begitu sederhana dan penuh makna.

Namun setelah Riko bertunangan dengan Sinta, semuanya berubah. Rika merasa seolah dirinya kini dianggap ancaman oleh Riko. Bukan lagi adik, melainkan pesaing dalam memperebutkan warisan.

….

Sementara itu, di rumah Sinta terjadi kericuhan. Beberapa orang tidak kebagian mobil. Semua ini gara-gara Mirna yang sebelumnya sesumbar bahwa anaknya menikah di hotel. Rodiah yang memang tidak senang dengan Mirna kemudian menantangnya.

“Kalau kamu bisa bawa seluruh warga kampung ke hotel, aku akan panggil kamu nyonya!” ujar Rodiah sengit.

Merasa terus-menerus diprovokasi, akhirnya Mirna memutuskan untuk membawa orang sekampung ke Hotel Markur. Hasilnya, ada enam ratus orang yang siap berangkat, sementara mobil yang tersedia hanya cukup untuk dua puluh orang.

“Bagaimana ini, Bu?” tanya Siti mengadu pada Mirna.

“Apanya bagaimana?” balas Mirna dengan nada kesal.

“Ini, masa mobilnya cuma dua puluh sedangkan yang mau ikut ada enam ratus orang. Itu pun mobilnya Avanza semua lagi!” ucap Siti gelisah.

“Ah, jejelin saja, Avanza kan bisa muat tiga puluh orang. Tiga puluh kali dua puluh, enam ratus pas kan,” ucap Mirna enteng.

“Astaga, Bu! Mirna tahu mobil Avanza enggak sih? Pickup saja enggak akan cukup bawa tiga puluh orang,” sahut Siti gemas.

“Ya terus gimana?” tanya Mirna kesal.

“Ya ibu harus sewa bus lah, minimal lima bus, Bu,” jelas Siti.

“Oke, satu bus berapa?” tanya Mirna.

“Kebetulan ada bus karyawan nganggur, Bu. Tinggal kasih saja ke sopirnya dua juta, beres, pokoknya terima beres,” kata Siti meyakinkan.

“Mahaaal sekali, Ti. Kurangin lima ratus ribu gitu,” ucap Mirna menawar.

“Hah? Kalau gitu aku sewain mobil truk pasir saja ya, Bu. Tapi nanti diejek Rodiah, masa ke hotel naik truk pasir,” kata Siti setengah kesal.

“Oke, oke, naik bus saja. Tapi jangan dua juta,” kata Mirna lagi.

“Terus berapa?”

“Satu juta lima ratus ribu saja,” jawab Mirna tegas.

“Sebentar, aku hubungi dulu sopirnya,” ucap Siti.

Kemudian Siti tampak menelpon seseorang.

“Oke, katanya mau 1.500.000, tapi minta DP dulu lima juta untuk lima unit bus,” ucap Siti.

“Ah, bayarnya nanti saja lusa, habis buka amplop. Ini kan hajatan di hotel, pasti kondangannya banyak,” ucap Mirna santai.

“Ah, tidak bisa, Mirna. Mereka perlu uang buat beli solar,” jawab Siti.

Dengan enggan, Mirna akhirnya mengeluarkan uang pegangan sebanyak empat juta.

“Loh, kok segini?” ucap Siti heran.

“Aku cuma punya segini, itu uang peganganku,” jawab Mirna.

“Oke, aku usahakanlah,” ucap Siti pasrah

Bus akhirnya datang, warga kampung langsung berebut naik. Ada yang bawa ayam dalam keranjang, ada pula yang bawa karung beras. Suasana ricuh, anak-anak menangis, orang tua terjepit. Sopir hanya geleng-geleng kepala melihat penumpang yang tak mau diatur, semua ingin duduk di kursi depan.

Ruang ballroom Hotel Markur dihiasi rangkaian bunga mawar putih, anggrek, dan baby breath yang tertata anggun di setiap sudut ruangan. Lampu kristal besar menjuntai di langit-langit, memantulkan cahaya lembut yang menambah kesan mewah. Panggung pelaminan dibuat seperti taman mini dengan latar dinding bunga segar dan tirai berlapis satin emas. Jalan menuju pelaminan dihiasi karpet merah dengan taburan kelopak bunga. Meja tamu diberi hiasan lilin aromaterapi dalam wadah kaca.

Kemegahan dekorasi itu tidak sebanding dengan kacaunya hati Riko yang membayangkan membengkaknya biaya pernikahan.

Rombongan Riko sudah sampai di hotel. Selama perjalanan, Riko berkeringat dingin, bayangan biaya yang membengkak terus menghantuinya.

Keluarga Riko yang berjumlah kurang dari 150 orang ditempatkan di kursi yang sudah diatur oleh pihak wedding organizer. Riko menghela napas lega karena kursi masih banyak kosong, artinya Sinta tahu diri tidak membawa seluruh warga kampung ke hotel.

Tamu-tamu tampak elegan, jelas mereka adalah teman-teman kuliah Sinta. Beberapa di antaranya bahkan melakukan live streaming untuk mengabadikan pernikahan mewah rekan mereka.

Sinta berdiri di pelaminan dengan anggun. Ia tampak cantik, namun entah mengapa Riko justru membayangkan sosok Hana.

Riko melangkah ke arah Sinta, sedangkan Rika, adiknya, sibuk mengatur para tamu dan berkoordinasi dengan pihak wedding organizer.

“Sinta, di mana orang tua kamu?” tanya Riko.

“Masih di rumah,” jawab Sinta datar.

“Kenapa belum datang sih? Kita kan dibatasi waktu,” ucap Riko.

“Aku sudah nego dengan pihak hotel. Waktu bisa diperpanjang dengan biaya satu juta per jam,” ucap Sinta enteng.

“Astaga, tolong jangan ada lagi tambahan biaya. Aku sudah pusing,” ucap Riko frustrasi.

“Sudahlah, jangan kampungan begitu, Bang. Nikmati saja pesta kita. Kamu tidak lihat apa dekorasi pesta kita sangat mewah?” ucap Sinta bangga.

“Riko, kapan acaranya mulai?” tanya Heri sambil menghampiri Riko dan memotong pembicaraan Sinta serta Riko.

“Ini masih menunggu keluarga Sinta,” jawab Riko.

Tiba-tiba terdengar suara deru mobil. Pihak sekuriti tampak sibuk mengatur lalu lintas kendaraan.

“Gila, rombongan dari mana bawa bus ke hotel?” ucap Heri.

“Mungkin mereka anggota dewan yang sedang studi banding,” jawab Riko

“Wih, gila banget, sampai empat bus. Mungkin dengan keluarganya, ya?” ucap Heri.

Namun, penumpang bus itu tampak berhamburan turun dengan dandanan yang sangat norak.

Tapi bukan itu yang membuat Riko gelisah.

Para penumpang langsung berlarian menuju ballroom tempat pernikahan Riko.

Jantung Riko berdetak kencang.

.

1
Sholikhah Sholikhah
pak Romi dan Maharani langsung dapat mantu double 😄😄😄😄
Sholikhah Sholikhah
satu sama yah kakak yah adik 🥰🥰🥰🥰🥰
Arga Putri Kediri
menarik
Widya Herida
lanjutkan thor ceritannya bagus
Widya Herida
lanjutkan thor
Pipit Rahma
hayo bongkar kasih pelajaran si sinta. sama mamahnya lanjut kasih tau......
Sholikhah Sholikhah
apakah Andri itu anak Maharani ? soalnya kalau ya, kan gak boleh nikah sama Hana sama sama satu ibu
Sholikhah Sholikhah
keluarga bodoh, sering bolak balik rumah sakit tapi kok malah gak mikir buat test DNA
merry
berati Sinta tu ank mirna dan hana anky maharani,, mky perlakuan mirna ke hana beda,, berati mirna ada dendam ke maharani di msa lalu jdi terbawa smpai skrg dan hana jdi korban ya,,
merry
aduhh mau mau y ketipu mn uang di porotin tar dsrh gnti gk bs lgg,,
Sholikhah Sholikhah
keluarga kaya tapi kok bodoh, kenapa gak test DNA aja sih
Asphia fia
bukanya sinta anak mirna , hana yg anak tiri berarti yg saudara andri hana dong
Wien Ibunya Fathur
wah... yang sadar kalau anak aslinya Hana cuma Roni...
secepatnya pasti terkuak dan Andri gak jadi sama Hana deh 😅😅
Pipit Rahma
kasih tau kalo hana sebenar anak kandungnya....
Widya Herida
lanjutkan thor
Dewi Anggraeni
kan hana sodra nya andri
Pipit Rahma: cepat kasih tau hana kasihan dia. enak benar si sinta padahal bukan anaknya.....
total 2 replies
merry
ribet klo andri nikh sm hana,, ap lg Sinta adik Tri ya bklnn ribut x tuu iri dengki jahat licik juga nnti hana di jdinn sama aku hidup lgg,,secara Sinta ajj ud jdi pelakor rebut riko dr hana,, bs jdi knn Sinta yg licik ngehasut maharani biar bnci hana,, bgs dgn jefri tuu
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih lo mampir
total 1 replies
Dewi Anggraeni
menyesal yg sudah terlanjur Riko
Dewi Anggraeni
ea ate asiap asal papa kamu mode . oanda jgan mode singa 😄😄
Dewi Anggraeni
jadi andri saudaraan dgn sinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!