Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Penyelamatan Yang Dramatis Part I
Reynold mengambil ransel yang berisi peralatan yang dibutuhkan, lalu digendong tas ransel itu di pundaknya. "Rey, jangan macam-macam kamu tidak bisa pergi sendirian kaya gini," bujuk Dean.
"Aku gak bisa diam saja, menunggu waktu sampai malam itu terlalu lama!" bentak Kapten Reynold.
"Tapi kata kamu kita gak boleh gegabah." Dean tidak kalah meninggikan nada bicaranya.
"Aku tadi benar-benar dengar jika Cinta berteriak minta tolong, suaranya jelas banget. Aku tidak bisa diam saja, kalau aku sampai telat menyelamatkan Cinta maka aku akan menyesal seumur hidup aku," tegas Kapten Reynold.
Tanpa menunggu lagi, Reynold pun segera berjalan menuju gua simetris tempat Cinta disekap. Dean tentu tidak bisa berdiam diri, dia pun menyusul Reynold bersama Tara.
"Kalian tunggu interupsi saja dari kami, kami tidak akan bertindak sendirian kok, kami hanya ingin memantau keadaan di sana saja," ucap Dean memberikan alasan.
"Siap!"
Akhirnya siang itu Reynold pergi dengan ditemani Dean dan Tara. Reynold sudah tidak sabar ingin menyelamatkan Cinta, tadi dia benar-benar yakin jika suara itu adalah suara Cinta. "Sabar Cinta, aku akan segera menyelamatkanmu," batin Kapten Reynold.
Perjalanan ke gua simetris lumayan jauh karena harus melewati hutan belantara. Mereka sedikit optimis karena pasukan khusus dan sniper sudah tersebar di berbagai tempat. Sementara itu, Cinta sudah mulai terkulai lemas wajahnya sudah dipenuhi dengan darah karena disiksa oleh James.
"Jika malam ini mereka tidak datang untuk menyelamatkan kamu, maka kesempatan hidup kamu hanya tinggal malam ini saja," ucap James.
James pun meninggalkan Cinta yang sudah terkapar di tanah dengan wajah yang sudah penuh dengan darah sedangkan tangannya masih diikat. "Ma, Pa, maafkan Cinta," batin Cinta bersamaan dengan matanya yang tertutup.
Setelah cukup lama berjalan, Reynold, Dean, dan Tara sampai di tempat tujuan. Reynold celingukan dan ternyata para pasukan khusus dan sniper sudah tersebar di seluruh penjuru gua. Reynold dan kedua temannya itu bersembunyi di balik semak-semak dan memperhatikan dari kejauhan.
"Mereka tersebar di setiap bagian gua, tapi yang di samping gua sepertinya tidak terlalu kuat jadi kita bisa menangkap para pemberontak satu persatu lewat samping gua," ucap salah satu tim pasukan khusus.
"Apa tadi kalian mendengar suara teriakan Dr.Cinta?" tanya Kapten Reynold.
"Iya, Kapten. Sepertinya orang bule itu yang melakukannya karena saya lihat tangannya berdarah saat keluar dari dalam gua," sahut tim pasukan khusus yang bernama Firman itu.
Reynold semakin geram, dia sudah tidak bisa menunggu lagi. "Kalian awasi saja aku dari sini, aku akan ke sana dan berusaha bernegosiasi dengan mereka," ucap Kapten Reynold.
"Jangan ngeyel kamu, Rey," kesal Dean.
"Sudah diam, aku tahu apa yang aku lakukan. Jika dalam waktu satu jam aku tidak kembali, kalian langsung bergerak saja," perintah Kapten Reynold.
Reynold mulai berjalan mendekati gua, Dean dan yang lainnya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "Gila, dia memang gila," geram Dean.
"Kita awasi saja, dan untuk semuanya pantau ke depan jangan sampai kita kecolongan," seru Tara.
Semuanya menganggukkan kepalanya, mereka tidak bisa berbicara keras karena takut ketahuan. Reynold berjalan dengan santainya tanpa ada rasa takut sedikit pun.
"Bos, ada Kapten Reynold!" seru Jonas.
Semuanya langsung mengarahkan senjata mereka kepada Reynold. Perlahan Reynold menjatuhkan ranselnya, lalu menjatuhkan senjatanya juga, setelah itu dia mengangkat ke dua tangannya sembari terus berjalan mendekat.
"Stop!" seru James.
Reynold pun menghentikan langkahnya dengan masih mengangkat kedua tangannya.
"Periksa dia!" titah James.
Dua orang anak buah Yacob maju dan memeriksa tubuh Reynold, takutnya Reynold membawa barang atau senjata yang membahayakan. "Aku datang ke sini sendirian, tujuan aku adalah ingin bernegosiasi dengan kalian," ucap Kapten Reynold tegas.
"Anda mau negosiasi apa, Kapten?" tanya Yacob dengan senyumannya.
"Tolong lepaskan Dr.Cinta, tapi aku tidak bisa barter Dr.Cinta dengan pulau ini karena kami sampai kapan pun tidak akan menyerahkan pulau ini walaupun kalian membunuh aku sekali pun," sahut Kapten Reynold.
"Kurang ajar, lantas untuk apa kamu ke sini Kapten? mau menyerahkan nyawa kamu sendiri?" geram Yacob.
"Mungkin aku bisa barter Dr.Cinta dengan diriku sendiri," sahut Kapten Reynold.
James memainkan matanya ke arah anak buah Yacob, seketika anak buah Yacob memukul kaki Reynold dengan senjata membuat Reynold seketika bersimpuh di tanah. Reynold terlihat kesakitan, tapi dia berusaha tetap santai dan tidak memperlihatkan kelemahannya.
"Bawa dia!" seru Yacob.
Kedua anak buah Yacob menyeret tubuh Reynold masuk ke dalam gua. Namun, tidak masuk terlalu dalam hanya di bibir gua saja. Mata Reynold menyisir setiap sudut gua itu berharap dia bisa menemukan Cinta.
"Yacob, kembalilah menjadi warga negara yang baik. Kamu harus sadar kalau saat ini kamu sedang dimanfaatkan oleh bangsa asing itu," ucap Kapten Reynold.
"Bukan saya yang memanfaatkan mereka tapi kalian dan pemerintah. Hidup mereka sengsara bahkan untuk makan pun susah, berbeda dengan orang-orang yang hidup di perkotaan dan saya hanya membantu mereka saja dengan menyelamatkan pulau ini," sahut James.
"Menyelamatkan bagaimana? justru kalian ingin mengeruk kekayaan yang ada di pulau ini dengan cara memanfaatkan warga dan memprovokasi mereka," tegas Kapten Reynold.
Bugghhh....
Satu tendangan kaki mengenai wajah Reynold membuat darah seketika keluar dari hidung Reynold.
"Yacob, jangan percaya omongan mereka karena mereka itu hanya memanfaatkan kalian, kembalilah jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari," ucap Kapten Reynold kembali.
"Diam!" teriak James sembari kembali memukul Reynold.
James pun meminta anak buahnya untuk terus memukuli Reynold sampai Reynold jatuh terkapar dengan luka di seluruh wajahnya. Reynold terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Seret dia ke dalam dan ikat bersama wanita itu!" seru James.
Mereka pun menyeret Reynold masuk ke dalam gua. Dengan kondisi yang sudah lemas, samar-samar Reynold melihat Cinta yang sudah tergeletak di tanah tak sadarkan diri. Reynold membelalakkan matanya, bahkan wajah Cinta sama seperti dirinya penuh dengan darah.
"Kalian menyiksanya!" teriak Reynold penuh amarah.
"Sebentar lagi dia mati, begitu juga dengan dirimu yang akan menjadi jaminan. Kamu merupakan Kapten pasukan yang sangat bagus dan kebanggaan negara pasti mereka akan melakukan apa yang kami mau yaitu menukar kamu dengan pulau ini," ucap James dengan tawa puasnya.
Dean melihat jam tangannya, dan sudah hampir satu jam dan Reynold belum keluar juga. "Kita bergerak saja sekarang," ucap Dean.
"Siap!"
Dean memerintahkan semua pasukan untuk bergerak dan tidak menunggu waktu malam karena Reynold sudah bergerak terlebih dahulu. Sedangkan pasukan khusus yang sudah dekat dengan gua simetris, perlahan mendekati gua dari berbagai arah.
"Kita usahakan tangkap mereka dan jangan lukai mereka," seru Dean dari balik walkie-talkienya.
"Siap!"
*
*
*
Maaf Guys, Author hanya bisa up 1 bab perhari karena waktunya harus dibagi dengan rumah sebelah. Author juga nulis di rumah sebelah, jadi maaf ya jika hanya 1 bab perhari🙏🙏