Clara merupakan gadis yatim piatu, dia memiliki seorang adik angkat yang memiliki kelainan genetik namun dia tetap menyayangi adiknya. Mereka di asuh oleh keluarga tantenya yang kaya raya sejak usianya sembilan tahun. Namun suatu hari mereka di usir sebab Clara di tuduh menggoda kekasih putri tantenya. Akhirnya Clara dan adiknya keluar dari rumah. Kemudian dia bertemu dengan mantan pengasuh adiknya dan tinggal bersama pengasuh mereka dengan membuat usaha jualan sayur, namun ada rahasia yang di simpan oleh pengasuhnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Dokter Alvin
Setelah seharian di rumah sakit, Clara masih terus saja mengurus adiknya yang kadang kadang sedikit tantrum. Clara sedikit kewalahan menjaga raka ketika dia sedang rewel dia juga gak enak dengan keluarga pasien yang bersamanya di dalam ruang inap tersebut. Tak sadar sedari tadi seorang dokter muda memperhatikan Clara yang masih bersabar menghadapi adiknya
Tak lama seorang perawat masuk ke dalam ruang inap Raka, dan meminta agar Clara membawa adiknya pindah ke dalam kamar VIP. Awalnya Clara tak mau, sebab dia tak akan mampu membayar uang sewa dan pengobatan nya. Namun perawat mengatakan bahwa semua itu gratis dan tak perlu memikirkan semu uang tersebut, Clara merasa mungkin kah ini kerjaan sih Desi lagi yang bisanya memberi kejutan seperti ini
Sudah dua hari raka di rawat di rumah sakit dengan menggunakan fasilitas kamar VIP yang memang sangat bagus. Dan juga dokter yang menangani raka sangat lah baik
" Selamat pagi raka" ucap dokter di pagi hari ketika datang memeriksa keadaan raka
" Selamat sore dokter" jawab Clara pada dokter muda itu
" Gimana mbak dengan raka? Apakah tidurnya baik baik saja? Dan apakah tantrum nya sedikit berkurang?"
" Iya dokter, semalam tidurnya sangat nyenyak dan gak rewel lagi seperti kemaren"
" Syukurlah kalau begitu. Saya hanya menyarankan agar adik anda ini selalu di ajak ngobrol agar tidak stress, mungkin dia di rumah tak memiliki teman, dan selalu sendiri?"
" Iya dok, kok dokter bisa tahu ya?"
" Iya karena saya juga dulu pernah memiliki saudara yang sama seperti raka. Dan mbak mengingatkan saya pada diri saya yang dulu"
" Ooow gitu ya dok, maaf kalau boleh tau saudara dokter sekarang ada dimana?"
" Dia telah pergi lebih dulu menghadap Tuhan"
" Maafkan saya dokter"
" Gak apa apa mbak, maaf mbak siap ya?"
" Clara dok " ucap Clara menyebut namanya ketika dokter ingin menyebut namanya
" Oya mbak Clara, kenalkan saya Alvin, saya yang akan memeriksa raka mulai sekarang. Dan maafkan saya karena tak meminta izin kamu lebih dulu untuk memindahkan raka di kamar ini"
" Jadi pak dokter yang meminta agar raka di pindahkan di kamar ini dok?"
" Iya, maafkan saya ya Clara"
" Saya yang mestinya minta maaf sama bapak, soalnya saya dan raka sangat merepotkan pak dokter"
" Itu memang tugas saya sebagai dokter, jadi kamu gak usah merasa merepotkan saya Clara, dan gak apa apa kan kalau saya panggil nama saja?"
" Gak apa apa pak dokter"
" Ya sudah nanti malam sebelum tidur tolong jangan lupa obat untuk raka di berikan ya, trus nyalahin AC agar raka merasa adem, takutnya kalau merasa panas nanti gak bisa tidur"
" Iya pak dokter terima kasih banyak"
" Saya permisi ya Clara, Raka cepat sembuh ya" ucap dokter Alvin pun berpamitan dan menuju ke ruangannya yang berada di kamar nomor tiga dari ruang VIP raka
*****
Setiap hari dokter Alvin selalu menyempatkan diri ke kamar raka, entah itu membawa buah ataupun cemilan dan juga makanan buat raka dan Clara. Membuat Clara merasa tidak enak karena dokter Alvin telah banyak membantunya selama seminggu di rumah sakit. Sedangkan Adit tak pernah muncul karena Clara tak ingin bertemu dengan mereka bertiga untuk saat ini
Hari ini raka sudah boleh kembali ke rumah, tapi harus menunggu hingga cairan infus nya habis, mungkin menjelang sore baru bisa pulang. Saat itupun dokter Alvin masih terus menemani mereka, Bercerita dan tertawa bersama raka, membuat Clara sedikit simpatik terhadap dokter muda yang baik hati itu...
Sore pun tiba, sudah waktunya Clara dan raka untuk kembali ke rumah. Mereka menunggu angkot di depan rumah sakit tersebut, Namun tiba tiba dokter Alvin datang dan menawarkan diri untuk mengantarkan mereka sampai di rumah nya..
" Terima kasih ya pak dokter, maaf merepotkan pak dokter lagi" ucap Clara tak enak pada dokter Alvin...
" Gak apa apa kok Clara, lagian tujuan kita searah jadi sekalian saja"
" Pak dokter juga pulang lewat arah situ ya?"..
" Iya, tapi Clara bisa gak kalau berdua gini atau di luar rumah sakit jangan panggil saya pak dokter, saya merasa tua banget di panggil pak dokter, heheheh"
" Maaf pak dokter, tapi saya harus panggil apa sama pak dokter?"
" Panggil nama aja atau gak panggil mas, kan lebih enak dari pada panggil saya pak dokter"
" Ya sudah maaf pak dokter, eh maksud saya mas Alvin"
" Gitu kan lebih enak di dengar. Oya kamu tinggal berdua sama raka?"..
" Gak mas, aku tinggal bareng bibi"..
" Tapi kok bibinya gak pernah ke rumah sakit jengukin raka?"..
" Aku memang melarang nya mas, soalnya gak ada yang jagain lapak kalau bibi juga ke sana, lagian kasihan bibi kalau mesti naik angkot ke rumah sakit mas"
" Lapak sayuran itu kan?"
" Kok tau mas?"
" Iya karena emang dari dulu aku tuh udah sering lihat kamu kalau aku lewat depan lapak kamu itu"
" Ooww gitu ya dok. Aku pikir dokter pernah belanja di lapak ku juga"...
" Hehehehe gak lah, aku jarang belanja gak ada yang masak soalnya, hehe.. Oya kita udah nyampe raka, ayo kita turun" Ucap dokter Alvin menuntun raka hingga Sampai di depan pintu rumah
" Terima kasih ya pak dokter, sudah menolong non Clara dan den raka hingga sampai di rumah" ucap bibi pada dokter Alvin yang masih menggunakan jas dokternya itu
" Iya bi sama sama, raka jangan lupa minum obatnya ya, Clara tolong di jaga adiknya ya. Saya pamit dulu"..
" Terima kasih ya dokter " ucap Clara sementara dokter Alvin hanya tersenyum membalas ucapan Clara dan segera berlalu meninggalkan rumah itu
Sementara di seberang jalan di dalam sebuah mobil Adit melihat Clara bersama dokter tersebut sangat akrab hingga membuatnya cemburu dan segera menghampiri Clara
" Clara...!!!!" Teriak Adit.
" Mas Adit? Kenapa mas ada di sini?"
" Kenapa? Kamu gak senang kalau aku ke sini sayang? Trus siapa pria yang mengantar mu tadi?"
" Itu pak dokter yang menangani raka di rumah sakit
" Sayang, kamu masih marah padaku?".
" Tidak mas, aku cuma capek, aku ingin beristirahat"
" Sayang, aku tahu aku salah tapi tolong maafkan aku"
" Sudah lah mas lebih baik kita gak usah bertemu lagi, aku gak mau Shella dan ibunya mengganggu ku lagi"
" Sayang omong apa kamu? Apakah karena sudah ada dokter muda itu hingga kamu merelakan aku bersama Shella?"
" Apakah menurut mu aku seperti itu mas?" Lebih baik kamu pulang saja, aku tak ada tenaga untuk berdebat dengan mu mas" Ucap Clara meninggalkan kan Adit seorang diri.. tapi sebenarnya Clara telah menitikkan airmatanya karena jujur dia tak ingin berpisah dengan Adit yang sudah sangat baik dan dia pun telah mencintai Adit
Sementara adit masih terus mematung di depan pintu rumah clara, dan tak tahu harus berbuat apa. Ingin rasanya dia memeluk tubuh Clara karena dia tahu bahwa saat ini Clara pasti sangat sedih dan mungkin sedang menangis, dan butuh kekuatan dari seseorang
jelas tokoh Clara di sini tergantung dari mood menulis Kamu Thor, iya kaaann....jadi buat lah nantinya happy ending ya Thor...
oh ya, jangan kelamaan up ya Thor, hihihihiiii 🤭
up terus leee....
🤭
semangat Author 💪