NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 35

"Mengapa kalian begitu sibuk membicarakan sesuatu yang bukan menjadi masalah kalian? Apa harus seperti ini, kaum wanita jika sudah bertemu. Saling mengusik dan mengulik kehidupan orang lain yang bukan menjadi ranah kalian." jawab Bara dengan sebal kemudian ia meminum kopi yang ia bawa dalam cup.

"Kenapa kamu marah Bara, slow saja. Kita hanya sebatas membahas sebuah drama pertunjukan singkat saja. Sepenggal kisah Romeo yang tidak perduli dengan Yulietnya, ketika di pinang oleh pangeran Paris. Menarik bukan Jessi... Hihi...." kata Clara dengan ceria, dan diakhiri dengan tertawa senang.

"Hoh...ho... Aku rasa itu tentang drama yang kamu karang sendiri. Karena aku sekarang melihat Romeo dalam tubuh Mars, yang rela mati untuk Yulietnya, bahkan untuk bernafas pun tidak sanggup tanpa Amara di sisinya." jawab Bara, sekarang Bara menampakan wajah berbeda dari yang semula, kini ia begitu bersemangat dan bahagia, begitu melihat kehadiran Mars dan Amara berjalan mendekat kearah mereka, mereka saling mengaitkan jemari mereka satu sama lain.

Clara melihat arah mata Bara, dan kini perubahan wajah Clara berangsur memburuk. Ia yang semula begitu bersemangat, dan begitu ceria dalam cerita, kini seakan terpaku dan kaku melihat kehadiran Mars dan Amara yang sudah sampai di meja dan hendak duduk bersama mereka.

"Pagi...." sapa Mars dengan menarik satu kursi untuk Amara, kemudian menarik satu kursi lagi untuk dirinya duduk, setelah Amara duduk di kursi yang ia tarik baru saja.

"Pagi..!!" jawab Bara kini yang memperlihatkan ekspresi wajah seperti Clara sebelum melihat Mars dan Amara tadi, begitu riang dan bersemangat.

"Pagi Amara...." sapa Bara, dan di jawab oleh Amara dengan kata pagi pula.

"Apa rahasiamu yang bisa membuat wajah Mars begitu kusut dan lusuh seperti kemarin, menjadi Pria menawan dan berkharisma seperti pagi ini. Mungkin para wanita ini perlu mendengar tips dari kamu, untuk mereka pelajari." tanya Bara dengan melirik Clara, yang menjadi tidak berkutik sama sekali, dan terlihat sesak nafas, dan pucat.

"Clara ada apa denganmu?" tanya Mars, karena tidak biasanya Clara diam, terlebih wajah Clara begitu kaku dan pucat.

"Aku tidak apa apa." jawab Clara dengan wajah masih kaku.

"Clara sangat baik tadi. Kenapa sekarang Clara? Apa kamu sakit? Rileks saja Clara." kata Bara seakan mengejek Clara, membalas ucapan yang mengatakan Bara untuk slow saja.

"Tapi serius kamu terlihat pucat Clara. Kami sakit?" tanya Mars memastikan.

"Aku hanya merasa sedikit sesak nafas." jawab Clara kemudian minum air mineral.

"Oh... Clara merasakan sesak nafas... Apa perlu aku carikan obat ke klinik Clara?" tanya Bara, namun dengan nada mengolok.

"Tidak. Aku akan pergi ke klinik sendiri untuk periksa." jawab Clara dengan beranjak pergi meninggalkan kursinya.

"Apa perlu aku mengantarmu ke rumah sakit, atau dokter spesialis jantung untuk memeriksanya Clara..." tanya Bara lagi dengan tersenyum, namun tanpa beranjak untuk bangun mendampinginya, seakan itu hanya sebuah kata kata ejekan saja untuk Clara. Sedangkan Clara teru melanjutkan pergi, di ikuti Jessica yang ikut beranjak meninggalkan kursinya mengejar Clara.

"Clara.... Apa serius mereka kembali bersama?" tanya Jessica dan Di jawab oleh Clara dengan ketus.

"Apa kamu buta, tidak bisa melihat dengan jelas." jawab Clara kemudian pergi meninggalkan Jessica.

Clara begitu sakit, ia bergegas menuju kamar mandi dan disana ia mengeluarkan air mata yang sejak tadi ia tahan. Ia semakin sakit menahan perasaan tanpa sebuah balasan dari Mars. Selain merasakan sesak, dadanya juga panas dan sakit, ia berharap Amara menjauh dari Mars, tapi ternyata ia tidak bisa memisahkan mereka dengan sebuah ancaman.

Siang harinya Mars menunggu Amara di depan pintu kelasnya, terlihat Amara tidak segera keluar dari kelas seperti mahasiswa lainnya, ia justru terlibat sebuah percakapan dengan dosen pembimbingnya yang kemarin mendatangi rumahnya. Ada rasa cemburu di hati Mars, dan itu nampak di wajahnya, karena begitu Amara keluar Mars terlihat diam saja dan dingin, tidak seperti biasanya ia tersenyum.

"Kenapa Mars, apa ada sesuatu?" tanya Amara dengan melihat wajah kekasihnya yang lebih sering melihat kearah lain di banding melihat dirinya, dan itu tidak seperti biasanya.

"Tidak. Tidak ada." jawab Mars singkat, membuat sebuah pertanyaan di hati Amara, ada apa dengan Mars siang ini.

"Hey Amara....." sapa Clara di halaman parkir, ia seperti sengaja menunggu kehadiran Amara.

"Hei." jawab Amara singkat, karena ia tahu sebenarnya Clara tidak menyukai dirinya, dan mungkin sekarang ia menyusun rencana untuk membuat Amara dalam masalah.

"Bagaimana jika siang ini kita nonton, sedikit menghilangkan ketegangan pelajaran mungkin lebih baik. Jangan berburuk sangka, bagaimana pun kamu sudah menjadi pacar Mars, dan kami sudah tumbuh besar bersama bertiga sejak dulu. Aku percaya jika aku mengajak Mars siang ini, pasti dia tidak akan mau, jadi aku mengajak mu saja, pasti dia akan ikut." kata Clara

Amara terdiam mendengar penuturan Clara, baru saja dosennya mengingatkan dia, untuk lebih hati hati dalam bertindak. Mengingat Mars, Clara dan Bara adalah satu circle, besar kemungkinan akan tumbuh konflik baru kedepannya. Sang dosen tidak bisa melarang hubungan Amara dengan Mars, karena Amara sempat mengakui jika mereka punya hubungan khusus dengan Mars, sebab Amara mencintai Mars, jadi sang dosen hanya bisa memperingati Amara untuk hati hati saja.

"Maaf Clara hari ini aku tidak bisa, aku harus segera pulang." jawab Amara

"Kalau begitu bagaimana jika aku ikut kerumahmu saja? Apa kamu ada urusan?" pinta Clara.

Sepertinya memang Clara sengaja melakukan pendekatan pada Amara, agar ia tahu di bagian mana ia bisa memisahkan hubungan mereka, jika dengan cara kasar tidak bisa, sepertinya harus dengan cara halus.

"Kami ada urusan lain Clara. Sebaiknya kamu ajak Bara saja untuk menuruti keinginanmu, lihat dia selalu ada waktu untuk menemanimu." jawab Mars, kemudian menarik Amara untuk pergi menjauhi Clara, menuju mobilnya.

Clara sangat kesal ketika Mars memutuskan sepihak penolakannya, namun kali ini ia tidak berkata apa apa lagi, karena ia juga masih kesal dengan ejekan Bara tadi pagi.

"Aku akan pulang bersama Jessica, malas bareng kamu." kata Clara begitu melihat mobil Jessica melintas, dan Clara masuk begitu saja meninggalkan Bara yang semakin kehilangan Clara yang dulu. Membuat Bara tidak bisa berkata lagi, ia memilih masuk ke dalam mobil dan pulang sendiri, dari pada mengikuti Clara yang hanya akan menimbulkan pertengkaran panjang saja.

Di dalam mobil Mars, keduanya nampak larut dalam pikiran masing masing. Mars masih menahan cemburu pada Arga, sedangkan Amara merasa dirinya semakin tidak pantas untuk Mars, mengingat status sosial mereka sangat jauh bak bumi dengan langit.

Bersambung......

1
Rusi Erviana
Bagus ceritax thor semangat d tunggu Bab selanjutx 😊👍👍💪💪
Yunsa: Terima kasih kak ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!