SILAHKAN MAMPIR BAGI YG SUDAH CUKUP UMUR, BOCIL HARAP MELIPIR!!!!!
Tidak sengaja menabrak seorang Dosen tampan bernama Alexander membuatnya harus dihukum menjadi seorang asisten pribadi selama satu bulan!
Dia dituntut bisa memenuhi semua kebutuhan Alex dan harus tunggal serumah dengan nya.
Namun rupanya, Jenni yang terlalu bodoh tak mengetahui maksud dari kalimat "memenuhi semua kebutuhan" pria itu. Dimana dirinya juga harus memenuhi kebutuhan ranjang sang Dosen casanova.
Bagaimanakah jadinya bila Jennifer benar-benar mengikuti kemauan Alexander?
Simak terus kelanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
**Happy reading 😊💞
🍁🍁🍁**
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya Alex dan Jennifer sampai di loby apartemen. Sesampainya apertemen, Alex langsung merebahkan tubuhnya di sofa, Jenni pun ikut duduk disampingnya.
"Sayang... apa kamu tahu rencana ayah? kenapa bisa kamu berinisiatif merekam video di kamar ku?" tanya Alex sembari memposisikan kepalanya diletakkan di atas paha Jenni sambil memeluk erat pinggang Jenni.
Jenni menarik nafas sejenak kemudian menghembuskan nya.
"Semalam entah kenapa aku tidak bisa tidur, jadi aku memutuskan untuk jalan jalan dulu sampai ke dapur untuk sekedar minum, tapi saat aku melewati kamar ayahmu aku mendengar suara ******* tapi tidak terlalu jelas. Jadi aku berfikir itu hanya halusinasi ku saja, kemudian aku melanjutkan ke dapur.."
Jenni menghentikan sejenak ucapannya.
Alex yang sangat antusias mendengarkan cerita Jenni kini merubah posisinya menjadi duduk di samping Jenni sambil menatap lekat mata Jenni.
"Setelah selesai minum, aku kembali dari sana, dan saat melewati kamar ayahmu aku mendengar suara ******* ******* itu lagi, bahkan terdengar sangat jelas. Aku mendekati pintu itu, saat aku ingin memastikan didalam ternyata pintunya dikunci." Jenni memandang ke sembarang arah sambil kembali mengingat suara suara keramat tadi malam.
tuk
"Bodoh! apa kau ingin menonton orang yang sedang melakukan *** ***?" Alex menjitak kepala Jenni.
"Aduh sakit! kenapa kau menjitak kepala ku??" sungut Jenni, ia mengelus dahi nya yang dijitak Alex.
"Habisnya kau ini bodoh sekali! kenapa kau ingin melihat orang yang sedang bercinta? apa kau sangat penasaran? kalo iya, ayo aku praktekan saja padamu. Biar kamu tahu rasanya mantap mantap." Alex menaik turunkan alisnya sambil tersenyum mesum menggoda Jenni.
plakk
Jennifer menggeplak paha Alex dengan keras, membuat Alex meringis merasakan sakit.
"Ish.. aku ini hanya ingin memastikan, bukan ingin melihat. Aku hanya tidak percaya saja! umur mereka terpaut sangat jauh, jadi wajar saja kalo ingin memastikan. Siapa tahu yang di dalam itu bukan om Jeremy tapi malah kamu! kalo sampai itu terjadi akan ku cincang senjata keramat mu itu sampai tidak berbentuk!! " telunjuk Jenni di acungkan ke depan muka Alex. Jenni menatap sebal Alex yang selalu saja berpikiran mesum walaupun dirinya mengaku sudah berubah.
Sedangkan Alex yang mendengar ancaman Jenni hanya bergidik ngeri, ia terus memegangi sel*angka*ngan nya tanpa mau berkutik.
"Jangan sayang..aku kan sudah berubah, mana mungkin aku melakukan itu lagi. kalaupun iya, pasti aku melakukan itu bersamamu sayang.. Kalo sampai punyaku dipotong, kamu tidak akan bisa mendesah di bawah ku sayang.." Alex memang selalu slengean, walaupun sebenarnya dia sedikit takut tapi tetap saja dia berpura-pura tidak mendengarkan ancaman Jenni.
"Ishh kenapa kamu malah membahas itu lagi, aku kan belum melanjutkan cerita ku!" Jenni benar benar kesal dengan Alex, padahal ia belum selesai mendengar cerita Jenni tapi malah terpotong dengan pembahasan mesum Alex.
"Oke oke! kamu lanjutkan lagi sayang.." Alex menenangkan Jenni karena ia tahu kalau Jenni sudah merajuk.
"Ah.. sudahlah! aku lupa tadi sampai di mana aku cerita." mood Jenni benar benar sudah di rusak oleh kemesuman Alex.
"Kamu tadi bilang yang ingin membuka pintu tapi di kunci sayang.." Alex mengusap puncak kepala Jenni kemudian membawa ke dalam pelukan nya. Di dekap nya tubuh Jenni penuh sayang.
" Oh iya.. setelah aku ingin membuka tapi tidak bisa, aku hanya menempelkan telinga ku di depan pintu. Saat suara aneh terakhir yang begitu keras, tiba-tiba mendadak hening dan aku memutuskan untuk kembali ke kamar." Jennifer menghela nafasnya dalam
"Tapi belum sempat aku beranjak, aku mendengar percakapan mereka tetapi tidak terlalu jelas. Aku hanya mendengar kata kata nya sekilas tentang kehamilan, menjebak, anak dan tiba-tiba juga menyebut nama mu. Setelah aku berfikir lama, aku menyadari pasti ada sesuatu yang ingin direncanakan mereka." Jenni kembali menghentikan ucapannya.
Ia mendongak menatap lekat wajah Alex yang berada tepat di depan. Bahkan hembusan nafasnya sangat terasa di wajah Jenni.
"Setelah itu aku kembali ke kamar, aku benar benar sangat gelisah tidak bisa tidur. Aku mulai berfikiran macam macam. Jadi aku memutuskan untuk ke kamar mu dan menceritakan semuanya padamu, tapi saat aku ke kamar mu, aku melihat kamu sudah tertidur begitu pulas dan aku tidak tega untuk membangunkan mu. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Tapi saat aku berbalik arah, aku kembali dibuat cemas, takut jika sesuatu terjadi pada mu. Aku memutuskan untuk menaruh hp ku di sela sela vas bunga itu untuk memastikan semuanya aman. Setelah itu aku kembali ke kamar dan akhirnya aku bisa tidur." Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Jenni, kini Alex hanya memandangi wajah sempurna Jenni dengan tatapan sulit di artikan.
"Terimakasih sayang.." ucap Alex lirih.
Hanya itu yang bisa ungkapkan pada Jenni walaupun sebenarnya banyak sekali kata kata yang ingin ia lontarkan pada nya, ia sangat bahagia memiliki Jenni. Alex merasa sangat beruntung mendapatkan wanita sebaik Jenni.
Alex mendekatkan wajahnya pada Jenni hingga keduanya tak berjarak, Jenni menutup matanya saat bibir Alex menyentuh bibirnya.
Alex memangut bibir Jenni dengan lembut, ia sangat menikmati bibir tipis Jenni yang terasa begitu manis , membuat ia menginginkan lagi lagi.
Rasanya ia tidak ingin melepaskan bibir manis Jenni yang terasa begitu kenyal dan lembut, membuat ia terbang sampai langit ke tujuh.
Alex mulai kehilangan akal sehat, satu tangan nya sudah memasuki dress berada di salah satu gunung besar Jenni. Ia meremas nya pelan, sesakali memelintir puncaknya.
Membuat Jenni mendesis tertahan karena ciuman Alex.
Saat dirasa Jenni mulai kehabisan nafas, Alex menghentikan ciumannya, ia menatap lekat wajah Jenni dengan pandangan sudah berkabut gairah. Bahkan tangannya masih ia biarkan di dalam sana.
Seakan tahu dengan arti tatapan Alex, Jenni langsung menghentikan tangan Alex yang masih menggerayungi tubuhnya.
Jenni menggelengkan kepala nya pertanda tidak mengizinkan Alex yang meminta lebih. Walaupun sebenarnya Jenni kasihan dengan Alex, karena ia pasti tersiksa apalagi Alex yang notabene nya maniak se**kk*s.
...❤️❤️❤️...
...TBC...
**Like, commant, vote, dan hadiahnya 😘
yang baru baca jangan lupa tambah ke favorit supaya tidak ketinggalan cerita ku yah..
terimakasih 🙏😊**
kalo sampe bella tinggal bareng kalian
siapa suruh dari awal ga jujur
saya jadi ikutan sakit ati