Cerita seorang laki-laki yang terpikat karena aroma yang mirip dengan seseorang di masa lalunya.
Kisah seorang laki-laki yang jatuh cinta pada pandangan pertama setelah bertemu dengannya. Aroma yang menenangkan, aroma yang mengingatkannya bahwa bahagia itu sederhana tapi terasa mewah.
Lalu bagaimana kisah laki-laki itu? apakah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Langit terlihat begitu cerah, namun tak membuat suasana hati seseorang menjadi ikut cerah juga.
Mengingat pertemuan keduanya dengan Luna merasa bahwa dia adalah orang yang selama ini dicarinya.
Seorang gadis yang memberikan semangat untuk melanjutkan hidup. Motivasi yang diberikannya, membuatnya mampu berjalan dengan tegak seperti saat ini. Marcel yang memandang langit dari jendelanya, dia mengingat kembali awal bertemunya dengan sang penyelamat.
FLASHBACK
Di sebuah rooftop rumah sakit, seorang laki-laki berdiri di tepian. Berdiri seolah bersiap kapan saja dia akan jatuh dari sana.
Seorang gadis yang baru saja masuk, melihat laki-laki itu. Berlari untuk mencegah, menariknya agar menjauh dari tepian.
"Heh! kenapa mau loncat!?" ujarnya dengan berteriak.
Marcel yang buta, tak mampu melihat seseorang yang menariknya. Hanya saja, tak sengaja dia mencium aroma yang sangat harum. Aroma bunga mawar segar, aroma yang menenangkan baginya.
"Heh, tuan! Saya beritahu ya, hidup itu harus dinikmati, jangan jatuh ke dalam kegelapan terlalu jauh...." Keheningan melanda. Tak ada yang mau membuka mulutnya untuk memecah keheningan.
"... Lalu, jika merasa sakit maka harus diobati. Jika kita jatuh, kita harus bangkit. Jangan pernah malu meminta tolong, karena banyak orang yang pasti akan membantu."
Marcel yang mendengar itu merasa tersentuh. Tak terasa, air matanya jatuh dengan sendirinya. Merasakan pelukan hangat yang dia inginkan, membuatnya tak mampu menahannya lagi.
FLASHBACK END
Marcel selalu mengingat ucapan gadis yang ia temui secara tak sengaja. Aroma dari gadis teringat jelas dalam ingatannya. Mencium aroma itu lagi dari seseorang, seorang gadis yang tak sengaja menabraknya merasa bernostalgia.
"Kali ini, aku tak akan melepaskan apapun lagi," tekad Marcel yang menginginkan Luna agar berada tetap di sisinya.
...****************...
Beberapa 2 bulan berlalu
Sudah 8 minggu sejak pertemuan keduanya dengan Luna. Marcel ingin sekali bertemu kembali dengan Luna. Dirinya hanya tau bahwa sejak pemilihan desain busana, Luna hanya dipanggil oleh pihak desainer miliknya untuk menanyakan revisi dan detail rancangan.
Sean, sekretaris Marcel selalu melaporkan kegiatan Luna saat masuk ke perusahaannya bersama mahasiswa lainnya.
"Tuan, pukul 9 anda harus rapat bersama para desainer dan mahasiswa yang desainnya anda pilih untuk melihat hasil akhir sebelum dibuat," Sean melaporkan kegiatan Marcel yang akan dijalaninya.
Marcel yang awalnya membaca sebuah dokumen dengan wajah yang terlihat bosan menjadi bersemangat saat mendengar ucapan dari Sean.
"Bisakah diundur, bukannya hari ini Luna ada jadwal?" Marcel mengetahui jadwal Luna, tentu saja dengan bantuan sahabatnya, Saka.
"Mahasiswa itu tentu saja mendapatkan izin tuan. Kami sudah mengirimkan pesan ke pihak kampus mereka,"
"Baiklah, sesuai dengan rencana saja," Marcel memikirkan ide lain agar bisa bertemu lebih lama dengan Luna.
Saat melihat Sean akan segera keluar, Marcel meminta bantuan Sean untuk mencarikan tempat makan agar mereka bisa makan siang bersama. Tentu saja, dengan kedok makan siang tim perancang agar Luna tidak bisa menolak. Dengan patuh, tentu saja Sean akan mematuhi perintah Marcel.
'Untung gajinya besar, kalau nggak mana mau nurutin bos yang lagi bucin' batin Sean kesal karena kerepotan dengan bosnya yang sedang jatuh cinta.
...****************...
Di dalam ruang rapat, kepala desainer mempresentasikan gambar 3 dimensi agar visualisasi desain bisa terlihat lebih jelas. Pendamping desainer profesional milik para mahasiswa juga ikut menjelaskan detail lebih agar semua memahami desain mereka.
Marcel yang hadir dalam rapat, lebih fokus melihat Luna yang terlihat serius mendengarkan rapat. Marcel hanya mendengarkan saja, namun pandangannya selalu menuju Luna.
Luna yang dipandangi oleh Marcel merasa gugup. Dirinya takut bahwa dirinya melakukan kesalahan atau penampilannya ada yang salah.
"Kak Ayu, Penampilan Luna ada yang salah ya?" bisik Luna kepada pendamping desainernya.
"Tidak ko, Luna hari ini malah cantik banget,"
Ayu selalu terpana saat melihat Luna yang terlihat cantik dan anggun. Namun, di sisi lain dia adalah anak yang ceria dan ramah. Semua orang akan merasa senang saat bertemu dengannya.
"Tapi kenapa pak bos, lihatin Luna kayak gitu," Luna sangat merasa risih saat Marcel menatap ke arahnya dengan intens.
Ayu yang melihat ke arah bosnya menatap Luna seperti melihat mangsa, tertawa kecil. Dirinya baru mengetahui bahwa bosnya yang dingin seperti kepingan es itu bisa terpana pada seseorang. Wajah meronanya tidak bisa berbohong saat Luna menatap balik dirinya.
"Bagaimana, pak? Ada tambahan dari desain yang kita presentasikan? " tanya kepala desainer.
Marcel yang sejak tadi hanya menatap Luna terkejut dengan panggilan dari kepala desainer.
Menatap dokumen yang ada di depannya, kemudian Marcel mengatakan tanggapan miliknya. Meskipun tidak fokus mendengarkan, Marcel bisa mengatakan tambahan desain yang menurutnya cocok dengan desain yang presentasikan.
Luna merasa kagum saat Marcel menjawab dengan baik. Padahal dirinya tau bahwa Marcel sejak tadi diam menatap dirinya, namun bisa menemukan kekurangan dan kelebihan desain itu.
'Hebat' Luna menatap penuh kagum Marcel. Terdapat binar kekaguman muncul dari mata Luna
Jangan lupa follback dan saling dukung ya.
mmpir punyaku juga kakk😻😻