Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.
Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.
"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi 3
Kai memberikan sebuah flare kepada Deren.
"Simpan ini jika situasi tak terkendali, nyalakan ini untuk meminta bantuan, dengan kemampuan pelacakmu harusnya kamu bisa mengetahui situasi berbahaya tertentu"
"Jika kami terdeteksi bergerak mundur bersamaan dan dikejar, gunakanlah ini untuk memanggil bantuan"ujar Kai.
"Baiklah, kondisimu belum pulih sepenuhnya yakin ingin kembali membantu mereka?"tanya Deren
"...."
"Elen, berikan aku buff Pain Resistance sebagai ganti nya, aku akan baik baik saja"ucap Kai
"Eh, kamu serius? itu mungkin akan memperparah lukamu"
"Aku tau, lakukan saja"ujar Kai
"O...oke"
Dilain sisi Kael menggenggam erat kepalan tangannya, dengan penuh tekat, ia segera maju untuk menyerang.
"Tidak ada kata mundur, aku harus berani jika ingin berkembang."
"Tidak mungkin, selama sepuluh tahun aku bisa bertahan tanpa skill apapun, aku harus mendapatkan ingatanku kembali."gumam Kael
Tanpa pilihan lain, Kael segera memukul kepala dari salah satu tikus, disusul dengan Lira yang memulai transformasi nya.
Seekor tikus menerkam Kael dari kiri, namun Kael melangkah mundur untuk menghindarinya.
Tepat setelah menghindari tikus tersebut, Kael segera melancarkan pukulan balik.
Seekor gagak menyerang Kael dari atas, menerjangnya dengan kecepatan tinggi, Kael reflek memukul paruh burung gagak tersebut tangan Kael mulai terluka dan sedikir berdarah.
Burung gagal itu segera terjatuh dari udara. Kael menahan rasa sakit sekuat mungkin, walau tangannya dipenuhi oleh darah ia tetap terus menyerang seakan-akan tangannya baik baik saja.
Lira menggunakan Taunt!, ia mengaum dan menarik sebagian besar perhatian mutasi kearahnya, sehingga Kael bisa sedikit lebih tenang.
Kael perlahan mulai mendapatkan luka luka serius. Kael mulai melangkah mundur dan seekor tikus menerjangnya tepat dari belakangnya.
Tidak dapat menghindari itu Kael menahan gigitan tikus tersebut dengan tangannya, sehingga tangan Kael tergigit.
"Aghh.." Kael yang tangannya tergigit oleh seekor tikus, membuatnya sedikit keteteran, memaksa Lira untuk mendekat dan membunuh beberapa mutasi disekitar Kael.
Mereka akhirnya terkepung, mutasi yang tersisa hanyalah 30 an saja, jumlah mereka sudah mulai berkurang.
Di moment itu Kai akhirnya kembali dengan menggunakan shadow blink, "aku sudah membaik, setidaknya bida untuk membunuh kroco-kroco ini"
"Kael kau kembalilah dulu, biar aku dan Lira yang menahan sisa beberapa kroco ini"
"Jumlahnya sudah mulai sedikit ini akan lebih mudah"ucap Kai
"Wah strategi hit and heal ini worth it juga ya"ucap Lira
"tidak juga, aku tidak memulihkan banyak lukaku, hanya menerima effect pain resistance sehingga bisa mengabaikan rasa sakit sementara waktu, jika Lira tau akan ini dia pasti sangat matah"ucap Kai dalam hati
Kael segera mundur dan berjalan pelan menuju zona amat, tempat Elen dan Deren berada.
"Ya waktunya menghabisi kroco-kroco ini"ucap Kai segera maju dengan belati nya, ia melesat cepat menggunakan shadow step dan menebas dengan cekatan ke setiap mutasi.
"Srat!!!"
"Andai aku punya mobilitas setinggi itu, aku tidak akan menggunakannya dengan ceroboh dan menghindari semua serangan"ucap Lira mengejeknya.
Lira menebas semua mutasi yang mendekat, dan perlahan jumlah mutasi mulai berkurang, menandakan Lira dan Kai berhasil mengalahkan mereka semua.
Disisi lain Kael sampai ditempat Elen berada, "bisakah kamu pulihkan aku?"tanya Kael.
"Oh kamu mengalami luka yang cukup parah, sini biar kuberikan perawatan"ucap Elen segera menyuruh Kael untuk berbaring.
Kael berbaring dan menerima skill Heal dari Elen. Elen terlihat kelelahan dan mulai terengah-engah.
"Kamu baik-baik saja Elen?"tanya Deren
"Selesai, lukanya akan sembuh perlahan dan sembuh lebih cepat, tapi penyembuhanku tidak bisa instant"
"dan aku tidak apa apa Deren, hanya sedikit lelah dan nampaknya aku telah mencapai batas, penggunaan manaku mulai melewati batas normalnya"ucap Elen
"Jangan terlalu memaksakan diri beristirahatlah"ucap Deren
"Deren bisakah kamu periksa kondisi Kai dan Lira disana dengan pelacakmu? untuk mengetahui situasi disana."ucap Kael
"Oh tentu, sejenak"ucap Deren segera menempelkan tangannya ketanah, resonansi sihir terjadi lagi.
"Oh, nampaknya mereka baik baik saja, jumlah mutasinya berkurang cepat, mereka akan memenangkan ini"
"Tunggu...dimana mutasi tingkat 4 itu" Deren segera menganalisa sekitarnya dan lebih fokus pada area sekitar.
"!!!"
"Ada apa?"tanya Kael
"Makhluk itu disini!"teriak Deren, mendengar itu Kael segera bangkit dan menghalangi pintu masuk gedung dengan beberapa perabotan, menghalangi jalan untuk masuk.
"Kalau begitu bersembunyi lah, kita harus naik kelantai atas gedung"ucap Kael.
Bahkan setelah bersembunyi makhluk itu sudah mengetahui posisi mereka, dan menerobos masuk kedalam gedung.
Perabotan yang digunakan Kael untuk menghalangi jalan perlahan-lahan terdengar rusak, perlahan hancur.
Menyadari bahwa dia telah terpojok, Deren mengusulkan untuk mereka segera pergi keatap gedung, "kita pergi keatas, aku ada Flare ini untuk meminta bantuan, kita bisa pakai ini"saran Deren.
Sesampainya diatap Deren segera mengaktifkan Flarenya.
"....Itu Daren"ucap Kai.
"Kita harus kesana, mereka nampaknya dalam bahaya"ucap Kai
"Ayo!"ucap Lira segera membunuh salah satu mutasi tingkat 2 terakhir yang ada disana.
"Khhh..."rasa sakit memenuhi kaki dan tangan Kai, nampaknya efek dari pain resistance telah habis.
"Kai? kamu baik-baik saja?"tanya Lira
"Aku baik-baik saja"
"Ck merepotkan, makanya jangan maksain diri"ucap Lira menggendong Kai menggunakan wujud bear formnya.
"humm... jujur saja energimu juga sudah terkuras habis kan"ucap Kai mengejeknya.
"Diam kita harus segera kesana"ucap Lira.
Disisi Kael terpojok tidak ada jalan keluar untuknya, mutasi tingkat 4 itu mendobrak setiap jalan masuk, dan waktu Kael perlahan segera habis. Dalam keputusasaan, Deren mengusulkan untuk melompat.
"Lompat saja dari pada mati"ucap Deren.
"Kau gila? dari lantai 3, ini akan membuat kita patah kaki"ucap Elen
"Lebih baik patah kaki dari pada dimakan oleh monster, pikirkanlah, tidak ada jalan lain"ujar Deren
"Ah terserahlah" Deren menatap kearah bawah, memperhatikan setiap celah dinding agar bisa mendapatkan pijakan.
"Kurasa kita bisa turun perlahan, mengandalkan celah dan retakan pada dinding"ucap Deren segera melakukannya.
Deren segera memanjat turun mebawah dan disusul oleh Elen, saat Kael hentak ingin turun, Monster itu sampai di atas dan segera menarik Kael mundur dan melemparnya ketembok.
"Kh..." mulut Kael sedikit berdarah, "sial aku telat"
"aku tidak bisa berakhir disini, tidak, tidak, tidak bisa"gumam Kael segera berdiri.
Mutasi tingkat 4 itu segera mendekat kearah Kael, Kael mengeluarkan jantung mutasi tingkat 1 dari tasnya.
“Hidup atau mati…” gumamnya sebelum menelan jantung itu.
Kael menelannya, jantung tersebut dengab mentah-mentah, rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya, rasa sakit yang belum pernah ia rasakan, seperti energi liar yang menghancurkan dari dalam.
Sebuah ledakan terjadi, memaksa monster mutasi tingkat 4 sedikit menjaga jarak. Kael jatuh berlutut, kesadarannya perlahan memudar.
Dan Kael seketika tersadar di alam bawah sadarnya, ruangan yang gelap dan hampa.
"uh...tempat apa ini?"tanya Kael, sebelum. ia sadar sebuah sosok merah yang berbentuk layaknya manusia berdiri tepat tidak jauh didepannya.
".....kau siapa? Aku... Dimana?"tanya Kael
"KaEl AkU kEcEwA dEnGaN kEpUtUsAn Mu! MeNgApA dIrImU lAmA sEkAlI mEmBaNgUnKaN Ku? KaU mElUpAkAnKu KaEl?"tanya Makhluk itu
"Apa maksudmu, siapa dirimu" ucap Kael waspada
"Kael aku kecewa dengan keputusanmu terakhir kali, kesalahan dari keputusanmu lah yang membawamu pada masalah seperti saat ini"ujarnya
“Kau bahkan melupakan aku dan kekuatan mu, kau ingin kekuatan itu kembali kan."
"Kalau begitu, SERAHKAN KENDALIMU PADAKU DAN AKU AKAN MEMINJAMKANMU KEKUATAN ITU"ucap makhluk tersebut
Kael tidak bisa menolak bisikan itu, melihat kondisi lemahnya dan teman-temannya tanpa berpikir panjang, ia mengiyakan nya.
Dalam sekejap, tubuhnya dikuasai oleh kekuatan misterius dan tubuhnya diambil alih oleh makhluk tersebut. Ia segera bangkit dengan mata yang merah membara, tubuhnya dikelilingi aura gelap kemerahan yang memancarkan kekuatan pekat.
“Ini… kebangkitan,” bisik Daren dari bawah. “Kael telah menjadi seorang Radiant.”
“Kh...aura ini... apakah itu Kael? aku tau ia pasti bisa mengatasinya,” Kai menyeringai meski terluka. “Didikanku ternyata tidak sia-sia.”
Namun, Lira melihat ini sebagai peringatan. Tidak banyak orang yang mengalami kebangkitan sebagai seorang Radiant namun gagal mengendalikan kekuatannya dan berakhir tenggelam dalam kekuatan tersebut.
Lira hanya bisa berharap itu tidak terjadi sembari bergerak mendekat.
Kael yang kehilangan kendali mulai mengamuk, "Haha...tubuh ini, aku merindukannya"ucap Kael.
Kael menyerang dengan kekuatan brutal dan destruktif. makhkuk itu terpukul mundur oleh kemampuan khusus dari Kael, setiap serangan yang Kael keluarkan menghasilkan ledakan dasyat dan bahkan membuat mutasi tingkat 4 itu kesulitan mendekat.
"Ini...dasyat sekali, kekuatan apa ini"tanya Kael.
"Huh...kamu bahkan belum mengingatnya setelah menyaksikan kekuatan dasyat dari raja ini?"
"Ini adalah kemampuan yang terkuat didunia, diantara para Radiant, Nuklir!"ucap makhluk merah yang mengendalikan tubuh Kael saat ini.
"Nuk..nuklir?"ucap Kael tertegun sejenak, "aku memiliki kemampuan sekuat itu?"ucap Kael.
"Ya lihatlah anak muda, bagaimana seorang Raja menggunakan kemampuan spesial ini dengan sempurna"ujarnya.