"Maafkan aku Dimas mungkin aku pernah mencintaimu tapi itu dulu sekarang cinta itu sudah mati. aku sudah mencintai orang lain . Ikhlaskan kepergianku Dimas . " pinta Kania yang lebih memilih melanjut kan pernikahannya dengan seseorang . Yuk nantikan di updatean terbaru aku , jangan lupa (Like/ subscribe/follow akun ku , Miss Jingga , Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Semua orang terkejut dengan penuturan yang di sampaikan Kania.
"Deg... Deg.. " detak jantung Dika seakan berhenti mendengar kedua orang tuanya yang lama tak ia jumpai begitupun sandi .
" Kenapa mama tidak telpon kita kak? Kalau mama ada di Jakarta? tanya Sandi ke arah Dika.
"Nanti kita temui mama ya dek , kamu tenang saja bentar lagi kita ketemu mama sama papa. " Ungkap Dika menenangkan adik nya.
"Kania tolong bisa kamu jelasin dimana ketemu sama papaku , Nia? Aku ingin ketemu mereka sandi juga pasti sudah rindu sama mereka . " pinta Dika
" Maaf Dika aku lupa tanya mama kamu dirawat diman , kita bisa tanya ke resepsionis di depan Dik " Ujar Kania .
" Hem... Anjani kami pamit pulang dulu ya , besok pagi kami akan kemari kita bisa sarapan sama-sama . Biar Dika yang ingin menginap disini menemani Dimas . Mungkin setelah mereka ketemu dengan papa nya "
Kamu jangan terlalu banyak pikiran ya Jani " Pinta Rania menguatkan Anjani sekaligus berpamitan.
"Iya Rani , kamu tenang saja , aku baik-baik saja , aku sudah berdamai dengan hatiku dan masalaluku demi anak-anakku , Rani. Terimakasih kalian sudah repot-repot kemari . " Ungkap Jani sambil memeluk Rania sahabatnya , bahkan membuat haru yang melihat .
"Jani , bagiku kamu bagian dari keluarga kami . Jadi jangan sungkan ya Jani. " pinta Rania membuat Anjani menitihkan air matanya .
"Terimakasih Jani , semoga kebahagiaan selalu mengiringi keluarga kalian " harapan Anjani .
" Aminn.. Aminn.. Kami pamit ya , Istirahat lah , Assalamualaikum ." Rania dan keluarganya berjalan meninggalkan ruangan yang masih tersisa Dika dan Anjani , ibunya.
"Wa'alaikum salam.. " Jawab Anjani.
"Sayang , pergilah temui papa mu nak , kamu pasti juga merindukan mereka kan , tidak papa mama sendiri paling bentar lagi adikmu sampai " ujar Anjani yang tidak ingin membuat sang anak bimbang meninggalkannya.
"Iya mah , Maaf ya mah , Dika tinggal dulu nanti pasti Dika kemari lagi nemenin mama"
Ucap Dika diangguki mama nya sebagai jawaban .
"Iya sayang."Jawab Anjani.
Dika berjalan keluar meninggal kan mama nya sendirian , setelah pintu tertutup rapat Air mata Anjani lolos begitu saja , entah apa yang membuatnya menangis .
*****
Di lorong rumah sakit yang ada di lantai satu , Dari arah luar muncul Dimas seorang diri , dia baru dari rumah buat istirahat sejenak sambil mengambil beberapa keperluan dia dan mamanya. Namun ketika dia rebahan dikasur niat hati hanya sebentar , namun malah ketiduran hingga malam, bibik saat itu sedang di belakang tidak tau bahwa Tuannya pulang . Jadi tidak ada yang membangunkan Dimas. Makanya ketika sudah jm 9 malam dia baru berangkat dari rumah.
Dimas kebetulan melewati lorong yang berbeda dengan keluarga Kania jadi tak sempat ketemu mereka. Namun dari arah berlawanan dia ketemu sosok yang sudah lama tak ia jumpai, yang sudah terlihat menua namun tetap terlihat gagah .
"Deg... Deg... Papa.. " Ucap Dimas lirih , dia langsung berhenti seketika itu begitupun yang ada didepannya .
"Deg... Deg... Dimas ... " Ucap pak Hendro lirih , dia bisa mengenali sang anak yang lama tak ia jumpai sebab wajahnya yang sangat persis dengan Dika hanya beda dimas lebih tinggi sedikit dari Dika dan sedikit lebih gelap kulitnya.
Mereka berhenti berhadapan saling berpandangan . Tidak ada yang mau menyapa lebih dulu .
***
Didepan ruangan Kania dan keluarganya menunggu Dika keluar , mereka bersama-sama turun menuju Resepsionis , dia menanyakan dimana letak ruangan atas nama pak Hendro atau Bu Soraya , Dika di tunjukkan kamar mereka berada , Namun berhubung jam sudah menunjuk kan jm 10 Hanya Dika yang diperbolehkan menemui pasien.
"Sandi kamu pulang dulu ya sama kakak nia dan tante Rani , besok janji kita ketemu mama sama-sama ya, mungkin mama sedang istirahat . " bujuk Dika kepada sang adik .
" Baiklah kakak , besok janji ya kita sama-sama ketemu mama. Sandi titip salam ya buat mama sama papa. " Ujar Sandi mengalah .
"Siap bos , kamu baik-baik ya sayang " Ucap Dika sambil mengelus rambut sang adik.
"Da.. Da .. Kakak " Pamit Sandi.
" Da sayang .. " Dika melambai kan tangan adiknya dan ke semuanya.
" Tante sama om pamit ya Dika , salam buat orang tua kamu , besok tante kesini lagi "Pamit Rania.
" Iya tante , Dika titip Sandi ya tante . Terimakasih tante . Tante dan om juga hati-hati dijalan ya "ungkap Dika.
" Iya sayang " pamit mereka sambil melambai kan tangan .
Dika berjalan menuju lorong yang ada di ujung sebelah kanan sesuai petunjuk petugas yang jaga.
Dika sambil berfikir kenapa mama sama papa nya kemari tak memberinya kabar dan kenapa mama nya tiba- tiba ada dirumah sakit . Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka.
Tiba di tikungan lorong terakhir dari arah kejauhan Dika melihat papanya diam mematung sedang didepannya terdapat seseorang yang dikenalnya , dia Dimas adik kembarnya. Dika langsung berjalan tergesa ke arah keduanya yang masih sama- sama mematung.
"Papa.. Dimas ... " Teriak Dika , membuyar kan keterkejutan keduanya , yang lantas menoleh ke arah Dika.
"Ehem .. Maaf saya permisi .. " pamit Dimas meninggalkan keduannya.
" Dim , tunggu dim... " Teriak Dika ingin mengejar sang adik , namun ditahan oleh papahnya .
" Lepasin pah , kenapa papa membiarkan Dimas pergi begitu saja. Kenapa papa menahan Dika pah.? Rentetan pertanyaan yang Dika lontar kan membuat orang tuanya bergeming.
"Kenapa pa??? "
" Kenapa papa ada dirumah sakit , tolong jelasin pah , ada apa sebenarnya ? Tanya Dika .
"Tenanglah Nak, Semua butuh waktu Dika , Dimas pasti terkejut bertemu dengan papa disini"
" Untuk kondisi mama kamu nanti papa sama mama akan jelasin pelan-pelan" Ucap sang papa.
"Berapa lama waktu yang papa butuhkan , sudah selama ini papa belum pernah ketemu Dimas , sekarang ada kesempatan papa sia-sia kan begitu saja. " Ujar Dika menyadarkan papa nya bahwa masih ada anak yang butuh kasih sayang nya
"Maaf Dika papa belum bisa menjawab nya sekarang , pasti papa akan menemui Dimas . Tapi belum tau kapan . Sekarang temui mama mu dulu , pasti dia akan sangat bahagia melihatmu disini" ujar pah Hendro.
"Huh....Baiklah pah , tapi aku harap tak lama . " Jawab Dika sambil berjalan keruangan sang mama .
"Cek klek ... Assalamualaikum mah "
Sapa Dika , membuat bu Soraya, mamanya membuka matanya kembali. Setelah hampir terlelap.
" Wa 'alaikum salam , Dika ini beneran kamu sayang ?" Ujar sang mama langsung memeluk anak sulung nya.
"Iya mah , sekarang Dika didepan mama. Kenapa mama bisa sakit sampai dirawat mah, kenapa mama tidak ngasih tau Dika ?" ujar Dika .
"Maaf sayang , besok janji mama akan jelasin. mama kangen banget sama kamu sama Sandi juga. Dimana adikmu nak? Tanya Soraya.
" Sandi pulang sama om sma tante mah , soalnya sudah malam kasian dia belum makan tadi. Mama juga harus istirahat kan. "Ujar Dika di angguki mamanya.
" Ya udah , udah malam , mama istirahat ya , Dika tunggu diluar ya mah ada yang mau Dika bicarakan sama papa. Dika berharap mama tidak sakit yang macam-macam . " Ujar Dika , mau tidak mau dijawab dengan senyum oleh sang mama.
"Iya sayang, aminn.. Doa kalian selalu menguatkan mama " jawab Soraya .
" Dika keluar dulu ya mah " mama tidur ya " ucap Dika tak lupa mencium kening sang mama. Bagi Dika mama Soraya dan mama Anjani sama-sama berarti baginya.
*****