"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Rahasia di Masa Lalu
"Kenapa aku harus segera menikah? Aku tidak mau menikah terburu-buru. Pokoknya aku hanya akan menikah dengan Lingga. Tidak mau dengan yang lainnya!" Silvia merasa heran dan tidak paham.
Mendengar ucapan Silvia, tentu saja Widuri dan Bu Dewi kesal, tetapi tidak menunjukkannya. Jika, sampai ketahuan Silvia bukan anak kandung Arya, maka tidak akan ada sedikitpun harta yang akan mereka terima. Apalagi bisa dinikmati.
"Pokoknya kalau kamu ingin hidup senang harus menuruti ucapan Tante. Jika tidak ... kamu akan menyesal nanti!" kata Widuri dengan penuh penekanan.
Silvia mengerutkan kening karena tidak biasanya wanita itu memaksa. Namun, tatapan tajam Widuri membuat perempuan itu jadi bertanya-tanya, kenapa harus melakukan apa yang disuruh olehnya.
"Jika sebagian harta papamu sudah menjadi milikmu, nanti kamu bisa bercerai dengan laki-laki itu," kata Bu Dewi dan itu semakin membuat Silvia bingung sekaligus penasaran.
"Lah, untuk apa aku menikah dengan sembarang pria dan ujung-ujungnya bercerai," tukas perempuan muda yang memiliki rambut panjang itu tidak suka.
Bu Dewi dan Widuri saling beradu pandang. Mata mereka seakan saling bicara. Keduanya akan memberi tahu kebenaran siapa Silvia sebenarnya. Lalu, apa hubungannya dengan Arya.
Rencananya, Widuri dan Bu Dewi akan pergi ke luar negeri setelah Silvia mendapatkan harta dari Arya. Mereka harus kabur sebelum kejahatannya terbongkar.
Sekarang saja Kedua wanita itu sudah menjual aset-aset miliknya. Karena setelah ini mereka akan menghabiskan hidup di luar negeri.
"Sebenarnya ada sebuah rahasia yang selama ini kita sembunyikan dari kamu," kata Widuri dengan berbisik.
"Rahasia," gumam Silvia. "Rahasia apa, Tante?"
Bu Dewi dan Widuri pun saling mengangguk untuk sepakat dengan apa yang akan mereka lakukan. Karena ini merupakan pembicaraan yang sangat rahasia, maka diputuskan untuk berbicara di tempat yang aman. Yaitu, apartemen milik Widuri yang menjadi tempat tinggalnya saat ini.
Begitu sampai di apartemen, Widuri dan Bu Dewi duduk diantara Silvia. Widuri memegang selembar foto dirinya ketika masih muda sedang menggendong bayi.
"Ini anak Tante?" tanya Silvia setelah melihat foto usang itu.
"Ya, dia adalah anak Tante," jawab Widuri.
"Sekarang dia ada di mana?" tanya Silvia penasaran karena dia baru tahu kalau Widuri punya anak.
"Dia ada di hadapanku sekarang ini," jawab Widuri menatap Silvia.
Otak Silvia mencerna kembali kata-kata Widuri. Dia lalu menoleh ke arah Bu Dewi dan Widuri secara bergantian.
"Maksud Tante ... aku ini anak Tante?" Betapa terkejutnya Silvia ketika melihat Widuri mengangguk. "Bagaimana bisa?"
Perasaan Silvia saat ini campur aduk. Marah, tidak terima, kesal, tetapi penasaran. Tidak pernah terbersit sedikit pun dalam benaknya dia anak Widuri. Dia tahu dan sadar kalau Widuri sangat baik sekali kepadanya serta memanjakan dirinya sejak kecil sampai sekarang.
"Ceritanya sangat panjang," kata Widuri memulai cerita masa lalunya.
"Dahulu, Tante punya kekasih. Kita saling mencintai dan menjalin hubungan selama tiga tahun. Namun, suatu malam ketika pulang kerja, Tante dirudapaksa oleh sekelompok preman. Kekasih Tante yang tahu kejadian itu langsung memutuskan hubungan kita. Sebulan setelah kejadian naas itu, Tante dinyatakan hamil," kata Widuri sambil terisak karena teringat dengan kejadian di masa lalu.
Silvia ikut merasa sedih atas kejadian yang menimpa Widuri. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi waktu itu.
"Banyak orang mencemooh atas kehamilan Tante. Para tetangga tidak henti menggunjingkan Tante sama kamu yang masih bayi," lanjut Widuri terisak dan itu membuat Silvia ikut bersedih, sehingga mereka berpelukan.
"Tante yang masih muda berusaha dan berjuang untuk membesarkan kamu. Bagaimanapun juga kamu berhak hidup dan melihat keindahan dunia ini," ucap Widuri dengan suara bergetar. Kini dia beradu tatap dengan Silvia.
"Maka ketika Pak Arya mencari Alma dan putrinya, Oma memberikan kamu. Dengan berat hati kami terpaksa melakukan itu. Kami tidak ingin kamu hidup menanggung malu dan derita," ucap Bu Dewi kali ini dengan berderai air mata.
Rasa marah yang tadi menyelimuti perasaan Silva, kini hilang menguap entah ke mana. Dia merasa bersyukur karena sudah diberikan kepada Arya. Perempuan itu tidak bisa membayangkan, jika hidup dalam pengasuhan Widuri. Pastinya akan banyak penderitaan.
"Lalu, sekarang di mana wanita bernama Alma itu dengan anaknya?" tanya Silvia. Rasa takut mulai menyusup ke dalam relung hati wanita itu. Dia takut suatu hari anak kandung Arya datang dan akan menyingkirkan dirinya.
"Kita tidak tahu di mana dia berada sekarang. Yang Tante takutkan adalah wanita itu akan mencari Arya kembali. Karena putrinya pasti membutuhkan sosok Arya untuk menjadi wali nikahnya," jawab Widuri terlihat cemas.
"Usia anak itu seumuran sama kamu, Silvia. Mungkin saja sekarang dia mulai menjalin hubungan serius dengan laki-laki dan akan menikah. Oma yakin anak itu akan mencari Arya, mau tidak mau," lanjut Bu Dewi dengan wajah pucat. Karena kebohongan mereka akan segera terbongkar.
Dahulu, Bu Dewi dan Widuri menyebarkan fitnah kalau Almahira hamil diluar nikah. Laki-laki yang menghamilinya adalah Zayyan. Gara-gara hal itu Pak Zaenal jatuh sakit karena depresi anak kesayangannya berkelakuan buruk.
Pernikahan mendadak itu memang tidak diketahui oleh banyak orang. Akan tetapi, Bu Dewi dan Widuri tahu akan kejadian itu. Ketika Almahira diketahui hamil, ini dimanfaatkan oleh mereka untuk memberi citra buruk dan menyingkirkannya. Semua harta milik Pak Zaenal juga mereka kuasai.
"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang? Menikah bukanlah solusi untuk saat ini. Papa bukanlah orang bodoh yang bisa dikelabui." Silvia tahu betul bagaimana sifat dan karakter ayahnya.
Widuri dan Bu Dewi berpikir keras agar posisi mereka tetap aman. Namun, opsi untuk pergi ke luar negeri ada di daftar list paling atas. Karena cepat atau lambat Arya akan tahu mereka sudah menipu dirinya.
"Tante tahu caranya agar kita semua tetap aman dari kemarahan Pak Arya," kata Widuri dengan senyum licik.
***
"Mama ingin kamu putuskan hubungan dengan Shakila sekarang juga!" teriak Bu Diana di sore hari beberapa saat setelah Abian pulang kerja.
Rasa lelah sehabis kerja membuat Abian yang biasanya sabar dan lemah lembut ketika menghadapi mamanya, kini menjadi emosi. Pria itu tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita yang sudah melahirkan dirinya.
"Kenapa, Ma? Tidak semudah itu memutuskan hubungan yang sudah dijalin. Apalagi aku dan Shakila sudah sepakat untuk menikah. Waktunya juga tinggal delapan bulan lagi," balas Abian mencoba bersabar menghadapi ibunya.
"Sebaiknya kamu dengarkan apa kata mamamu, Abian," kata Pak Haris yang mulai jengah atas perseteruan istri dan anaknya.
"Ini demi kebaikan semua orang. Selagi kamu dan Shakila belum menikah, jadi putuskan hubungan kalian!" ucap Bu Diana dengan nada keras dan tegas sampai orang yang berdiri di depan pintu rumahnya mendengar pembicaraan mereka.
***
Jika aku upload ceritanya ini kalian suka enggak? Genre komedi romantis berbumbu misteri.