Khalisa harus menelan pil pahit kala calon suaminya malah menikahi sahabatnya sendiri disaat pernikahan mereka hanya 1 minggu lagi. Sakit hati tentu saja Ia rasakan tapi karena tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan Ia akhirnya menerima tawaran Paman nya yang seorang Direktur sebuah rumah sakit untuk menjadi relawan di daerah terpencil.
Bertahun-tahun Ia menjadi relawan dan setelah semuanya selesai Ia memutuskan untuk pulang dan melepas rindu dengan keluarga nya. Namun, bukannya melepas rindu setelah pulang Ia malah harus menghadapi Arkana Xander Walton akibat perjodohan gila yang diatur keluarga nya.
" Tanda tangani kontrak itu! "
" Lebih baik batalkan saja pernikahan ini jika harus terikat kontrak. Aku tidak berminat untuk bermain dengan sesuatu yang sakral. "
Bagaimana kisah ke-dua nya yang harus bersatu disaat hati keduanya berbeda. Sanggup kah Khalisa hidup bersama Pria kejam nan gila seperti Arkan atau Ia akan menyerah.
Mari simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahrotul Wulandary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu teman lama
Wajahnya tenang dengan netra yang sama tenang nya tanpa ada riak emosi sedikit pun. Khalisa menyeruput minuman yang Ia pesan karena orang didepannya tak kunjung berbicara. Khalisa jadi sedikit kesal. Akhirnya entah ada hal apa tiba-tiba saja Khalisa memenuhi undangan sahabatnya untuk bertemu. Tentu saja setelah mengirimkan pesan kepada Suaminya untuk meminta izin meskipun tidak dibalas.
Sejak menikah Khalisa sangat jarang keluar kecuali ke rumah orang tuanya. Ia jarang berkumpul dengan para sahabat nya karena selain sudah berkeluarga mereka juga mempunyai kesibukan masing-masing.
" Aku selesai. " Serunya hendak berdiri namun tidak jadi karena akhirnya sahabatnya itu bersuara setelah diam sekian lama.
Khalisa kembali duduk dan menatap tenang membuat lawan bicaranya merasa gugup.
" Aku mau minta maaf sama Kamu. " Ucapnya dengan suara rendah karena terlanjur malu melihat Khalisa yang masih baik kepadanya.
" Maafin Aku Khalisa untuk semua yang telah terjadi. Aku minta maaf karena sudah buat Kamu kecewa dan sakit hati. " Setiap perkataan nya menyiratkan penyesalan. Sebelumnya Ia belum sempat meminta maaf dengan benar kepada sahabat yang telah Ia kecewakan. Kali ini Ia akan mengakui kesalahan nya dan berharap agar persahabatan mereka bisa seperti dulu lagi.
Khalisa tidak merespon apapun selain menatap wajah sahabat nya tanpa suara.
" Aku tau saat itu Aku terlalu impulsif sampai nekat melakukan hal yang Aku sesali sampai hari ini. Aku minta maaf Khalisa. Aku adalah sahabat yang buruk. Benar kata Tante Sekar tidak ada sahabat yang berani merebut milik sahabat nya. "
" Lupakan masa yang telah terjadi, lagi pula kita juga tidak dapat mengulang nya. Aku sudah punya keluarga Ku sendiri sekarang begitu juga dengan Kamu. Jadi lupakan anggap semua itu tidak pernah terjadi. " Ucap Khalisa membuat perasaan bersalah pada diri Muthia semakin dalam. Tega sekali dirinya menyakiti hati perempuan sebaik Khalisa. Ia merasa seperti menjadi wanita paling buruk karena pernah membuat wanita sebaik Khalisa menangis dan menanggung sakit hati akibat perbuatan nya.
" Akan Aku ceritakan kejadian dua tahun lalu. Aku tidak pernah tenang sebelum Kamu mengetahui nya. Aku tidak ingin terus dalam perasaan bersalah ini. " Ujar nya.
" Cukup Kamu dan Allah yang tau apa terjadi dua tahun lalu. Aku sudah memaafkan semuanya. Jadi Kamu tidak perlu menceritakan nya karena Aku juga tidak ingin tau. " Ucap Khalisa sambil tersenyum tipis.
Menurut nya tidak perlu mengingat bagaimana dan kenapa kejadian dua tahun lalu bisa terjadi. Khalisa tidak mau membuka luka lama juga karena Ia memang tidak ingin tau. Lagipula dia sudah menikah sekarang. Khalisa tidak ingin mengenang masa lalu.
" Tapi Aku.. "
" Aku pergi jika sudah selesai. Maaf karena tidak bisa mengobrol terlalu lama. " Khalisa bangkit dari duduknya kemudian pergi meninggalkan area Kafe.
" Pantas Mas Saga begitu mencintai Mu, Khalisa. Kamu adalah perempuan baik bahkan sangat baik yang pernah Aku temui. Hati Mas Saga terlalu sulit untuk Ku ketuk karena nama Kamu masih terukir dengan jelas disana. "
Khalisa menggeleng melihat wajah Muthia yang sedih dengan senyum pahit di wajahnya. " Aku tidak sebaik yang Kamu kira tapi Aku juga tidak seburuk yang Kamu pikirkan, Muthia. Aku hanyalah manusia biasa sama seperti Mu. Dia adalah Suami Mu dan wajib baginya untuk mencintai Kamu. Aku tidak pernah mencintai Suami Kamu, Muthia. Nama Kamu yang harusnya ada disana bukan Aku. " Ucap Khalisa.
" Tapi dia masih mencintai Mu, Khalisa. Bahkan Mas Saga bertahan dengan pernikahan Kami hanya karena ada Alea. " Mata Muthia mulai mengeluarkan cairan beningnya.
" Maka buat Dia mencintai Mu, Muthia. Jangan terlalu pokus pada Suami Kamu yang mencintai wanita lain. Tapi pokuslah untuk mendekatkan diri padanya. Aku percaya Suami Kamu akan mencintai Kamu jika Kamu mau berjuang sedikit saja. " Tegas Khalisa yang sangat tahu watak wanita itu.
Muthia pasti tidak berani mengambil langkah selama ini karena memikirkan jika Suaminya mencintai wanita lain. Sifat buruk wanita itu masih melekat ternyata. Muthia pasti tidak mengambil langkah apapun dan hanya melihat dari kejauhan. Mungkin karena rasa bersalah nya atau apa Khalisa tidak tau. Entah bagaimana pernikahan yang sahabatnya itu jalani selama ini sampai membuat nya terlihat tertekan.
" Aku nggak seberani itu Khalisa. Melihat Alea mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya saja sudah membuat Ku bahagia. Aku sudah tidak mengharapkan apapun. " Ucapan nya seperti orang yang putus asa.
" Buang pemikiran sempit Mu. Mulailah melawan perasaan Mu sendiri. Keluar dari zona bersalah Mu seperti yang Kamu lakukan dua tahun lalu. " Tegas Khalisa kemudian pergi meninggalkan Muthia sendiri dengan pikirannya.
Muthia tersenyum kecut. Khalisa adalah orang yang paling mengerti dirinya tapi kenapa Ia malah menghianati perempuan itu. Sebelum Khalisa mengatakan nya pun Ia tau jika Sahabat itu memang tidak menyimpan perasaan apapun kepada Suaminya. Tapi hatinya selalu merasa tercabik saat mendengar Suaminya yang berkata jika hanya ada nama Khalisa dalam hatinya.
🥜🥜
Khalisa terus beristighfar berkali-kali untuk menenangkan dirinya yang kesal dengan pemikiran Muthia yang sangat sempit. Perempuan dengan setelan tunik berwarna cream juga rok dan hijab yang warnanya sedikit senada itu berhenti sejenak guna mengatur sedikit napasnya. Ia melihat sekeliling dan memilih untuk berjalan-jalan sejenak sebelum pulang. Toh Suaminya juga masih kerja dan pasti akan pulang sore.
Dari pada bosen di rumah lebih baik Ia jalan-jalan sejenak. Rasanya sudah lama Ia tidak me time seperti ini.
" Khalisa?! "
Khalisa menoleh saat seseorang memanggil namanya. Langkah nya sontak menjauh saat seorang Pria berjalan mendekat. Ia ingi pergi saja namun urung melihat sejenak Pria itu yang seperti ingin mengatakan sesuatu. Tapi tetap saja Ia tidak ingin berlama-lama dengan Pria yang berstatus Suami sahabatnya itu.
" Muthia ada di dalam." Katanya memberitahu karena menyangka mungkin Pria itu ingin menanyakan keberadaan Istrinya.
" Aku ingin kita bicara. " Ucap Saga yang langsung ditolak oleh Khalisa.
" Bicarakan disini saja. "
Saga menarik napas panjang melihat Perempuan itu yang menundukkan pandangan nya bahkan berada sedikit jauh darinya. Tapi Ia tidak mau memaksa karena bisa bicara seperti sekarang saja sudah membuat nya cukup senang.
" Bagaimana kabar Mu? Apa Suami Mu memperlakukan Kamu dengan baik, Apa Kamu bahagia dengan pernikahan Mu? "
Khalisa mengernyit kan dahinya. Mengapa Saga menanyakan pertanyaan yang terkesan sangat privasi bagi Khalisa. Tapi tidak mau berpikir lebih Khalisa hanya menjawab Alhamdulillah saja tanpa niatan menjawab lebih. Hal itu cukup membuat Saga sadar jika Perempuan itu tidak ingin mengatakan apapun terkait pernikahan nya.
" Aku minta maaf Khalisa. Maafin Aku karena udah buat Kamu kecewa. Aku tidak menginginkan pernikahan itu. Aku hanya dijebak sehingga membuat Aku harus bertanggung jawab. " Papar Saga saat melihat Khalisa yang seperti ingin segera pergi.
Huh! Sudah berapa kali orang-orang mengatakan maaf kepadanya hari ini. Sudah Khalisa katakan itu semua adalah masa lalu jadi biarkan semuanya berlalu. Mengapa mereka tidak mengerti juga. Lagipula apa untung nya bagi mereka jika mengatakan semuanya sekarang. Khalisa sudah tidak ingin mengingat nya.
" Itu hanyalah masa lalu. Bagaimanapun semua yang telah terjadi adalah atas kehendak Allah. Kita tidak dapat menyalahkan siapapun. "
" Perempuan itu yang salah karena sudah menjebak Ku dan membuat pernikahan kita batal. "
Khalisa menggeleng tidak habis pikir. Seperti apa pernikahan yang di jalani sahabat nya jika Suaminya saja teru menyalahkan nya seperti ini. Khalisa jadi berpikir jika pernikahan mereka tidak baik-baik saja.
" Dari pada saling menyalahkan lebih baik kita memperbaiki diri menjadi lebih baik. Menikah dengan orang yang kita cintai memang adalah impian semua orang namun mencintai orang yang kamu nikahi adalah suatu kewajiban. Berdamailah dengan masa lalu dan beri ruang untuk masing-masing hati agar bisa saling mengetuk. "
" Aku tidak mencintai nya Khalisa. Aku mencintai Kamu! "
Bugh
Khalisa menjerit saat tiba-tiba saja wajah Saga dipukul oleh seseorang sampai pelipisnya berdarah. Khalisa semakin terkejut saat tau orang itu adalah Suaminya yang entah datang dari mana.
Arkan yang tadinya baru selesai melakukan meeting dengan klien nya tidak sengaja melihat notif dari Istri nya yang mengatakan akan pergi menemui sahabatnya di salah satu kafe. Melihat lokasi kafe yang tidak terlalu jauh dari tempat nya membuat Arkan memutuskan untuk menjemput Istrinya.
Namun yang tidak Ia sangka adalah. Ia melihat Istrinya berbicara dengan Pria yang pernah menjadi mantan calon Suaminya. Rahang Arkan langsung mengeras dengan amarah yang memuncak. Apalagi saat Pria itu mengatakan mencintai Istrinya. Sialan Arkan tidak terima. Hanya diri nya yang bisa mencintai Istrinya.
" Bajingan! "