NovelToon NovelToon
The Secret Of Possessive Man

The Secret Of Possessive Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:849
Nilai: 5
Nama Author: Citveyy

Devan Arenra Michael adalah Laki-laki berumur 21 tahun yang menyukai sahabatnya sejak tiga tahun yang lalu. Takut ditolak yang berujung hubungan persahabatan mereka hancur, ia memilih memendamnya.

Vanya Allessia Lewis, perempuan dengan sejuta pesona, yang sedang berusaha mencari seorang pacar. Setiap ada yang dekat dengannya tidak sampai satu minggu cowok itu akan menghilang.

Vanya tidak tahu saja, dibalik pencarian dirinya mencari pacar, Devan dibalik rencana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citveyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22 Perjodohan

Remon dan Devan mulai mendekati Vanya. Mereka berdua percaya pada diri mereka sendiri bahwa mereka bisa menaklukkan Vanya.

Remon menyeringai karena dirinya bisa mendekati Vanya lewat Mamanya yang juga selalu ikut senam dengan ibu-ibu komplek. Ia tak mau kalah dengan Devan yang nyalinya cuma sebiji kopi. Andai ia diposisi Devan pasti ia sudah mengungkapkan perasaanya sejak lama. Vanya itu cantik, pintar, orang kaya lagi. Kalau dianggurin lama-lama pasti para laki-laki yang selama ini antri akan maju.

"Kalau lo main curang awas aja lo bocah."

"Gak akan, situ mungkin yang main curang."

"Dih."

Remon membuang muka dan mulai menjalankan aktingnya. Dua teman Remon hanya mengikut di belakang karena instruksi Remon sendiri bos mereka.

"Halo kak Vanya," Sapa Remon memperlihatkan senyum paling manisnya.

"Hai Remon," Sapa Vanya sedikit memelankan gerakan senamnya. "Senam juga toh."

"Iya kak supaya badan gue sehat dan bisa masuk abdi negara."

"Wah mantap banget tuh, keren-keren."

Remon menggigit bibir bawahnya berusaha tidak berteriak keras. Ia melirik sekilas Devan yang berada di samping kiri Vanya. Tersenyum mengejek memperlihatkan bahwa ia telah menang.

"Makasih kak Vanya."

"Vanya!"

"Eh," Vanya kaget dan langsung menoleh. "Devan."

"Lo kok gak bangunin gue. Padahal kan gue juga mau ikut olaharga."

"Devin yang gak mau kalau lo ikut, makanya gue gak bangunin lo."

Remon menahan tawanya dengan menutup mulutnya. Remon sengaja mengkode kedua sahabatnya supaya mengikutinya mengejek Devan,

Walaupun mereka takut pada Devan tapi mereka lebih takut jika tak dapat traktiran lagi oleh Remon.

Devan mengepalkan tangannya, greget ingin memukul bocah ingusan yang sudah berani mengejeknya.

"Gak papa sih, lagian tidur gue nyenyak banget. Kan tadi malam kita tidur bertiga."

Rasain

Devan tertawa dalam hati melihat bagaimana wajah yang sebelumnya mengejeknya sekarang malah seperti monyet yang sedang menganga.

"Nyenyak sih nyenyak tapi gue yang gak bisa tidur," Dengus Vanya memberhentikan gerakannya.

"Hu...haus banget." Keluhnya membersihkan keringatnya menggunakan punggung tangannya.

Devan dan Remon secepat kilat bergerak membeli minum. Mereka bahkan saling mendorong membuat Vanya kebingungan.

"Mereka kenapa?" Tanya Vanya pada sahabat Remon.

"Gak tahu kak, "Kata Gayuh teman Remon.

"Aneh banget."

Vanya berjalan mendekat pada Devin yang belum menyadari kehadirannya. Vanya yang melihat bagaimana seriusnya Devin menghitung bebek yang ada di hpnya hanya terkekeh geli.

"Serius banget sih," Vanya mencolek perut Devin.

"Mami cudah cenam?"

"Sudah dong."

"Devin mana minum kakak?"

"Ini."

"Makasih sayang."

"Cama-cama cayang, "Balas Devin.

Devan dan Remon yang baru saja sampai di hadapan Vanya tercengang. Vanya sudah punya air minum. Gagal sudah rencana mereka mencuri perhatian Vanya.

•••

Lagi-lagi Devan di kacangi. Kenapa sih Devin harus hadir didunia ini. Semenjak Devin lahir, perhatian Vanya itu selalu pada Devin. Walaupun mereka berjauhan Devin itu pintar mencari nomor Vanya dan menelponnya.

"Lo kenapa?" Tanya Vanya setelah menidurkan Devin di kamar Devan karena mereka saat ini sudah berada di apartemen Devan. Lena dan Michel pergi keluar, katanya ingin jalan-jalan berdua.

"Menurut lo?"

"Kok menurut gue sih. Kan lo yang membingungkan."

"Ratu gak peka!" Pekik Devan dalam hati.

"Lo itu lupain gue semenjak ada Devin di sini."

"Oh itu...." Vanya mengangguk paham.

"Oh doang?" Devan tak habis pikir dengan Vanya yang responnya hanya sesingkat itu.

"Bisa gak sih lo----"

Devan menghentikan omongannya karena mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Vanya.

"Sudah tenang?"

"Nih cewek monyet banget. Selalu aja tiba-tiba bikin gue jantungan."

"Belum."

"Yaudah gue harus apa?"

"Ya...cari cara lain sendirilah," Devan membuang muka kemudian berjalan menuju sofa depan Tv.

Vanya mengikuti Devan. Ia sebenarnya lelah menghadapi sikap kekanakan Devan yang selalu mempermasalahkan hal kecil.

"Oke Vanya lo harus berfikir."

Vanya mencari cara yang ampuh untuk meluluhkan Devan. Devan itu suka makanan manis tapi disaat seperti ini pasti dia gak mood makan.

Ciuman? Devan itu suka menciumnya dimana saja dan ia merasa senang karena merasa Devan menyayanginya. Jika ia mencium Devan pasti cowok itu juga akan senang. Pasti.

•••

Devan menatap Vanya yang berjalan mendekat padanya dengan kebingungan. Seperti ada yang aneh dari cewek itu. Kenapa ia senyum-senyum. Apa ia sedang kerasukan?

Devan kan sedang marah, kenapa gadis itu seperti terlihat biasa-biasa saja. Apa cewek itu tidak mencari cara untuk meluluhkan dirinya ini.

"Dev."

"Hmm."

"Mau gue pijat gak?"

"Ha?"

"Pijat," Tanpa persetujuan Devan Vanya memijit pundak Devan dari belakang.

"Lo apaansih, gak jelas banget."

Devan melepas kedua tangan Vanya yang ada di pundaknya. Ia frustasi karena gadisnya ini sangat tidak pekaan jadi orang.

Vanya mengerucutkan bibirnya dan duduk didekat Devan yang kepalanya mendongak keatas, meremas kepalanya yang seperti sedang sakit.

Cup

Vanya mengecup leher Devan membuat si empunya melotot. Ia menatap Vanya dengan wajah sangat kaget. Kenapa Vanya mencium lehernya. Apa yang salah dengan cewek ini.

"Dev."

"Ha?"

"Gak senang?"

"Ha?!"

Vanya mencebikkan bibirnya setelah itu menarik kepala Devan.

Cup

Vanya menciumnya lagi didahinya. Tolong siapapun itu cari tahu isi otak Vanya dan beritahukan padanya segera. Ini aneh sekali.

"Senang?"

"Ha?!"

Cup

Vanya memang sudah gila. Devan sungguh di buat kebingungan dengan tingkah cewek ini. Mencium leher,dahinya, dan sekarang mencium pipinya. Ini tidak baik sekali dengan keadaan jantungnya.

"Lo kenapa cium gue?"

"Gak suka?"

Devan tak mengangguk ataupun menggeleng. Ia bingung sekali harus bereaksi apa.

Cup

"Bibir gue," Gumam Devan seperti orang bodoh yang memegangi bibirnya yang baru saja di kecup oleh Vanya.

"Lo gak suka."

"Suka apa?" Tanya Devan tak santai.

"Gue cium Dev, gitu aja gak ngerti." Vanya ikutan kesal.

"Gue gak suka, lo bikin jantung gue hampir lepas dan hal itu bisa mengakibatkan kematian!"

"Gitu ya?" Tanya Vanya polos.

"Iya! Lo hampir bunuh gue dengan ciuman lo."

"Maaf. Yaudah kalau gitu gue gak akan cium lo lagi."

"Eh?!"

•••

Makan malam di apartemen Devan lebih nikmat karena kehadiran kedua orang tua Devan dan adiknya Devin. Vanya sudah pulang sejak tadi karena punya tugas penting dan dijemput langsung oleh supirnya.

"Jangan buang-buang nasinya Devin, nanti nasinya nangis."

"Nacinya kan gak punya mata nenek."

"Nanti nasinya nangis sembunyi-sembunyi Devin."

"Gitu ya?"

"Iya bocil." Ucap Devan dengan nada gemas seperti ingin mencekekik adiknya.

Lena tersenyum melihat tingkah kedua putranya yang kini saling meledek. Ia sangat merindukan suasana ini makanya ia tiba-tiba terbang kesini karena ingin bertemu dengan Devan.

"Dev Mami punya teman yang lucunya kayak Mami."

"Terus?"

"Dia itu kaya raya, terus dia keliatan awet muda padahal umurnya lebih tua daripada Mami. Ingat kan Pi sama bu indah yang pernah datang sama anaknya kerumah?"

"Ingat."

"Pantas aja awet muda kan namanya indah," Celetuk Devan membuat mereka bertiga tertawa.

"Bisa gitu ya ternyata."

"Dia juga punya anak cewek yang gak kalah cantik,"

"Bukan cantik aja, dia ramah terus pintar banget. Anaknya bu Indah ambil jurusan hukum di Ugm."

"Wah keren banget," Seru Devan.

"Iya keliatannya cocok deh sama kamu Nak."

Devan menghentikan makannya termasuk Michel. Mereka berdua melirik Lena yang tampak seperti tak bersalah setelah mengatakan itu.

"Bukan pintar aja, tapi dia juga jago nyanyi, jago main piano, jago....apa lagi ya? Iya jago taekwondo!" Seru Lena begitu semangat.

"Gimana menurut Papi sama Devan anaknya bu Indah?"

"Dia punya kekurang Mi."

Lena mengerutkan dahinya. "Apa Pi?"

"Dia gak bisa ngangkat galon,"Celetuk Michel membuat Lena tertawa keras. Kecuali Devan yang tak bisa terbawa dengan celetukan Michel yang ingin kembali menghangatkan suasana.

"Papi ada-ada saja. Pasti anaknya bu Indah tahulah angkat galon. Bu indahnya aja pintar angkat beras masa anaknya gak bisa ngangkat galon."

"Devan sudah selesai."

Devan berdiri dari duduknya kemudian pergi memasuki kamarnya. Ia tak ingin mendengar Maminya berbicara soal anaknya bu Indah lagi. Ia merasa ada yang berbeda dengan cerita Maminya kali ini.

"Kok Devan sudah selesai sih?"

"Mi," Panggil

"Ya?"

"Maksud Mami apa ngomong kayak tadi."

"Maksudnya?"

"Mami pasti tahu maksud Papi."

Lena minum terlebih dahulu. Memang ia sengaja bercerita soal anaknya bu Indah pada Devan karena ia punya rencana menjodohkan anaknya itu. Ia tak mau kalau Devan hanya berlarut pada perasaanya yang tak terbalaskan.

"Mami punya rencana jodohin Devan sama anaknya bu Indah."

"Mami Devan gak mungkin mau dijodohin. Mami tahu betul kan Devan cintanya sama siapa."

"Iya tahu. Mami sangat tahu siapa perempuan yang sangat dicintai Devan. Tapi apa Papi tahu kalau perempuan itu juga menyukai anak kita? Gak kan?"

"Mami kayaknya capek deh, mending kita tidur dulu. Gak enak juga sama Devin. Biar Papi aja yang beresin. Mami langsung ke kamar aja sama Devin."

Lena berdiri dari duduknya dengan helaan nafas yang panjang.

"Mami hanya lelah sama perjuangan anak kita yang tak berujung Pi."

"Mi," Panggil Michel dengan nada memelas.

"Mami mohon kali ini jangan halangi rencana Mami."

"Mi."

"Untuk kali ini Mami gak mau dengarin Papi."

1
Istiy Ana
Perempuan tuh butuh kepastian Dev, lebih baik nyatakan ke Vanya apapun yg terjadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!