NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Ibu.

Jodoh Pilihan Ibu.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Tukar Pasangan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rinnaya

Dijodohkan dengan pria kaya raya? Kedengarannya seperti mimpi semua perempuan. Tapi tidak bagi Cloe.

Pria itu—Elad Gahanim—tampan, sombong, kekanak-kanakan, dan memperlakukannya seperti mainan mahal.

“Terima kasih, Ibu. Pilihanmu sungguh sempurna.”

Cloe tak pernah menginginkan pernikahan ini. Tapi siapa peduli? Dia hanya anak yang disuruh menikah, bukan diminta pendapat. Dan sekarang, hidupnya bukan cuma jadi istri orang asing, tapi tahanan dalam rumah mewah.

Namun yang tak Cloe duga, di balik perjodohan ini ada permainan yang jauh lebih gelap: pengkhianatan, perebutan warisan, bahkan rencana pembunuhan.

Lalu, harus bagaimana?
Membunuh atau dibunuh? Menjadi istri atau ... jadi pion terakhir yang tersisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinnaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Malam kepemilikan.

Ruang kamar remang. Cloe berdiri mematung dekat jendela, menghadap tirai yang bergoyang oleh angin malam. Bayangan tubuhnya jatuh di lantai seperti siluet kesepian.

Pintu kamar terbuka. Elad masuk tanpa suara. Cloe tak perlu menoleh. Ia tahu langkah itu. Ia tahu aroma tubuh Elad.

“Berbaliklah,” perintah Elad, datar. “Sebenarnya aku ingin memberikan kau waktu lebih lama lagi. Tapi sepertinya kau tipe yang tidak boleh dikasihani.”

Cloe memutar tubuh perlahan, menatapnya. Mata mereka bertemu—dan Elad melihatnya. Bukan ketakutan. Tapi kemarahan yang tertahan.

Elad melepaskan cekikikan dasinya, maju dengan mata yang panas. Niatnya segera terbaca oleh Cloe, sesuatu yang membuat Cloe ketakutan hingga melakukan pelarian.

“Jangan berpikir kau bisa mengikatku dengan cara ini,” suara Cloe tajam, hampir seperti bisikan yang beracun.

Elad mendekat. “Aku hanya mengambil hal yang menjadi hakku.”

“Kalau aku hanya milikmu di atas kertas, bakar saja surat nikah itu!” bentak Cloe.

Elad menghentikan langkahnya. Tapi matanya menyala, bukan ragu, tapi terbakar oleh emosi yang campur aduk.

“Kau istriku.”

“Dan kau bajingan!” Cloe menampar dadanya keras, mendorong tubuh Elad dengan sekuat tenaga. “Aku bukan rahim berjalan yang bisa kau isi sesukamu!”

Elad meraih kedua pergelangan tangannya, menahannya. “Berhenti, Cloe.”

“Kenapa?! Karena aku akhirnya bicara?! Karena aku tak seperti perempuan yang bisa kau bungkam dengan ranjang?!”

Tubuh mereka saling dekat, napas terengah, dan ketegangan di udara menebal. Elad memegang wajah Cloe, tapi bukan lembut. Kasar. Terdesak. Mata mereka saling membakar.

Cloe berbalik hendak pergi dari tekanan, tapi langkah Elad lebih cepat. Ia menarik tubuh Cloe hingga terhimpit dinding, tangan besarnya mencekal kedua lengan Cloe di atas kepala. Nafas mereka saling menghantam, panas, kasar, penuh kemarahan yang belum sempat terucap.

"Jangan lakukan ini," bisik Cloe, napasnya gemetar.

Elad menatapnya dalam, rahangnya mengeras. "Kau tak akan pergi lagi. Tidak sebelum kau mengingat bahwa tubuhmu milikku."

Tanpa peringatan, Elad mencium Cloe—bukan dengan kelembutan, tapi dengan desakan penuh luka dan hasrat. Ciuman itu liar, mendalam, dan Cloe membalasnya dengan gigitan kecil di bibir Elad, mencoba melawan namun Elad justru makin dalam menekannya.

Dengan satu gerakan cepat, Elad menyentakkan gaun tipis Cloe, membuatnya melorot dari bahu, memperlihatkan kulit yang dingin dan pucat di bawah cahaya lampu kuning. Jemarinya menjalar ke seluruh lekuk tubuh Cloe, menyentuh setiap inci kulit yang menggoda tiap kali mereka bersentuhan.

Cloe mencoba mendorong, menolak, tapi Elad mengangkat tubuhnya dan menjatuhkannya perlahan ke ranjang. Matanya gelap, kelam seperti malam yang menutup seluruh pintu keluar.

“Kau bisa membenciku, tapi kau tidak akan lari lagi.”

“Bajingan! Lepaskan aku, sana cari Jasmin untuk memuaskanmu!” teriak Cloe putus asa.

Tangan Elad mengoyak sisa pakaian Cloe, lalu meraba, menggenggam, menjelajahi dengan tekanan dan ritme yang membuat tubuh Cloe bergetar tak terkendali. Napasnya tersengal, bukan hanya karena tekanan fisik, tapi karena campuran rasa: marah, sakit hati, dan  panas yang tak bisa dibohongi.

Saat tubuh mereka benar-benar bersentuhan—kulit ke kulit, panas ke panas—Elad mendesah dalam, nyaris seperti erangan binatang liar yang menahan diri terlalu lama.

Gerakan pertama terjadi dengan kasar. Cloe menggigit bibirnya keras, menahan suara dan sakit. Tubuhnya menegang, namun Elad tetap mendorong, masuk lebih dalam. Gerakan demi gerakan mengguncang ranjang, suara tubuh yang bertabrakan mengisi kamar, menggema seperti dentuman perang.

Elad memeluknya erat, mendorong lebih cepat, lebih dalam. Keringat menetes dari pelipisnya, jatuh ke kulit Cloe yang memerah.

Hingga akhirnya, dengan satu tarikan napas panjang dan desahan tertahan, tubuh Elad menegang, dan meledak dalam satu hentakan terakhir.

Ia diam sesaat, masih menindih tubuh Cloe, dadanya naik turun cepat.

“Elad, aku membencimu,” isak Cloe sembari menutupi wajahnya. Dia tidak sanggup melihat wajah di atasnya, tidak sanggup mengingat apa yang baru saja terjadi.

“Kenapa kau menangis? Ini kegiatan normal untuk pasangan menikah.”

“Menyingkir dariku, bajingan gila!”

Tubuh Cloe belum sepenuhnya pulih dari sesi pertama, tapi Elad belum selesai. Bahkan saat ia menarik napas dalam, matanya menatap Cloe seperti serigala lapar yang baru saja mencicipi darah.

Ia membungkuk, mencium leher Cloe yang basah oleh peluh, dan menggigitnya pelan, seakan menandai miliknya.

“Belum selesai,” bisiknya parau di telinga Cloe.

Cloe mencoba menjauh, tubuhnya bergeser mundur di atas ranjang, tapi Elad menangkap pergelangan kakinya dan menariknya kembali ke bawah tubuhnya.

“Berhenti, Elad. Kau sudah cukup,” suara Cloe bergetar, di antara napas tertahan dan air mata yang mengalir.

Elad tidak menjawab. Wajahnya tenggelam di dada Cloe, mencium, menjelajahi, menggigit, menjamah seolah ia sedang mencicipi sajian paling lezat yang pernah ada di dunia. Jemarinya tak berhenti, bibirnya pun tidak. Dia tidak bicara, tapi seluruh tubuhnya berteriak: “Kau milikku, seutuhnya.”

“Berhenti! Kumohon…” Cloe mulai terisak, tubuhnya gemetar bukan karena dingin.

Tapi Elad mengabaikannya.

Baginya, malam belum berakhir. Gerakannya kembali dalam, lebih lambat namun menyiksa. Ia menatap wajah Cloe saat air mata jatuh dari sudut matanya.

Bukan karena ingin menyakitinya. Tapi karena dia ingin memilikinya, sepenuhnya. Tanpa celah untuk kabur. Tanpa ruang untuk mencintai orang lain.

Setiap gerakan terasa seperti luka baru bagi Cloe. Dia tidak menjerit lagi. Tidak membalas. Tidak melawan.

Dia hanya menatap kosong ke langit-langit, membiarkan tubuhnya digunakan seperti wadah kosong yang tak punya suara.

Dan ketika akhirnya Elad mencapai klimaksnya lagi, ia hanya terdiam, dadanya naik turun berat, membungkuk di atas tubuh yang dingin, basah, dan sunyi.

Baiklah, ini kemenangan Elad. Bajingan ini benar-benar memangsanya dan begitu saja melupakan kekasihnya. Dia berdalih dengan kata kewajiban istri, lalu bagaimana dengan tanggung jawabnya sebagai suami?

Oh, tidak, ini bukan kemauan Elad saja: seluruh orang yang melibatkan dia dalam pernikahan ini menginginkan hal demikian. Mereka menginginkan pewaris, penghubung kuat, dan kondisi sosial yang murni.

“Maaf, Cloe. Kau tahu hal ini akan terjadi cepat atau lambat, kan?”

Cloe terlalu lelah untuk menjawab, terlalu mengantuk, namun dia bisa mendengar suara Elad berbisik hangat di telinganya.

“Tidurlah, biar aku yang membereskan sisanya. Aku akan memandikanmu dulu agar lebih nyaman.”

Terserahlah, apapun itu selama dia bisa tetap tidur, beristirahat dari gejolak kemarahan di otaknya. Tubuh Cloe melayang, namun dia tidak peduli. Kegelapan dari balik kelopak matanya lebih menarik, tidak ada hal yang perlu ia ketahui lagi agar tetap waras.

Elad memasukkan tubuhnya ke dalam bak mandi, membawahi kepala Cloe secara perlahan. Melihat wajahnya yang begitu lelah, membuat Elad sadar dia terlalu kasar untuk pengalaman pertama Cloe.

Bersambung....

1
Rittu Rollin
yuk up nya dtunggu ya thor
Rittu Rollin
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!