Tiga ribu tahun setelah Raja Iblis "Dark" dikalahkan dan sihir kegelapan menghilang, seorang anak terlahir dengan elemen kegelapan yang memicu ketakutan dunia. Dihindari dan dikejar, anak ini melarikan diri dan menemukan sebuah pedang legendaris yang memunculkan kekuatan kegelapan dalam dirinya. Dipenuhi dendam, ia mencabut pedang itu dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kuroten, pemimpin pasukan iblis Colmillos Eternos. Dengan kekuatan baru, ia siap menuntut balas terhadap dunia yang menolaknya, membuka kembali era kegelapan yang telah lama terlupakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusei-kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Latihan Bersama Kesatria Tanah dan Cahaya
Setelah satu minggu penuh latihan kepadatan sihir bersama Ken Homura, satu minggu berikutnya adalah latihan bersama Kesatria Tanah, Yuyu Tsuchiya.
Yuyu dengan paras cantik, rambut hitam panjang tergerai dan nada bicara yang lembut sehingga membuat pipi para siswa memerah saat diajak bicara olehnya. Mereka seakan-akan tak percaya bahwa wanita cantik ini merupakan seorang kesatria suci yang sangat kuat.
"Jika sebelumnya kalian sudah menguasai teknik untuk memadatkan sihir, kali ini kalian akan mempelajari teknik untuk mengalirkan sihir ke seluruh anggota tubuh" ujarnya dengan lembut dan penuh senyuman.
"Cih..." ucap Katsuya dengan lambat. "Itu adalah mainan ku sehari-hari" gumamnya dalam hati. Terlihat ia sudah menguasai teknik tersebut. Kemudian Yuyu yang melihat hal tersebut mendekati Katsuya dengan perlahan. "Hmm, kamu si peringkat satu itu ya" ucap Yuyu dengan lembut dan sangat dekat dengan pipi Katsuya, bahkan hembusan nafasnya sampai ke telinga Katsuya. "Y-ya.." balas Katsuya dengan gugup, terlihat pipinya mulai merah dan bulu kuduknya berdiri merinding melihat senyuman Yuyu yang begitu manis.
Kemudian Yuyu melanjutkan materinya "Teknik ini adalah dasar untuk membangkitkan elemen sihir tingkat lanjut, jika kalian sudah sering dan sudah terbiasa menggunakannya, kemungkinan kalian akan bisa menguasai elemen sihir tingkat lanjut" jelas Yuyu. "Jika sihir sudah mengalir ke seluruh bagian tubuh secara terus-menerus, maka untuk menciptakan serangan sihir kalian tidak perlu mengeluarkan mana dan energi yang banyak, sehingga kalian tidak mudah lelah dan bisa bertarung untuk waktu yang lebih lama" lanjut Yuyu menjelaskan.
Bahkan, Katsuya yang tadinya terlihat sombong mulai tertarik dengan materi yang disampaikan oleh Yuyu. Ia terlihat memperhatikan Yuyu menjelaskan dengan seksama, dan tanpa sadar ia sesekali melirik ke arah Yuyu sehingga pipinya memerah. Yuki dan Kaito yang melihat tingkah Katsuya yang tidak biasa terlihat senyum-senyum dan tertawa dalam hati mereka.
Setelah materi panjang lebar yang sudah dijelaskan oleh Yuyu, para siswa mulai melakukan latihan mereka. Terlihat Katsuya yang langsung dengan mudah mengalirkan sihir ke seluruh tubuhnya. "Sudah ku bilang ini mudah kan" ucapnya menyeringai.
Lalu dalam sekejap Yuyu meninju perut Katsuya, Katsuya yang terkejut tidak menyadari kehadiran Yuyu terkena telak pukulan tersebut. Lalu ia terjatuh ke tanah dan sihir yang mengalir ke seluruh bagian tubuhnya tiba-tiba menghilang. "Kamu harus selalu mempertahankan aliran sihir di seluruh tubuhmu anak manis" ucap Yuyu sambil tersenyum. "Sial, aku bahkan tidak menyadari kehadirannya" gumam Katsuya dalam hati, namun tetap saja pipinya memerah. "Dasar Katsuya" gumam Yuki dalam hati yang senyum-senyum melihat hal tersebut.
"Kalian harus bisa mempertahankan aliran sihir di seluruh tubuh kalian meskipun sedang terkena serangan. Hal ini sedikit sulit dan butuh konsentrasi yang lebih, namun dengan latihan yang rutin, kalian pasti akan terbiasa melakukannya" ucap Yuyu dengan tegas namun tetap terdengar lembut. "Baik kak Yuyu" ucap semua siswa serentak dengan penuh semangat.
Hari demi hari latihan berlalu, berkat ketekunan mereka dan juga berkat latihan keras yang diberikan oleh Ken sebelumnya, mereka bisa menguasai teknik ini dengan cukup mudah, tidak sesulit saat latihan bersama Ken pertama kali.
Sementara disisi Yuyu, ia memperhatikan latihan mereka satu persatu, sesekali ia memberikan tinjunya ke perut siswa yang berhasil mengalirkan sihir ke seluruh tubuhnya. Ada siswa yang berhasil mempertahankan alirannya, dan ada juga yang gagal.
Yusei yang sedang mengalirkan energi sihir ke seluruh tubuhnya tiba-tiba dihampiri oleh Yuyu yang bersiap melayangkan tinjunya. Yusei yang menyadari itu tiba-tiba menghindar. "Kenapa kamu menghindarinya anak manis?" tanya Yuyu dengan senyuman khasnya. "Ku pikir dalam pertarungan yang sebenarnya menghindar bukanlah sesuatu yang buruk" jawab Yusei dengan datar seperti biasanya. "Sepertinya kamu cukup pintar ya anak manis dari Shimizu" ucap Yuyu yang masih tersenyum sambil mengusap kepala Yusei. "Y-ya..." ucap Yusei gugup dan pipinya mulai memerah.
Bahkan untuk orang yang dingin dan tenang seperti Yusei pun berhasil dibuat mati kutu oleh Yuyu dengan senyuman dan kelembutannya. Sementara itu siswa yang lain terlihat menahan tawa mereka melihat Yusei yang mulai salah tingkah.
Akhirnya setelah satu minggu penuh latihan, mereka semua berhasil menguasai teknik tersebut, mereka semua berhasil mempertahankan aliran sihir di tubuh mereka. Meskipun terkena pukulan, meskipun bergerak dengan cepat, terlihat aliran sihir di tubuh mereka tetap bertahan. Dengan ini latihan yang menyenangkan bersama kesatria suci yang manis pun akhirnya selesai.
Setelah itu, untuk satu minggu ke depan, mereka akan latihan bersama kesatria suci cahaya, Shotaro Yuuki. Shotaro melatih mereka untuk bertarung dengan fisik mereka tanpa menggunakan sihir. Ini adalah latihan yang paling berat diantara dua latihan sebelumnya. Para siswa yang terbiasa menggunakan sihir selama ini terpaksa harus menggunakan fisik mereka. Seketika raut wajah merekapun berubah, latihan yang menyenangkan bersama Yuyu sebelumnya berubah menjadi latihan yang sangat keras bersama Shotaro.
"Yang disana, lari lebih cepat lagi" teriak Shotaro yang menunjuk siswa yang sudah tidak sanggup lagi berlari. Latihan mereka di hari pertama dimulai dengan berlari mengelilingi akademi. Dilanjutkan dengan push up, sit up, pull up, dan lain sebagainya. Latihan itu berlangsung setiap hari selama tiga hari. Pada hari ke empat, latihan mereka bertambah berat. Mereka disuruh mengangkat batu besar dan dibawa berlari mengelilingi akademi.
Pada hari ke lima latihan mereka lebih berat lagi, bagian perut mereka dipukul dengan keras dan mereka dipaksa untuk menahan pukulan tersebut. Tidak boleh terjatuh, tidak boleh terdorong ke belakang. Baik laki-laki maupun perempuan diperlukan dengan sama oleh Shotaro. Hingga tubuh para siswa tersebut dipenuhi oleh luka-luka bekas latihan.
Sementara itu, pada hari ke enam mereka dilatih lebih keras lagi. Mereka disuruh membawa batu besar seperti latihan pada hari ke empat, namun kali ini diminta untuk melewati air terjun yang ada di hutan belakang akademi. Terlihat ekspresi wajah mereka yang mulai lemas, namun mereka tidak dapat menolak karena ternyata Shotaro sangat tegas dan sangat menakutkan. Dengan tubuh yang penuh luka akibat latihan pada hari sebelumnya, mereka terpaksa membawa batu besar di punggung mereka untuk melewati air terjun yang arusnya cukup kuat.
Hingga akhirnya pada hari ke tujuh, latihan yang cukup menarik pun dimulai. "Di dalam hutan ini, aku meletakkan kristal kecil yang berjumlah 15 buah. Kalian akan memperebutkan kristal tersebut sampai jam 12 tepat tengah hari ini" ucap Shotaro dengan tegas. Mendengar hal itu para siswa mulai berkeringat dingin. "Setidaknya 15 orang dari kalian akan gagal, dan akan mendapatkan hukuman sore hari ini" lanjut Shotaro yang menambah kecemasan para siswa. Siswa kelas 4 terdiri dari 30 orang yang terbagi menjadi 10 kelompok. Namun kali ini, mereka akan bertarung satu sama lain sebagai individu dan bukan sebagai kelompok.
Latihan hari terakhir yang paling sulit dan paling menantang akan segera dimulai. Siswa yang kalah yang tidak memegang kristal saat jam 12 siang akan dikenai hukuman yang belum disebutkan apa hukumannya. Mereka harus bertarung dan membuktikan hasil latihan mereka selama tiga minggu ini. Baik laki-laki maupun perempuan tidak ada bedanya.
"Tidak ada aturan yang berlaku dalam latihan ini, silahkan gunakan seluruh kemampuan kalian untuk mendapatkan dan mempertahankan kristal tersebut. Jangan sampai hancur dan jangan sampai direbut oleh orang lain. Oh iya, kalian hanya boleh berada di hutan ini dan tidak boleh keluar" jelas Shotaro. "Jika tidak ada pertanyaan, dengan ini latihan dimulai!!!". Para siswa mulai mencari letak batu kristal tersebut, saling bertarung untuk memperebutkannya. Bahkan jika sudah berhasil mendapatkannya, mereka harus berlari dan menghindar agar tidak direbut oleh orang lain.
Latihan hari terakhir ini akan menunjukkan hasil kerja keras mereka selama tiga minggu ini. Mereka dibuat bertarung satu sama lain agar tau bagaimana kondisi di lapangan ketika sedang terjadi peperangan. Latihan kali ini akan membuat mereka selangkah lebih maju daripada sebelumnya.
