Kisah mengharukan datang dari seorang gadis yang bernama, Shafina yg dulu pernah terjerat pergaulan bebas bersama dengan kekasihnya sehingga membuat dirinya hamil di luar nikah dan melahirkan anak seorang diri.
Beruntung waktu itu ada seorang lelaki yang tak di kenal datang membantunya hingga membawanya ke rumah laki-laki yang menghamili Shafina.
Setelah berdebatan yang cukup alot dan dengan desakan Pak RT dan warga setempat akhirnya laki-laki yang bernama Seno itu yang merupakan ayah dari anak Shafina. Mau untuk bertanggungjawab.
Tapi setelah itu pernikahan Shafina dan Seno melalui banyak ujian dan cobaan yang datang dari orang tua Seno yang tidak merestui hubungan keduanya.
Akankah gadis malang ini bisa menemukan kebahagiaannya? temukan jawabannya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Memilih Untuk Menjauh.
Sabrina begitu tersulut emosi ketika mendengar gertakan dari anaknya, dia masih bersikukuh untuk mempertahankan egonya bahkan sampai saat ini dirinya enggan menjawab pertanyaan dari anaknya.
Bukannya dirinya tidak mau masuk penjara hanya saja gengsi yang ada di dalam hatinya terlalu besar sehingga membuat situasi runyam seperti ini, Sabrina mulai menatap sinis wajah anaknya itu bahkan untuk kali ini dirinya bersumpah dalam hati untuk tidak mengakui Seno sebagai anak lagi.
"Aku memilih untuk menjauh dari kehidupan mu yang bahagia itu, dan mulai sekarang jangan kau panggil lagi aku dengan sebutan ibu, kamu orang lain bagiku nama mu sudah terhapus di hatiku," ucap Sabrina dengan nada rendah tapi mampu menusuk relung hati Seno.
"Dan harus kau ingat lagi, aku tidak pernah mengandung ataupun melahirkan sesosok anak yang seperti mu, jadi untuk sekarang aku akan urus hidupku sendiri. Benar kata Papamu lebih baik kita menghabiskan hidup berdua dari pada harus membuang energi untuk membawa kembali anak macam dirimu ini, anak yang tidak tahu diri yang tidak mengerti akan balas budi terhadap orang tua," ucap Sabrina lagi.
Seno hanya terdiam sebagai anak dia merasa sakit ketika orang tua tidak mengerti dengan posisinya saat ini, apa segitu hina Shafina dan anaknya di mata kedua orang tuanya, di sini posisi Seno benar-benar hancur dan sakit, apalagi dengan perkataan orang tuanya yang sudah mengatakan kalau Seno bukan anaknya lagi.
"Mana bolpoinnya biar aku tanda tangani," ucap Sabrina terhadap Gilang, kali ini Sabrina mulai tidak menatap wajah anaknya itu.
"Ini Bu, tanda tangan di atas materai," titah Gilang dengan sopan.
Kali ini Sabrina benar-benar menandatangani perjanjian yang dibuat oleh anaknya sendiri, ada rasa sakit dan hancur di dalam benaknya, sebagai seorang ibu dirinya merasa sangat kecewa dengan keputusan yang diambil oleh anaknya itu, apalagi dulu waktu mendapatkan Seno dirinya dan suami berjuang mati-matian hingga pada akhirnya dirinya di karuniai seorang anak laki-laki yang di idamkan oleh keluarga besarnya.
Tapi apa setelah dewasa anak itu malah melanggar pilihan orang tuanya, Seno lebih memilih wanita yang di cintai dari pada orang tuanya yang sudah berjuang untuk mendapatkannya, bagi Sabrina ini benar-benar luka yang di torehkan anaknya terhadap dirinya.
"Tolong lepaskan kami, bukannya kami sudah menuruti keinginanmu," pinta Sabrina terhadap Gilang.
"Ma, maafkan Seno. Tidak ada niatan Seno untuk durhaka terhadap Mama dan Papa, Seno benar-benar minta maaf Ma," ucap Seno.
"Tidak usah meminta maaf seperti itu, maaf mu sudah tiada arti lagi, bahkan aku sudah menghapus mu dalam hatiku, kamu bukan anakku lagi," tegas Sabrina.
Setelah itu Seno hanya bisa menatap punggung kedua orang tuanya dan para anak buahnya yang semakin jauh dari pandangannya, mungkin ini adalah sebuah ujian untuk Seno. Memang di dalam hidup sangat sulit untuk menentukan sebuah pilihan, apalagi pilihan tersebut antara orang tua dan istri.
"Sen, sabar ya ini ujianmu tapi aku salut kamu memilih istri dan anakmu, perjuangkan mereka karena saat ini mereka berdua adalah prioritasmu," nasehat Gilang.
"Tapi aku durhaka terhadap kedua orang tuaku Lang," ucap Seno.
"Kamu tidak durhaka Sen, hanya mereka berdua saja yang terlalu menyulitkan tekad baikmu, maaf ya bagiku orang tuamu terlalu angkuh dan terlalu memandang manusia rendah, padahal di hadapan Allah kita itu sama." Lagi-lagi perkataan Gilang mampu menenangkan hatinya.
"Terima kasih Lang kau sudah membantuku keluar dari masalah ini," ungkap Seno yang merasa bersyukur memiliki teman seperti Gilang.
"Sama-sama Sen, aku tidak akan pernah lupa sama orang yang dulu sangat berjasa di dalam hidupku. Mungkin kalau tidak ada arahan dan bantuanmu tentang beasiswa aku tidak akan sesukses sekarang, dan kamu adalah salah satu kawan yang pernah mengenyangkan perut ini ketika lapar, sungguh aku tidak pernah lupa dengan perlakuan baikmu dulu kepadaku," ucap Gilang sambil menitihkan air mata.
"Ah kamu ini masih saja ingat dengan masa-masa itu, tapi kalau masalah beasiswa, kamu itu berhak mendapatkan karena kamu salah satu anak yang pintar," sahut Seno.
Seketika rasa sakit di hati Seno terasa sedikit ringan berkat obrolannya bersama dengan Gilang, karena merasa sedikit lega, hingga pada akhirnya Seno memutuskan untuk pulang menemui anak dan istrinya.
******
Malam harinya, suasana terlihat syahdu, hening dan sepi yang saat ini tengah di rasa oleh sepasang suami-istri ini, sedari tadi Seno sudah menceritakan semua terhadap istrinya, tapi tanggapan Shafina berbeda wanita cantik itu mulai berpikir kalau dirinya penyebab suaminya di benci oleh keluarganya.
Hingga pada akhirnya Seno berhasil meyakinkan kembali istrinya kalau semua ini memang sudah menjadi jalan takdir kehidupannya dengan Seno, memang sulit untuk menjalani kehidupan ini tapi dengan tekad dan keteguhan hati, insyaallah semuanya akan berjalan dengan baik.
"Sayang ayo tidur," ajak Seno terhadap istrinya itu.
"Mas, aku belum ngantuk," sahut Shafina.
"Kenapa apa kamu sedang lapar?" tanya Seno.
"Tidak Mas, hanya saja aku merasa bersalah."
"Shuuut ... Jangan berkata seperti itu, ingatlah dengan masa depan anak kita, kita tidak boleh egois dalam bertindak apalagi ini menyangkut anak kita, kamu tahu penyesalanku yang terbesar, karena pernah menelantarkan kalian hingga di saat melahirkan kamu hanya seorang diri tanpa ada aku yang menemani. Ketahuilah itu penyesalan terbesarku, jadi aku mohon jangan membuatku lebih menyesal kembali," ungkap Seno.
"Tapi kamu harus di keluarkan dari keluargamu gara-gara memihak aku," terang Shafina.
"Tidak jadi masalah, tapi sedikit pun aku tidak pernah ingin menyakiti hati beliau, aku hanya ingin menjadi figur ayah yang baik untuk anakku, apa keinginanku ini salah? Mulai sekarang aku akan menjaga kalian dengan sepenuh hati, karena kita tidak tahu kedepan kita akan diberi umur panjang atau tidak, jadi aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini, aku akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian," ucap Seno sambil mengelus rambut istrinya.
"Mas, jangan pernah berbicara seperti itu, aku tidak siap jika kau tinggalkan, semoga saja kita berdua diberi umur panjang dan bisa melihat anak kita besar nanti, pasti dia sangat cantik, karena wajahnya 99% ngikut wajahmu, apalagi tahi lalat yang ada di dagu sama persis dengan punyamu, aku kadang merasa iri kenapa dia tidak ada mirip-miripnya dengan aku," ungkap Shafina.
"Tuhan itu adil Sayang, dengan begitu orang-orang percaya kalau dia adalah putriku darah dagingku sendiri, bahkan dia tidak ada miripnya sama sekali denganmu yang mengandung selama sembilan bulan," terang Seno yang membuat istrinya itu sedikit manyun dan melupakan masalah yang ada.
"Sayang jangan manyun seperti itu, membuatku gemas saja," ucap Seno langsung mengecup bibir istrinya itu.
Perlahan mereka berdua dibuat panas dengan suasana yang ada, mungkin tekanan hidup berapa hari ini membuat mereka lupa dengan hubungan suami istri hingga malam ini mereka mulai mengulangnya kembali.
"Sayang aku menginginkanmu sekarang?" pinta Seno dengan nada parau.
🌹 Bersambung 🌹
Catatan penulis.
Kakak-kakak selamat membaca dan jangan lupa beri ulasan untuk buku ku ini. Karena ulasan kalian sangat berarti untuk cerita ku ini ❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏🙏
Adli dirimu orang baik
favorit
👍❤