NovelToon NovelToon
Nathan Dan Rengganis

Nathan Dan Rengganis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Pembantu
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aldiantt

Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.

Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.

Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.

Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.

Apa yang akan terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Di dalam salah satu kamar tamu rumah itu.

Justin nampak keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Pakaian di badannya sudah berganti. Terlihat lebih santai dengan kaos putih polos dan celana pendek berwarna hitam.

Pria dua puluh tujuh tahun itu kemudian meraih ponselnya di atas nakas. Ia lantas bergegas keluar dari kamar itu untuk segera menemui keluarga besarnya di meja makan.

Namun ketika ia membuka pintu kamar itu, tiba tiba....

Deeeggghhh....

Justin terkejut. Seorang gadis cantik berdiri di depan pintu ruangan itu dengan tangan terangkat seolah hendak mengetuk daun pintu. Gadis itu pun tak kalah terkejut lantaran pintu yang hendak ia ketuk tiba tiba terbuka dan menampilkan sosok pria tampan di baliknya. Untung tak salah ketuk. Batin gadis itu.

"Eh, maaf, Tuan!" Ucap Rengganis sembari menurunkan tangannya.

Justin diam. "Nggak apa apa!" Ucap Justin. Wanita ini adalah wanita yang ia lihat di ruang tamu tadi.

"Maaf, saya kesini ingin mengantar koper Tuan!" Tambah gadis itu, Rengganis.

"Ya udah. Bawa ke dalam! Saya mau sarapan!" Ucap Justin.

Rengganis mengangguk. Wanita itu pun kemudian masuk ke dalam kamar tamu tersebut setelah Justin berlalu pergi.

Di meja makan.

Tuan Wiguna, Oma Sasmita, Nyonya Melanie, Nyonya Tamara, serta Nathan nampak sudah menunggu di sana.

Justin mendekat. "Lama ya nungguin nya? Maaf ya semua!" Ucapnya sembari menarik satu kursi di samping Nathan.

Tuan Wiguna tersenyum. "Gimana perjalanannya, Justin? Capek?" Tanyanya.

"Biasa, Om! Aku udah terbiasa terbang lebih lama dari ini!" Jawab laki laki itu santai dan tenang khas dirinya.

Tuan Wiguna hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Oh ya, Papa titip salam untuk semua yang ada di sini. Beliau juga minta maaf karena nggak bisa ikut kesini. Lagi sibuk-sibuknya di kantor!" Ucap Justin.

Nathan berdecih. Membuat Justin menoleh dan berdesit pada sang adik seolah memintanya untuk menjaga sikap. Sedangkan Tuan Wiguna nampak kembali tersenyum.

"Nggak apa apa. Kami paham, kok!" Jawab pria paruh baya itu.

"Nih, Nathan. Contoh kakak kamu. Di usianya yang masih muda, dia sudah sangat aktif dan mahir menjalankan pekerjaannya. Yang seperti ini yang harus kamu contoh!" Ucap Tuan Wiguna. Nathan sama sekali tak menjawab Dia hanya mengangkat satu sudut bibirnya mendengar pujian yang diberikan Tuan Wiguna untuk sang kakak.

"Ck! Sudah! Yang itu dibahas nanti saja! Sekarang kita sudah ada di meja makan. Itu artinya waktunya untuk makan!" Ucap Oma Sasmita menyela pembicaraan.

"Oma sudah minta Rengganis untuk masak banyak menu pagi ini. Masakan Rengganis itu semua pasti enak enak! Jadi lebih baik sekarang kita makan, sebelum masakannya dingin!" Ucap Oma.

"Rengganis itu siapa, Bu?" Tanya Nyonya Tamara.

"Itu! Anaknya mendiang Pak Sapto, orang kepercayaan almarhum bapakmu! Dia sekarang kerja di sini sama ibunya," ucap Oma sembari mulai mengisi piringnya dengan nasi dan lauk pauk.

"Oh, sudah besar sekarang?" Tanya Nyonya Tamara.

"Sudah! Itu, yang tadi ngantar kopermu sama koper anakmu!" Ucap Oma Sasmita.

Nyonya Tamara mengangguk. Santap pagi yang sedikit tertunda itu pun dimulai. Semua mengisi piring mereka dengan nasi dan aneka lauk pauk yang tersedia disana. Tak terkecuali Nathan. Namun sedikit berbeda dengan yang lainnya, laki laki itu hanya mengambil nasi dan lauk pauk dengan porsi yang sangat sedikit. Seolah hanya pelengkap. Laki laki itu seperti tak memiliki niat untuk makan pagi ini.

Oma Sasmita mulai menyendok makanannya. Begitu juga Nyonya Tamara dan Justin. Tiba tiba....

"Uhuuukkk....." Justin nampak memuntahkan makanan dari mulutnya. Hal yang sama pun dilakukan oleh Oma Sasmita, Nyonya Tamara serta Nyonya Melanie.

"Eemmhh! Apa apaan ini?" Ucap Nyonya Tamara sembari meraih tissue guna mengusap area sekitar mulutnya.

Justin nampak nyengir, sedangkan Oma Sasmita terlihat bergidik sembari meraih segelas air putih dan menyesapnya sedikit.

"Ada apa?" Tanya Tuan Wiguna dengan tangan yang masih memegang sendok.

"Asin, Mas!" Ucap Nyonya Melanie.

"Masak?" Tanya Tuan Wiguna.

"Coba aja!" Ucap Nyonya Melanie.

Tuan Wiguna nampak meragukan ucapan istrinya. Ia pun kemudian memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya. Lalu....

"Eeemmmhhh..." Tuan Wiguna melepeh makanan dalam mulutnya saking tidak tahannya dengan rasa asin yang terasa di sana. Bukan asin lagi, melainkan sudah pahit.

Laki laki itu nampak nyengir. Ia kemudian bangkit, mencicipi satu persatu menu makanan olahan pembantunya itu. Semuanya asin. Tak ada yang layak konsumsi!

"Kok begini sih rasanya?" Ucap Tuan Wiguna heran. Padahal biasanya semua masakan yang olah oleh Rengganis selalu terasa nikmat. Ini kok beda.

Tuan Wiguna nampak bingung. Begitu juga Oma Sasmita. Tanpa mereka sadari, Nathan yang sama sekali belum mencicipi makanan itu diam diam mengulum sebuah senyuman di bibirnya.

"Rengganis!" Panggil Tuan Wiguna. "Rengganis!"

Gadis muda itu kemudian datang mendekat.

"Saya, Tuan!" Jawab wanita itu kala sudah berada di samping meja makan. Wanita itu kini menjadi pusat perhatian seluruh anggota keluarga Oma Sasmita.

"Kamu ini kenapa lagi?" Tanya Tuan Wiguna terdengar kesal.

"Mas, sudah, nggak apa apa," ucap Nyonya Tamara kala melihat gelagat kurang bersahabat dari iparnya.

Rengganis menyipitkan matanya. "Saya? Maksudnya gimana, Tuan?"

Tuan Wiguna menghela nafas panjang.

"Semua makanan yang kamu masak ndak layak konsumsi, Nis! Asin semuanya! Bahkan pahit!" Ucap Tuan Wiguna.

"Hah?" Ucap Rengganis dengan dagu yang nampak mengernyit.

"Kamu ini sebenarnya kenapa sih, Nis? Akhir akhir ini pekerjaan kamu banyak nggak bener nya! Kemarin masalah kemeja, sekarang masakan. Apa kamu itu ndak cicipin dulu masakan mu ini apa gimana to, Nis?!" Ucap Nyonya Melanie juga terlihat kesal.

"Masakan saya ndak mungkin keasinan, Nyonya. Tadi saya sudah koreksi semuanya!" Ucap Rengganis membela diri.

"Terus menurut kamu lidah saya rusak?!" Tanya Nyonya Melanie dengan suara sedikit meninggi.

"Kamu cicipin coba, deh!" Ucap wanita itu kemudian sembari menyodorkan piring berisi salah satu menu makanan olahan Rengganis.

Rengganis pun menerimanya. Ia menyendok sedikit makanan itu lalu mencicipinya.

Rengganis nyengir. Lidahnya seolah tersiksa merasakan masakan hasil olahannya sendiri. Padahal tadi enak, kok. Semua masakan yang ia masak sudah ia cicipi dan semua rasanya pas. Tapi kenapa tiba tiba jadi asin begini? Batin Rengganis.

Tanpa banyak orang sadari, lagi lagi, Nathan yang melihat ekspresi bodoh Rengganis itu sekuat tenaga mencoba menyembunyikan tawanya. Ia nampak menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi

Curiga nggak, kalian?

"Tuan, Nyonya, tadi semua udah saya cek kok rasanya. Dan semuanya pas. Ndak ada yang keasinan!" Ucap Rengganis.

"Tapi ini asin sekali loh, Nis!" Ucap Tuan Wiguna.

Rengganis nampak bingung. Ia menggelengkan kepalanya. "Tuan, beneran. Semua makanan ini sudah saya koreksi rasanya. Semua pas. Saya....."

"Lu tuh udah salah bukannya minta maaf malah ngeyel, ya!" Sergah Nathan membuat Rengganis dan semua yang berada di sana menoleh ke arah pemuda itu.

"Lo udah nyicipin sendiri kan hasil masakan lo? Enak kayak gitu? Pas?!" Ucap Nathan membuat Rengganis menunduk. Matanya terarah kemana mana. Antara bingung, malu, sedih, tak enak hati, serta merasa bersalah lantaran gagal menyajikan santapan yang lezat untuk majikannya.

"Lu sebenarnya bisa kerja nggak, sih? Kemarin kemeja mahal lu rusak. Sekarang makanan kek gini lu kasih ke kita. Bisa bisanya lu, ya! Lu mau ngeracunin kita semua?!" Tanya Nathan dengan angkuhnya. Netra sang Rengganis bahkan mulai mengembun mendengar ucapan pria itu. Sungguh ia tidak tahu apa-apa. Bukankah semuanya baik-baik saja tadi. Semua menu yang masak rasanya enak seperti biasanya. Entah kenapa sekarang tiba-tiba berubah menjadi asin seperti ini.

"Sudah, sudah! Jangan bertengkar di meja makan!" Ucap Oma Sasmita menghentikan perdebatan.

Rengganis menunduk lesu. Setitik air matanya bahkan jatuh membasahi pipinya yang mulus.

"Rengganis, kalau memang kamu lelah, jangan dipaksakan bekerja, Ndok!" Ucap Oma Sasmita.

Rengganis mengangkat kepalanya. Ia ingin menjelaskan semuanya tapi ia juga bingung bagaimana caranya.

"Oma....."

"Rengganis, ini kesalahan mu yang kesekian kali di bulan ini! Mungkin kamu memang sedang tidak baik baik saja, Ndok! Lebih baik hari ini kamu pulang, istirahat dulu. Besok ndak usah masuk kerja. Biar sementara ibumu saja yang menyelesaikan semua pekerjaan di rumah ini!" Ucap Oma Sasmita tegas. Sepertinya ia juga sedikit kecewa dengan kinerja Rengganis pagi ini. Makanan makanan di meja makan ini sudah berhasil merusak momen bahagia perkumpulan keluarganya.

Rengganis menunduk. Antara malu, kecewa, dan merasa bersalah.

"Sekarang kamu bereskan ini semua! Semua makanan ini ndak layak untuk dimakan! Biar Oma sama anak cucu Oma makan di luar saja!" Tambah wanita tua itu sembari mengusap area sekitar mulutnya itu menggunakan tisu.

Wanita tua itu bangkit diikuti anggota keluarga lainnya termasuk Nathan. Mereka semua kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut serta Rengganis yang masih berdiri mematung di sana dengan wajah tertunduk.

Nathan yang berjalan di baris paling belakang itu nampak tersenyum smirk. Ia melangkahkan kakinya sembari memasukkan kedua telapak tangannya ke saku celana pendeknya. Nathan kemudian berhenti sejenak saat melewati Rengganis yang tertunduk. Laki laki itu membungkuk. Mensejajarkan wajahnya dengan telinga pembantu cantik itu.

"Pulangnya mau dianterin, nggak?"

Rengganis membuka mulutnya. Ia menoleh ke arah Nathan yang kini nampak tersenyum penuh kemenangan.

Ia paham sekarang. Ini semua ulah pemuda gila itu!

Dasar bocah sinting! Tolonglah, ini jahat sekali. Ia diminta istirahat oleh Oma dan keluarga gara gara ulah bocah tengik ini!

1
Evi Alvian
Gawattt nih si Glen ngomongnya asal jeplak aja..
Radya Arynda
mulut ember itu si glen...
Los Dol TV
wo... keren...
Los Dol TV
mampir, thor...
Radya Arynda
semangaat up nya caantik,,,💪💪💪💪
Evi Alvian
Makin akrab aja nih Nathan dan Rengganis dan kayaknya diem" Oma samitha lg ngeliatin mereka berdua deh
Radya Arynda
semangat terus renganis💪💪💪💪
Evi Alvian
Rengganis butuh waktu untuk mengganti posisi Bagas..ntah nanti Rengganis milih siapa Nathan ato Rama
Evi Alvian
Kalo aku mah terserah authornya Rengganis mo dijodohin Ama Rama ato Nathan..yang penting semangat upnya thour💪💪💪
Mari Anah
rengganis sma rama ajah thor,dri pada sma nathan,org y beringasan udh gtu kasar lgi,lagu y tengil,rengganis ga cocok sma nathan bkln makan hati trs nnti y,selalu maksa kemauan dy
Radya Arynda
semangaaat up
Radya Arynda
💣💣💣💣💣💣😂😂😂😂😂😂akhir nya punya nyali juga natha,,,,,semangaaat💪💪💪💪💪💪
Radya Arynda
💣💣💣💣💣😂😂😂akhir nya punya nyali juga natha.....semangaaaat💪💪💪💪💪💪💪
Evi Alvian
Wah Nathan nembak Rengganis kira" diterima apa kagak yak?

Semangat thour upnya💪💪
Evi Alvian
Nanti gimana reaksi Rengganis yak kalo tau yang nabrak calon suaminya adalah Nathan..
Ayoo semangattt upnya thour 💪💪
Radya Arynda
semangaat up
Mari Anah
Luar biasa
Evi Alvian
Aku kira siapa ternyata Glen temennya Nathan kok cpet banget nyampenya

Semangat thour 💪💪
Desyi Alawiyah
lanjut kak author, semangat 💪💪💪🙏🙏 maaf, aku jarang baca akhir-akhir ini..🙏
Desyi Alawiyah
Glenn cepet juga menyusul Nathan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!