Perhatian:
Semuanya, ini adalah season dua dari kisah Maudy dan Elgara yang berjudul "Menikahi Pria Koma"
Setelah dua tahun berpisah, Elgara memutuskan untuk merebut Maudy kembali.
Ia menjalankan sebuah rencana untuk membuat kelaurga Maudy menyerahkan Maudy kembali ke padanya, hal ini berdasarkan rasa dendam nya yang tak bisa ia lupakan.
Jikalau kalian tidak membaca season pertama pasti akan kebingungan dengan alur nya, jadi author sarankan baca dulu season satu nya ya, baru datang ke season dua nya.
Season dua nya idak banyak, hanya empat puluh bab saja, dan buat yang ngikutin season satu dari awal yuk kita pindah ke season dua untuk mengetahui bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #20
"maaf nona, apa yang sedang anda lakukan di sini?" tanya penjaga tersebut yang kebetulan berkeliling mengamati galeri seni.
"Astaga," kaget Vio sambil memegang dadanya.
"Maaf," kata penjaga yang merasa kalau dirinya telah membuat Vio kaget.
"Aku tidak sengaja lewat, dan melihat lukisan yang ada di dalam, itu sangat bagus dan aku sangat tertarik," ungkap Vio yang beralasan.
Tepat di saat itu, Hans dan Maudy pun keluar dari ruangan tersebut.
Mereka sedikit bingung melihat ada orang yang berdiri di depan pintu ruangan itu.
"Vio, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hans sambil mengerutkan keningnya menatap Vio.
"Pak Hans, ah ini aku ke sini ingin membeli lukisan untuk Ibuku, jadi aku melihat-lihat tapi aku tidak sengaja melihat ke dalam ruangan dan ternyata ada pak Hans dan juga nona ini yang sedang melukis di dalam," jawab Vio tak karuan.
Seketika Hans terdiam, dia sudah tau kalau Vio berbohong, ia tau kalau saat ini mungkin Vio penasaran dengan Maudy makanya dia sampai membuntuti Hans datang ke galeri seni nya Gaza.
"Pak Hans kenal orang ini?" tanya sang penjaga.
"Ya, dia rekan kerja di kantor saya," ucap Hans.
"Baik lah, kalau begitu saya permisi," ujar sang penjaga yang kemudian kembali berpatroli.
"Hans, dia ini siapa?" tanya Maudy kebingungan.
"Nona, saya adalah rekan kerja nya pak Hans sekaligus sekertaris nya pak Elgara," kata Vio dengan bangga memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangan kepada Maudy.
Seketika Maudy menatap Vio dengan tatapan berbeda, wanita itu berpakaian minim yang serba ketat, Maudy tau itu adalah pakaian kerja namun terlihat sedikit aneh.
"Aku Maudy, istri nya Elgara," kata Maudy sambil menyambut uluran tangan Vio.
"Ah iya artinya aku harus memangil anda nyonya boss ya," kata Vio dengan senyum palsu nya.
"Nama saja tidak masalah," ujar Maudy.
"Benar-benar sombong, dia pikir dia siapa? Sudah berani merebut tuan muda dari ku mau bertingkah lucu," batin Vio dengan tatapan geram.
"Ah ya, bukan kah kita akan pergi makan Maudy," kata Hans lagi.
"Iya, ayo," Jawab Maudy sampai tersenyum tipis kepada Hans.
"Ah pak Hans, kebetulan sekali aku juga belum makan, bagaimana kalau kita makan bertiga, aku juga sangat tertarik dengan lukisan dan sepertinya nyonya, ah maksud ku Maudy mungkin bisa membantu ku," kata Vio dengan segala akal bulus nya untuk mendekati Maudy.
"Tidak masalah," kata Maudy polos.
"Tapi," ujar Hans yang tidak senang karena Vio mengacaukan makan nya dan Maudy yang seharusnya hanya berdua saja.
"Tidak apa-apa Hans, ayo," kata Maudy yang kemudian berjalan mendahului mereka berdua.
"Astaga," gerutu Hans.
Vio pun agak sedikit curiga dengan gerak-gerik Hans yang terlihat kesal karena kehadiran dirinya.
Namun mau tidak mau mereka pun akhirnya pergi ke restoran yang letaknya tak begitu jauh dari galeri seni, hanya bersebelahan saja.
Di sana adalah tempat berlanganan nya Maudy dari dua tahun ia bekerja di galery seni tersebut.
Mereka memesan menu makanan yang masing-masing sukai, dan mulai kembali mengobrol satu sama lain.
"Kau ingin membeli lukisan apa?" tanya Maudy yang mulai membuka obrolan kepada Vio.
"Ah, iya, aku ingin lukisan pemandangan yang indah, karena Ibuku suka dengan pemandangan, bisakah kau membantuku membuatnya? Aku bisa membayar dengan harga berapapun," kata Vio sambil tersenyum tipis.
Hans yang mengetahui kebohongan Vio merasa malas mendengar nya.
"Oh, baik lah, akan aku coba nanti, setelah aku selesai membuat lukisan milik Hans," kata Maudy sambil tersenyum.
"Terima kasih banyak, aku harap kita bisa menjadi teman," kata Vio lagi.
"Tidak masalah," jawab Maudy.
Sementara Hans hanya diam dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Tak terasa makan siang pun selesai, Maudy memilih untuk melanjutkan kembali kerjaan nya, sementara Hans dan juga Vio kembali ke perusahaan.
"Pak Hans, jujur saja kepada ku, kau sebenarnya menyukai nyonya Maudy kan?"* tanya Vio yang kini berada di dalam ruang kerja Hans.
"Aku tidak menyangka kau akan senekat dan selancang ini," kata Hans menatap tajam Vio.
"Aku tau pak Hans mengetahui semua niat ku mendekati nyonya Maudy," kata Vio dengan tatapan licik nya.
"Jangan coba-coba Vio, kau tidak tau apa permasalahan nya," kata Hans berdiri dan menghampiri Vio.
"Aku tidak peduli, kau pasti tau aku sudah sangat lama mengincar tuan muda, tapi kenapa malah dia menikah dengan wanita itu, aku sangat mencintai nya," ungkap Vio tidak tahan lagi.
"Aku tau semuanya, tapi jangan katakan kepada ku, itu urusan perasaan mu dan bukan urusan ku," jawab Hans tidak ingin mempedulikan Vio.
"Sudah lah pak Hans, kita bisa bekerja sama kan, jangan menyembunyikan perasaan mu, aku dari tadi melihat ponsel mu yang selalu kau tatap dan itu foto nyonya Maudy," ujar Vio sambil tersenyum miring.
"Ini masalah perasaan ku, dan aku sama sekali tidak berniat merebut nya dari Elgara sekalipun aku menyukainya hanya lah sekedar rasa suka," ungkap Hans kesal dengan ulah Vio.
"Tapi bagaimana jika tuan muda tau kalau anda menyukai istri nya?" Ujar Vio dengan alis naik, menampilkan wajah menyebalkan bagi Hans.
"Jangan coba-coba, aku tidak ingin kau merusak persahabatan ku dengan Elgara," kata Hans marah.
"Tapi pak, Maudy adalah wanita baik dan cantik, apakah kau tidak rugi jika tidak mendapatkan nya?" kata Vio lagi-lagi mencoba menghasut Hans.
"Diam Vio, sebaiknya sekarang kau pergi dari ruangan ku, aku ingin kembali bekerja," kata Hans tak ingin terlalu jauh di pengaruhi Vio.
"Baik lah, pak Hans, tapi jika kau tiba-tiba berubah pikiran, tolong datang lah padaku dan katakan kalau kau menyetujui permintaan ku untuk kerja sama," ungkap Vio yang tidak ada rasa takut lagi.
Vio berjalan keluar dari ruang kerja Hans, sementara itu Hans hanya bisa mengacak-acak rambut merasa furstasi karena ulah Vio.
Keesokan harinya.
Maudy tau kalau Elgara akan kembali hari ini, namun dia tidak berani menghubungi nya, setelah dua malam berpisah dengan Elgara rasanya ada secuil rasa rindu yang kini tidak bisa di ungkapkan Maudy sebagai seorang istri.
Namun sebelum Elgara tiba, ia memilih untuk pergi ke galeri seni untuk menyelesaikan lukisan milik Hans.
Sementara itu di sisi lain.
Elgara kini telah berada di dalam pesawat, pesawat yang di tumpangi oleh nya baru saja lepas landas menuju Korea, ia memilih mengambil penerbangan pagi.
"Sudah lebih dari dua puluh empat jam aku tidak bertemu Maudy, rasanya ada yang hilang, aku juga tidak mengirimkan pesan kepada nya," batin Elgara.
Sebenarnya dia ingin sekali mengirimkan pesan, namun saat di dalam pesawat sudah tidak ada kesempatan untuk bermain ponsel.
Bersambung ....
Kayaknya ada yang kebalik nih, siapa yang pengen di buat jatuh cinta eh siapa yang galau atau jatuh cinta duluan.