---------------------------
Kisah petualangan dua orang gadis yang sudah bersahabat sejak umur 6 tahun di sebuah panti asuhan HOPE yang berada di West New York- Amerika.
Dengan mengandalkan otak dan kemampuan mereka, mereka berdua membuka sebuah "Agency DC2" di New Jersey-Amerika. Dibawah naungan NJSP (New Jersey State Police)- Komisaris Cyderyn Baycora.
************
Bagaimanakah kisah-kisah mereka dalam menyelesaikan kasus-kasus rumit dan penuh misteri?
Yang penasaran, ikuti kisah mereka di novel ini 😊🍻
Note : Bila kalian tidak berkenan, tinggalkan saja... Jangan memberikan rating buruk yach... Komen saja apa yang kurang, Insya Allah akan author perbaiki...😊
Jangan lupa VOTE, COMMENT, LIKE, DAN SUBSCRIBE... plus GIFT-nya yach untuk mensupport Author. Terima kasih 🙏❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEADAAN MRS. LEAMAN
"Demi Tuhan, Miss. Dany! Apa yang ada di dalam benak anda itu sebenarnya? Mungkin di dalam benak anda yang hebat itu hanya menerka-nerka, tapi bagi saya ini adalah masalah hidup dan mati! Istri saya bisa jadi seorang pembunuh dan anak-anak saya akan terus berada di dalam bahaya! Jangan permainkan saya, Miss. Dany! Ini adalah masalah yang sangat serius!" teriak Mr. Leaman frustasi.
Mantan pemain Rugby yang tinggi besar itu terlihat gemetaran... Cecilia menghampiri dan memegang tangannya untuk menenangkan dirinya.
"Hah! Saya hanya khawatir jika kenyataannya akan menyakitkan anda, Mr. Leaman... Sebisa mungkin, saya akan berusaha untuk menolong anda. Untuk saat ini, saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Tapi sebelum saya meninggalkan rumah ini, saya berharap bisa memastikan apa yang sudah ada di dalam benak saya ini..." jawab Danaya sambil menjelaskan situasinya.
"Baiklah, semoga Tuhan menolong kalian! Saya permisi sebentar untuk melihat keadaan istri saya," ujar Mr. Leaman meminta izin kepada Danaya dan Cecilia.
"Silahkan...."
...*****************...
Gladwin Leaman pergi selama beberapa menit untuk melihat keadaan istrinya yang mengurung diri di kamarnya. Sementara Danaya melanjutkan pengamatannya terhadap barang-barang antik berbentuk unik yang tergantung di dinding.
Saat Gladwin Leaman kembali, wajahnya menunduk dan terlihat sendu... Tampaknya belum ada perkembangan yang berarti pada istrinya. Dia kembali bersama seorang pelayan wanita yang tinggi semampai.
"Persiapkan tehnya, Faye! Dan layanilah kebutuhan nyonyamu dengan baik!" Titah Gladwin Leaman dengan suara tegas.
"Nyonya itu sakit parah, Tuan! Dia tidak mau makan... Dia sakit parah! Nyonya perlu seorang dokter... Saya takut menjaganya sendirian!" teriak pelayan itu sambil menatap ke Tuannya dengan wajah kesal.
Gladwin Leaman menatap ke arah Danaya dan Cecilia dengan tatapan bertanya-tanya.
"Saya akan merasa senang jika bisa membantu anda, Mr. Leaman. Saya paham ilmu medis sedikit," ujar Cecilia percaya diri.
"Apakah Nyonyamu mau bertemu dengan rekan saya, Cecilia?" tanya Danaya kepada pelayan itu.
"Saya akan mengantar rekan anda, Miss... Tidak perlu izin kepadanya..." jawab pelayan itu lugas.
"Baiklah... Saya akan mengambil alat-alat dulu untuk memeriksanya di mobil. Setelah itu, kita baru ke kamarnya..." ujar Cecilia memutuskan.
Setelah mengambil alat-alatnya, Cecilia mengikuti langkah pelayan yang emosinya tinggi itu. Mereka naik ke lantai atas, lalu berjalan menelusuri koridor dengan gaya kuno.
Pelayan itu mengeluarkan kunci dari dalam.saku bajunya, lalu pintu itu terbuka dengan suara deritan panjang yang memekakkan telinga. Cecilia berjalan masuk, dan pelayan itu dengan sigap mengikutinya setelah menutup pintu kamar tersebut dari dalam.
Diatas tempat tidur itu, terbaring tubuh seorang wanita yang terlihat lemah karena demam yang sangat tinggi. Dia terlihat hampir pingsan, tapi begitu Cecilia masuk dan mendekat kearahnya, dia langsung membuka matanya yang indah.
Dia menatap Cecilia dengan perasaan was-was... Begitu dia menyadari bahwa Cecilia bukanlah orang yang dia kenal, dia tampak lega lalu kembali menjatuhkan dirinya ke bantal sambil mengerang.
Cecilia perlahan mendekatinya sambil menggumamkan beberapa kalimat untuk menenangkannya, lalu dia terbaring dengan tenang saat Cecilia memeriksa suhu badan dan tekanan darahnya.
Suhu badan dan tekanan darahnya sangat tinggi, Cecilia berfikir bahwa ini terjadi karena gangguan mental dan syaraf dari pada fisik.
"Jika terus-menerus seperti itu, dalam 1 atau 2 hari Nyonya pasti akan meregang nyawa..." ujar si pelayan tersebut.
Wajah wanita cantik yang merah padam karena demam itu menoleh ke arah Cecilia.
"Di mana suami saya?" tanya wanita itu kepada Cecilia.
"Dia ada di bawah... Dia sangat ingin menemui anda," jawab Cecilia datar.
"Ti...tidak! Saya tidak mau menemuinya... Tidak mau!... Iblis!... Iblis!... Owh, apa yang harus saya lakukan terhadap S*tan ini?! Arrrgghhh!" racau wanita itu.
"Apakah saya bisa membantu anda, Nyonya?" tanya Cecilia berhati-hati.
"Arrrggghhh! Tidak! Tidak ada yang bisa menolong saya! Semuanya sudah berakhir... Semuanya sudah hancur! Semuanya... sudah... hancur...Hiks...hiks...hiks" ujar wanita itu sambil terisak.
"Ini si tante kenapa sich? Kayanya dia berhalusinasi dah... Gak mungkin kan si Leaman yang lugu kaya gitu punya sifat kaya s*tan?! Kebanyakan minum obat pereda demam sembarangan kayanya... Ckckck! Kasihan banget nasibnya..." monolog Cecilia dalam hati sambil memandang prihatin keadaan wanita tersebut.
"Hah, Nyonya! Dengarkan saya... Suami anda itu sangat mencintai anda, dan dia sangat sedih dengan apa yang menimpa anda," ujar Cecilia menyuntikkan sedikit kata-kata penyemangat kepada wanita tersebut.
Mata indah wanita itu kembali memandang Cecilia dengan sendu.
"Dia mencintai saya.... Saya juga mencintai dia dengan sepenuh hati. Bukankah saya yang lebih mencintainya, dengan memilih mengorbankan diri saya sendiri dari pada menghancurkan hatinya? Itulah cara saya membuktikan rasa cinta saya kepadanya. Akan tetapi...., dia dengan tega menuduh saya seperti itu... Menuduh saya berbuat sekejam itu.... Hiks...hiks...hiks!" ujar wanita itu menjelaskan kepedihan hatinya.
Cecilia menghela nafasnya pelan...
"Hah!... Dia juga merasakan kesedihan yang mendalam, Nyonya... Menutup akal sehatnya untuk berfikiran jernih dalam menyingkapi masalah ini," ujar Cecilia menjelaskan.
"Itu benar... Dia tidak mau mengerti... Dia tidak mau mendengar penjelasan saya... Harusnya dia bisa mempercayai saya..." ujar wanita itu sambil mengelap air matanya.
"Apakah anda tidak berkenan untuk menemui suami anda?" tanya Cecilia setengah membujuk.
"Tidak!... Saya tidak ingin bertemu dengannya. Saya tidak bisa melupakan kata-kata menyakitkan dan pancaran wajahnya yang mengerikan... Saya tidak mau menemuinya! Silahkan anda keluar sekarang, anda tidak bisa membujuk saya! Sampaikan kepada suami saya, saya hanya menginginkan bayi saya... Saya berhak memilikinya!" ujar wanita itu sambil memalingkan wajahnya dan menolak untuk berbicara kembali.
"Hmmm... Baiklah. Saya permisi, Nyonya..." ujar Cecilia undur diri.
Cecilia berjalan keluar kamar tersebut dan kembali ke lantai bawah, dimana Gladwin Leaman dan Danaya berada. Mereka berdua masih duduk di depan perapian. Gladwin Leaman mendengarkan cerita Cecilia dengan wajah sendu.
"Bagaimana saya bisa menyerahkan bayi itu kepadanya? Bagaimana jika dia kumat kembali? Saya tidak bisa melupakan saat dia berdiri dari samping bayi itu dengan bibir yang berlumuran d*rah!" ujar Mr. Leaman dengan badan bergetar, ketika dia mengingat kejadian itu kembali.
"Biarkan bayi itu aman bersama dengan Mrs. Briar..." putus Mr. Leaman akhirnya.
Tidak lama kemudian, seorang pelayan wanita yang cekatan dan terlihat gesit masuk ke ruangan sambil membawa aneka kudapan dan teh. Ketika pelayan itu sedang menyajikannya, tiba-tiba masuk seorang pemuda dengan langkah tertatih.
Pemuda itu terlihat tampan dengan wajah sedikit pucat dan rambut yang berwarna terang. Matanya yang berwarna biru terang terlihat bersinar gembira ketika melihat ayahnya. Pemuda itu langsung lari dan memeluk ayahnya, seperti seorang gadis yang memeluk kekasihnya karena lama tidak bertemu.
"BRAAAK!.... Ayaaaah!"
"........"
...****************...
Note : Bila kalian tidak berkenan, tinggalkan saja... Jangan memberikan rating buruk yach... Komen saja apa yang kurang, Insya Allah akan author perbaiki...😊
Jangan lupa VOTE, COMMENT, LIKE, DAN SUBSCRIBE... plus GIFT-nya yach untuk mensupport Author. Terima kasih 🙏❤
saling support yaaa 🙏🏻
izin baca yaa kk,, 🤗🤗