NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Di pagi hari yang cerah, cahaya matahari masuk melalui celah dinding jendela, menerangi kamar mewah Fany. Dia terbangun, merasakan hangatnya sinar matahari di wajahnya. Saat dia mulai menyadari lingkungan sekitarnya, terdengar suara ketukan di pintu.

Tok

Tok

Tok

"Masuk," kata Fany dengan suara yang masih setengah mengantuk. Perlahan pintu terbuka, dan beberapa pelayan masuk ke dalam kamarnya.

Fany terkejut melihat banyaknya pelayan yang masuk ke dalam kamarnya. Salah satu pelayan wanita yang terlihat berumur maju ke depan dan memperkenalkan diri. "Selamat pagi, Nona Fany. Saya adalah kepala pelayan di rumah ini. Kami di sini untuk membantu Anda bersiap-siap untuk pergi ke sekolah baru Anda."

Belum sempat Fany bereaksi, para pelayan segera bekerja dengan cekatan. Mereka menyibak selimut, membantu Fany berdiri, dan mulai membawanya menuju kamar mandi.

Fany yang masih terkejut berteriak dan menjerit saat para pelayan mulai melepaskan bajunya. "Apa yang kalian lakukan?!" serunya panik.

"Tolong jangan khawatir, Nona Fany. Kami di sini untuk membantu Anda. Tidak perlu merasa malu. Kami hanya ingin memastikan Anda siap dengan cepat dan nyaman," kata Kepala pelayan dengan tenang menenangkan Fany.

Fany menolak keras ketika para pelayan mulai membantunya. "Saya bisa mandi sendiri," katanya dengan tegas, mencoba menyingkirkan tangan mereka.

Namun, kepala pelayan berkata dengan tegas, "Nona Fany, ini adalah tugas kami. Kami di sini untuk membantu Anda," katanya.

Fany ingin menolak lagi, tapi kepala pelayan melanjutkan dengan nada yang lebih tegas dan serius, "Jika Anda tidak mau dimandikan, para pelayan ini akan dipecat dan tidak diberikan gaji ataupun kompensasi," ujarnya.

Kata-kata itu membuat Fany terdiam sejenak. Dia melihat wajah-wajah para pelayan yang tampak khawatir dan cemas. Menyadari bahwa penolakannya akan membawa konsekuensi serius bagi mereka, Fany dengan sangat terpaksa masuk ke dalam bak mandi.

Para pelayan bekerja dengan cepat dan efisien, membersihkan seluruh bagian tubuh Fany dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mereka melakukannya dengan penuh perhatian dan kehati-hatian, memastikan tidak ada satu pun bagian yang terlewat.

Meskipun merasa sangat canggung dan tidak nyaman, Fany menahan diri dan membiarkan mereka melakukan tugasnya. Setelah beberapa saat, proses tersebut selesai, dan Fany merasa lebih segar meskipun ada perasaan malu yang tersisa.

Setelah selesai mandi, para pelayan dengan cekatan membantu Fany mengenakan seragam sekolah. Seragam tersebut terdiri dari blazer hitam elegan dengan emblem sekolah di dada, rok lipit hitam, dan kemeja putih bersih.

Para pelayan bekerja dengan kecepatan dan presisi. Salah satu pelayan dengan lembut mengeringkan rambut Fany, kemudian menatanya dengan rapi dalam gaya ponytail yang sederhana namun elegan. Pelayan lain mendandani Fany dengan makeup tipis yang hanya menonjolkan kecantikannya secara alami, memberikan sentuhan akhir pada penampilannya.

Sementara itu, beberapa pelayan lainnya menyiapkan sepatu, tas, dan aksesori yang akan digunakan oleh Fany. Sepasang sepatu kulit hitam dari merek Gucci ditempatkan dengan hati-hati di dekat tempat tidur, siap untuk dipakai. Tas punggung kulit hitam dari Prada diletakkan di meja samping, melengkapi tampilan Fany dengan kesan klasik dan mewah.

Aksesori yang disiapkan meliputi gelang perak sederhana dari Tiffany & Co. dan sepasang anting mutiara kecil dari Mikimoto, memberikan sentuhan elegan tanpa berlebihan. Salah satu pelayan dengan hati-hati memasangkan Lencana Emas dengan Lambang Sekolah, yang menunjukkan bahwa Fany adalah anggota dari The Paramount Circle, di kerah blazer Fany. Lambang itu berkilau indah, menambah kesan prestisius pada penampilannya.

Ketika semuanya sudah siap, Fany berdiri di depan cermin, melihat refleksi dirinya yang kini tampak berbeda. Dengan seragam rapi, rambut tertata, dan aksesori yang sempurna, dia tampak seperti seorang putri yang siap menghadapi dunia.

"Anda sudah siap, Nona Fany. Semoga hari pertama Anda di sekolah baru berjalan lancar," kata Pelayan kepala menatap Fany dengan senyum bangga.

Fany mengangguk pelan, mengambil tasnya, dan mengenakan sepatu. Dengan hati yang sedikit berdebar namun wajah yang datar, dia melangkah keluar dari kamarnya yang mewah, siap menghadapi hari pertama di sekolah baru yang penuh dengan tantangan dan peluang.

Fany berjalan menuju lift dengan langkah pelan, menekan tombol lantai dua. Pintu lift tertutup dengan suara desis halus dan mulai turun. Sesampainya di lantai dua, Fany melangkah keluar dan berjalan menuju ruang makan di mana keluarganya sudah menunggunya.

Di ruang makan yang luas dan elegan, meja besar penuh dengan hidangan lezat yang menggugah selera. Maximilian, Alexander, Eliza, Regina, Sebastian, Gabriel, dan Dominic sudah duduk di sekitar meja, menantikan kehadiran Fany.

"Selamat pagi, Fany," sapa Maximilian dengan senyum hangat.

"Selamat pagi," tambah Eliza dengan nada penuh kasih.

Fany membalas sapaan mereka dengan ekspresi datar, sedikit mengangguk sambil berkata, "Selamat pagi," dengan nada yang tenang dan datar.

"Bagaimana tidurmu, Fany?" tanya Alexander.

"Baik," jawab Fany singkat, tanpa menunjukkan banyak emosi.

"Senang bisa sarapan bersama-sama dengan putri kesayangan mommy," kata Regina, mengamati Fany sejenak lalu tersenyum tipis.

Fany hanya mengangguk kecil, mengambil tempat di meja tanpa banyak bicara.

Sebastian dan Gabriel saling bertukar pandang.

"Kami sudah menyiapkan makanan kesukaanmu," kata Sebastian tersenyum hangat.

"Terima kasih," ucap Fany, suaranya tetap tenang dan datar, meskipun ia menghargai usaha mereka.

"Mari kita makan dan nikmati sarapan bersama," kata Dominic menambahkan.

Fany mengangguk lagi, mulai mengambil makanan di piringnya dengan gerakan yang tenang. Suasana di meja makan terasa sedikit canggung, namun mereka semua mencoba menikmati kebersamaan mereka meskipun Fany tetap terlihat menjaga jarak emosionalnya.

Setelah selesai sarapan, Fany segera diantar ke sekolah menggunakan mobil Rolls-Royce Phantom. Selama perjalanan, Fany hanya diam, tatapannya kosong melihat pemandangan di luar jendela. Dua mobil pengawal mengikuti di belakang, memastikan keamanannya.

Saat mereka tiba di gedung sekolah, sopir mobil dengan sigap keluar, membuka pintu penumpang, dan membungkuk hormat saat Fany keluar dari mobil. Kedatangannya di halaman sekolah langsung menarik perhatian para murid. Bisik-bisik mulai terdengar, membicarakan Fany yang terlihat sangat cantik, anggun, dan elegan.

"Dia jauh lebih cantik dari foto-fotonya," bisik seorang murid kepada temannya.

"Ya, dia terlihat seperti seorang putri," sahut yang lain dengan mata berbinar.

Berita kedatangan Fany menyebar cepat di antara para murid. Mata-mata penasaran menatapnya, mengagumi penampilannya yang mempesona. Fany berjalan dengan tenang, tetap menjaga ketenangan dan tidak memperlihatkan banyak emosi meski merasakan tatapan mereka. Keanggunannya terpancar jelas, membuat semua orang tak bisa mengalihkan pandangan.

Fany berhenti melangkah, terdiam sejenak, menatap gedung sekolah yang terlihat begitu megah di hadapannya. Bangunan besar dengan arsitektur yang elegan dan detail mewah menarik perhatian Fany. Langit-langit tinggi dan jendela-jendela besar memancarkan suasana yang kokoh dan prestisius.

Di sekitarnya, para murid mulai berbisik, sambil saling berbisik-bisik tentang kehadiran dan kecantikan Fany. Mereka mengamati dengan penuh decak kagum, tak dapat menahan diri untuk tidak mengomentari penampilan Fany yang begitu menakjubkan.

"Dia terlihat seperti bintang," bisik seorang murid dengan kagum.

"Benar, aku tidak pernah melihat seseorang seanggun itu di sekolah kita," sahut yang lain dengan nada yang bergetar.

Kehadiran Fany di depan gedung sekolah telah mengundang sorotan dan pujian dari para murid, yang tidak bisa menyembunyikan rasa kagum mereka. Tatapan mereka yang penuh kekaguman dan percakapan mereka yang penuh decak kagum mengikuti setiap gerakan Fany saat dia berdiri di hadapan gedung sekolah yang begitu mewah itu.

1
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
Uswatun hasanah
yeeyyy akhirnya.. didatangi juga Fany karna takut ama Ratunya 😂
Cahaya yani
knp kluarga ny tdak mnjemput nya.. ap scara tdak sngja di latih biar tangguh, tpi kl gtu knp tnpa ad bntuan scr tk di sngja
Uswatun hasanah
apakah Fany korban penculikan.. aish... penasaran...
Cahaya yani
thooorr please up yg byk donk 😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!