Warning
Harap Bijak dalam membaca!
Seorang Mafia Kondang yang tidak percaya menemukan seorang gadis yang terdampar di pulau pribadi miliknya dalam keadaan masih hidup. Namun masalah muncul ketika ia tidak tahu siapa gadis itu karena dia hilang ingatan setelah pengalaman tragis dialaminya.
Disisi lain Pria Mafia itu akan dijodohkan dengan wanita pilihan ayah nya, yang jelas dia akan menolak nya karena pekerjaan yang terlalu beresiko.
Nasib gadis terdampar itu mengalami hal buruk karena tak sengaja bertemu pria mafia itu.
Bagaimana dia akan menemukan kembali ingatan nya? Dan bagaimana pria mafia itu apakah menerima perjodohan nya atau dengan pertumpahan darah?
Silahkan baca disini yaa^^
OrchidCho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
...Budidayakan Like/Vote sebelum membaca, cerita ini hanya fiksi untuk hiburan semata ^^...
...Happy Reading!...
...⋋*。・✿・。*⋌...
Manajernya ingat jelas saat pria berjas meminta izin, ada seorang wanita di belakangnya, dan itu terlihat mirip dengan salah satu foto di buku tersebut. Wajahnya tetap sama ada satu hal yang membuatnya berbeda yaitu behel digigi nya.
"Benar wanita ini, aku masih ingat" tutur manajer nya.
Dong Hyun teringat siapa wanita itu, ternyata dulu dia adik kelasnya, yang pindah karena satu hal
"Alice?? Sekarang dimana wanita ini?" Tanya Dong Hyun.
"Aku tidak tahu, karena memang dia tidak datang lagi" geleng manajer nya.
"Nomor telfonnya.. Dia pasti meninggalkan nomor nya" tutur Dong Hyun.
"Tidak ada" jawab manajernya.
"Kenapa tidak ada?" Protes Dong Hyun yang hampir marah.
"Anda sendiri yang menolaknya waktu itu mentah-mentah, aku sudah berulangkali membujuk mu, tapi jawaban mu 'aku tidak tertarik, kencan macam apa, kalau dia punya uang sebanyak itu lebih baik, datang saja saat konser, aku tidak butuh nomor kontaknya' itu yang Anda katakan" jawab manajernya yang tidak meninggalkan satu perkataan pun.
"Aku begitu?? Seharusnya kau melarang ku, dan membentak ku lebih keras lagi" protes lagi Dong Hyun.
"Sudah ku lakukan. Setiap kali aku berbicara mengenai itu, kau selalu menolak nya dengan tegas, bahkan mereka menaikkan harga menjadi 3 miliar untuk 30 menit demi bisa berkencan mu, dan kau tetap.. Menolaknya" jelas manajernya.
"3 miliar? Untuk 30 menit?? Aku menolaknya?" Tutur Dong Hyun yang menyesal karena tidak menanggapi itu.
"Iya.. Orang berjas memintaku untuk membujuk mu, katanya Nona nya ingin berkencan denganmu meski hanya 30 menit. Kurasa dia memang kaya.. Dia bahkan menyuruh orang untuk melakukan itu, apa dia pengusaha??" Terang manajer nya.
"Jadi sampai sekarang dia belum menghubungi mu kembali??" Tanya Dong Hyun.
"Iya.. Sekitar 2 minggu yang lalu kurasa" jawab Manajer nya.
"Baiklah" jawab Dong Hyun yang sedikit kecewa dan heran kenapa dia meminta untuk berkencan dan menawarkan uang sebanyak itu padanya.
...****************...
Saat matahari telah terbit, Diruang tamu TV menyala menampilkan Dong Hyun yang sedang bernyanyi dengan bagus, Alice yang melihat sambil mengelap meja wajahnya terpesona dengan Dong Hyun yang sedang bernyanyi.
"Dia tidak berubah, sewaktu SMA dia sangat mahir menyanyi, bermain piano" senyum Alice, tanpa ia sadari ada Chris yang memandang sehabis dari olahraga.
"Apa tadi? Kau ingat dari masa lalumu?" Tanya Chris.
"Entah? Tiba saja hanya terlintas dikepala ku" jawab Alice dengan lancar bahkan matanya terus tertuju pada layar TV.
'Kalau begitu separuh ingatannya ada di Korea kah?' Batin Chris.
"Kau ingin kesana?" Tanya Chris.
"Entahlah.. Aku tidak yakin" Alice mengelak dan pergi dari sana dengan cepat.
Lalu Zac datang menghampiri dengan segelas susu protein, lalu memberikannya ke Chris.
"Ada yang aneh, pikirannya memang aneh" gerutu Chris yang menerima gelas tersebut.
"Omong-omong, apa yang terjadi? Ayahmu. Perjodohan" singgung Zac sembari duduk disofa.
"Jangan memulai, ayahku tidak pikir panjang, tapi untungnya wanita itu katanya mati. Beruntung atau tidak ayahku mulai menjodohkan ku dengan sepupunya" terang Chris.
"Aku dengar" terang Zac.
"Menurut mu bagaimana?" Tanya Chris.
"Tidak ada salahnya mencoba" pungkas Zac.
"Tidak akan, pekerjaanku lebih berbahaya, melindungi satu wanita membuatku keberatan, dia hanya beban" jelas Chris yang bertekad menolak perjodohan itu.
Zac hanya menggeleng dan terkekeh pelan.
Didapur Alice mengelap piring dengan banyak pikiran.
"Cepat atau lambat, aku akan diusir dari sini, apalagi pria itu memiliki pistol sungguhan" ucap pelan Alice yang sambil mengelap piring, lalu ia melihat kedua tangannya yang sedang memegang piring dan menaruh piring tersebut. Melihat jemarinya yang diplester dimana-mana.
"Pistol itu..kenapa aku merasa tidak asing, bahkan tangan ini lebih ingat daripada ingatanku, dan pria itu bisa saja membunuhku" lanjut Alice yang ingatannya kembali saat menemukan pistol dibawah bantal Chris.
Tanpa disadari Chris tak sengaja mendengar ocehan Alice. Setelah mendengar itu Chris sadar akan terus mengawasi gadis itu secara 24 jam, Chris pergi dari sana lalu masuk ke dalam kamar Alice lalu memasang sebuah kamera kecil di sebuah lukisan dan lampu kamar samping nakas.
Setelah selesai Chris keluar dari sana dengan santai, lalu Alice tiba didepannya.
"Kenapa keluar dari kamarku?" Kaget Alice sambil curiga.
"Lihat tanganmu" perintah Chris mencari alasan.
Melihat tangan Alice yang penuh plester dan terlihat masih memerah karena menyenggol api.
"Kemari" perintah Chris yang berjalan lebih dulu, dan diikuti Alice dibelakang.
Ternyata Chris duduk di sofa sambil membuka kotak untuk luka, Tanpa bicara lagi ia mengganti plester dijemari Alice dan mengolesi salep dengan lembut, Alice yang diperhatikan seperti merasakan dejavu, ia seperti pernah diperlakukan seperti ini juga, namun ia tidak bisa mengingat Siapakah pria yang melakukan hal perhatian padanya.
Padahal yang pernah melakukan hal itu adalah kakak nya yaitu Thomas yang pernah membantu mengobati luka ditangan Alice sewaktu terluka berlatih memanah.
Namun pria lain yang mengobatinya, bahkan Alice melihatnya dengan cara berbeda.
"Selesai"
Suara Chris membuyar lamunan Alice.
"Aku bisa menggantinya sendiri" terang Alice.
"Kau mendengar percakapan ku dengan ayahku" ceplos Chris yang sambil membereskan peralatan kesehatan yang baru saja ia pakai.
"Bagaimana kau-- dia memberi tahumu" tebak Alice yang dimaksud Zac.
"Tidak, aku sudah menyadarinya. Bukankah dia sudah memperingati agar tidak mencampuri urusanku" terang Chris.
"Aa.. Kau akan membunuhku??" Alice baru teringat itu ada dalam Perjanjian.
"Jika aku ingin, aku bisa melakukan, bagaimana?? Ingin sekarang" tawar Chris anti-mainstream.
"Tidak sekarang!" jawab Alice dengan percaya diri ia bangkit dari duduk.
"Aku sangat sibuk" alasan Alice yang pergi dari sana. Chris yang hanya melihatnya.
...****************...
Di sebuah kediaman Eliza, ia sudah terlihat pergi dengan membawa koper, tak menyerah Dex masuk ke gedung dengan menyelinap.
Saat didalam terlihat di tungku api masih menyala seperti sedang membakar sesuatu.
Dex langsung mengambil tongkat besi untuk menggapai sesuatu dalam api, terlihat sebuah baju yang hampir hangus terbakar, namun dengan cepat Dex langsung menginjak agar api cepat padam, ia mengambil dengan sapu tangannya terdapat sebuah noda darah dibaju setengah hangus tersebut.
Dex langsung membungkusnya dengan sapu tangan, lalu kupingnya mendengar samar-samar suara detik bom, matanya memincing melihat ada bom rakitan terpasang didekat perapian.
"Sh*t" umpat Dex.
Tak lama..
Booooomm..
Cwasssss..
Suara ledakan dari lantai 3, ledakan membuat jendela seluruh pecah, dan api berkobar. Semua pejalan kaki yang berada di lokasi terkejut reflek menutup telinga sembari teriak.
Lantai bawah terlihat Dex yang berjalan keluar dari gedung bahkan jas yang dipakai bagian bahu ada api kecil disana, ia terlihat santai mematikan api tersebut dengan tangan kosong dan pergi dari lokasi.
...****************...
Saat malam berita ledakan tersebut sampai dibaca oleh Zac, bahkan ia melihat Videonya.
"Lihatlah, ada yang aneh dengan ledakan tersebut" unjuk Zac pada Chris dengan tablet.
Chris pun juga memperhatikan nya, berpikir siapa yang melakukan hal itu di tengah kota.
"Jelas itu Bom rakitan" terang Zac meski hanya memperhatikan bagaimana ledakan terjadi ia bisa tahu.
"Yang penting bukan orang kita kan" tutur Chris yang kembali dengan tablet miliknya. Yaitu sebuah tayangan kamera tersembunyi dikamar Alice.
Terlihat disana Alice sedang bercermin selesai melakukan tugasnya, dan bersiap untuk tidur.
Diluar Chris sedang bersiap.
"Malam ini anak-anak akan datang, membawa barangnya lagi, bersiaplah" pungkas Chris pada Zac.
Malam semakin larut, Chris sibuk dengan anak buahnya, tak berapa lama ia melihat lagi tayangan kamera tersembunyi. Alangkah terkejutnya Chris melihat kamar Alice kosong.
"Dasar Jaláñg" umpat pelan Chris membuat anak buahnya menghentikan kegiatan.
...灬。•☆•。灬...
...Jangan lupakan tinggalkan jejak ya~...
...OrchidCho...