Setelah ratusan tahun mendedikasikan hidup hanya untuk berkultivasi, Li Xuan akhirnya berhasil mencapai ranah Immortal meskipun bakat kultivasinya sangatlah buruk. Masa itu adalah masa paling membahagiakan dalam hidupnya, namun kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama.
Li Xuan terpaksa terlibat dengan sekte Raja Naga, salah satu sekte besar dari aliran Putih, demi bisa menyelamatkan anak yatim piatu. Dia mengira masalah tidak akan menjadi besar, tetapi ternyata pemikiran naif itu salah besar. Tiga Immortal dari sekte Raja Naga datang dan membuatnya sekarat, pencapaiannya menjadi Immortal tidak dapat dibanggakan di hadapan lawan yang lebih kuat.
Li Xuan yang nyaris terbunuh memecahkan kristal teleportasi pemberian Gurunya, dan berakhir di sebuah tempat yang asing. Seorang gadis cantik yang mengaku sebagai Rubah Ekor Sembilan, menawarkan kekuatan untuk balas dendam.
Li Xuan tentu menerimanya. Ini adalah kisah tentang seorang Immortal yang ingin balas dendam, akankah dia berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elemen Api
Selama lebih dari empat hari, Li Xuan telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih di Dunia Jiwa. Saat ini, ia tengah berdiri di kekosongan putih tanpa batas dan memperhatikan dua buklet batu yang ada di sana.
"Kedua buklet batu itu adalah perwujudan dari elemen yang kumiliki, dan Nona Bai bilang kalau aku hanya perlu mengalirkan Qi saja untuk mengaktifkannya." Li Xuan bergumam, memegang dagunya dan memasang ekspresi serius, "Aku memiliki elemen api dan air, dua elemen yang saling berlawanan. Nona Bai berpesan, kalau untuk saat ini aku hanya perlu mengaktifkan salah satu dari mereka."
Li Xuan sejenak memikirkannya, dan akhirnya memutuskan untuk mengaktifkan elemen api miliknya. Dia mendekati buklet batu yang memiliki ukiran 'Api', kemudian mengalirkan sejumlah Qi ke dalamnya.
Selang beberapa menit, buklet batu tersebut bergetar hebat dan mulai melayang di langit. Li Xuan berhenti mengalirkan Qi-nya, alisnya sedikit terangkat ketika mendapati keretakan dalam batu tersebut.
"Hawa di sini menjadi panas." gumam Li Xuan, dan ia langsung melapisi tubuhnya dengan Qi begitu buklet batu tersebut meledak, "Apakah sudah selesai?"
Li Xuan sedikit menyipitkan matanya, lalu menemukan sebuah bola api seukuran telapak tangan sedang melayang di udara. Dia tidak merasakan panas, tetapi rasa hangat yang sangat nyaman.
"Jadi itu, yang dimaksud perwujudan elemen." Li Xuan kembali bergumam, lalu keluar dari Dunia Jiwa dan membuka matanya, "Nona Bai! Akhirnya aku membuka elemenku!"
"Selamat..." Rong Baihu tersenyum tipis, lalu bangkit berdiri dari atas kasur dan melompat ke atas pundak Li Xuan, "Tidak sulit, bukan?"
"Em, padahal itu mudah sekali! Tapi, sungguh mengherankan karena sebelumnya aku tidak pernah menyadarinya." balas Li Xuan sambil tersenyum lebar, "Lagi-lagi berkat Nona Bai, aku tidak tau harus bagaimana membalas jasamu."
"Kamu hanya perlu membawaku berkeliling dunia, itu sudah lebih dari cukup." balas Rong Baihu sambil tertawa pelan, "Omong-omong, sudah hampir seminggu tapi mereka belum muncul juga. Apa dugaanku salah, ya?"
"Apa kamu menyinggung soal sekte Serigala Darah, Nona Bai?" tanya Li Xuan, dan diiyakan olehnya, "Yah, ini sudah lama... Mungkin saja mereka melupakanku karena tidak bagus juga balas dendam pada seorang Immortal."
"Kita tunggu saja sebentar lagi..." Rong Baihu berkata, "Apa yang mau kamu lakukan hari ini?"
"Aku mau mencoba elemen yang baru saja kubuka, aku akan melatihnya di Dunia Jiwa." jawab Li Xuan cepat, "Setiap kali aku belajar sesuatu yang baru, rasanya menyenangkan. Seolah, aku mau belajar terus menerus agar bisa bertambah kuat..."
"Itu karena usahamu membuahkan hasil, ada banyak orang sudah berlatih keras tetapi tidak menghasilkan apapun. Pada akhirnya, mereka kehilangan minat dan meninggalkannya." ujar Rong Baihu, lalu memperjelas maksudnya, "Setiap orang pastinya akan mengalami satu momen, yang di mana mereka mengalami sebuah hambatan dalam bidang yang mereka pelajari. Saat itu terjadi padamu, teruslah melangkah dan jangan pernah berpikir untuk menyerah. Kamu mengerti?"
"Tentu saja, Nona Bai! Saranmu tidak akan pernah kulupakan!" sahut Li Xuan semangat, "Kalau begitu, aku ingin kembali ke Dunia Jiwa dan mempelajari elemen baruku."
"Kurasa itu tidak akan terjadi hari ini." balas Rong Baihu, membuat Li Xuan bingung.
"Sepertinya kamu cukup santai, ya?"
Seorang pria tua muncul di dalam kamar sewa Li Xuan, membuat pemuda itu sedikit terkejut karena terlambat menyadari keberadaannya.
"Bukankah aku sudah minta maaf, kenapa kau masih datang kemari?" tanya Li Xuan, segera pada intinya, "Apa sekte Serigala Darah suka sekali menaruh dendam pada orang lain?"
"Setelah melakukan semua itu beberapa hari yang lalu, kau malah berkata begini? Itu lucu." Jing Pei tertawa, lalu menjentikkan jarinya dan menciptakan kubah penghalang dalam ruang tersebut, "Ah, apa kau gelisah?"
"Gelisah...? Sayangnya tidak, aku hanya gugup karena akan melawan Immortal sepertimu."
Jawaban yang diberikan oleh Li Xuan berhasil membuat kerutan di alis Jing Pei. Pria tua itu merasa heran, karena pemuda di hadapannya saat ini lebih merasa senang daripada takut.
"Sepertinya kau memang sengaja membuat masalah denganku, bukan karena kasihan pada Manajer Cabang itu." ujar Jing Pei, dan hanya mendapatkan senyuman lebar dari Li Xuan, "Hahaha... Bahkan kau tidak mencoba menyembunyikannya."
Swooosh!
Aura Immortal bintang 3 seketika merembes keluar dari tubuh Jing Pei, pupil matanya yang berwarna coklat telah berubah menjadi merah menyala.
"Bukankah tempat ini tidak terlalu sempit untuk kita bertarung?" tanya Li Xuan, dan kembali melanjutinya, "Aku tidak masalah karena berasal dari benua lain, tapi kau yang berasal dari sekte Serigala Darah pasti akan mendapatkan masalah, bukan?"
Sebenarnya Li Xuan tidak mengetahui hal itu, tetapi Rong Baihu memintanya untuk berkata demikian.
Jing Pei tidak langsung menanggapinya, meskipun enggan mengakuinya tetapi ucapan Li Xuan benar adanya. Dia telah mencari tahu soal pemuda itu, dan sudah memastikannya kalau orang itu memang berasal dari benua lain. Kalau pertarungan berlangsung di sini, maka yang paling dirugikan adalah dirinya, karena kota ini adalah kota yang cukup besar dan ada cabang dari Menara Langit yang berdiri di tempat ini.
"Jadi, kau sudah merencanakan ini sejak awal, ya?" tanya Jing Pei sambil menarik kembali aura kultivasinya, "Tapi, kau bukan seperti orang yang akan melakukannya."
"Begitukah...?" Li Xuan membalas, "Kurasa kau perlu mengurangi sikap menilai orang dari luarnya saja."
"Tidak, aku yakin itu..." sorot mata Jing Pei beralih pada rubah putih di pundak Li Xuan, "Apa kau yang mengendalikan bocah itu dari balik layar?"
Rong Baihu tidak mengatakan apapun, dan hanya memberikan tatapan mengantuk seolah bosan dengan situasi ini.
"Kau salah! Dari awal, akulah yang membuat rencana ini!" seru Li Xuan, dan tawa lantang keluar dari mulut Jing Pei, "A-ada apa?"
"Tidak perlu berpura-pura, tingkahmu seperti bocah polos yang ketahuan mencuri." balas Jing Pei, kemudian menghilangkan kubah penghalang di ruangan tersebut, "Ikuti aku. Mari kita pergi ke tempat yang jauh dari sini."
Jing Pei langsung menghilang dalam sekejap dari tempatnya usai berkata demikian, dan Li Xuan langsung mengikutinya dari belakang.
...****************...
Di sebuah padang rumput tanpa ujung, yang jaraknya puluhan kilometer dari kota Xuzi.
Saat ini, di langit yang cerah, Li Xuan dan Jing Pei saling berhadapan satu sama lain sambil mengeluarkan aura kultivasi masing-masing.
"Hanya seseorang yang baru memasuki ranah Immortal, tapi kau begitu sombong." ujar Jing Pei, mengeluarkan sebilah pedang tajam yang mengeluarkan Niat Membunuh, "Dasar..."
Li Xuan sendiri menciptakan pedangnya dari Qi, lalu mengangkatnya ke depan. Dia diam sejenak di tempatnya sebelum melesat maju, dan mulai bertukar serangan dengan pria tua itu.
Pertukaran serangan berlangsung dengan hebatnya, menciptakan hempasan udara yang mampu menumbangkan pepohonan. Dalam waktu yang relatif singkat, Li Xuan langsung dibuat dalam posisi bertahan sementara Jing Pei mendominasinya dengan mudah.
"Apa cuma segini kemampuanmu?" Jing Pei mengerutkan alisnya, merasa kalau tingkah sembrono Li Xuan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Walaupun baru bertukar serangan biasa tanpa mengeluarkan teknik, Li Xuan benar-benar dibuat tak berkutik karenanya. Pengalaman bertarungnya tidak bisa dibandingkan dengan Jing Pei.
Namun, seiring berjalannya waktu, Li Xuan perlahan mengerti dan mulai beradaptasi. Dia secara bertahap seimbang dengan Jing Pei, dan membuat pria tua itu terkejut bukan main.
"Belum ada sepuluh menit, tapi dia hampir menyamai kemanpuanku?" Jing Pei diam-diam terkejut dalam hati, lalu menggunakan Qi-nya untuk menyelimuti pedangnya, "Dia jenius, dan menjadikan diriku sebagai pengalaman! Cih, tau begini, seharusnya aku tidak bermain sejak awal!"
Jing Pei segera menyadari situasinya, dan mulai mengeluarkan teknik-tekniknya hingga membuat Li Xuan terpaksa kembali dalam posisi bertahan.
lanjut trus Thor update yg banyak
🙏🙏🙏