NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:50.6k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Sebal

“Senang sekali rasanya melihat Tuan Jefry bisa datang dan menemui kami di rumah ini.” King tersenyum lebar seraya mengulurkan tangan, menyambut kedatangan tuan Jefry, si bapak ketua yayasan playgroup Mayapada tempat Mika mengajar.

Lelaki paruh baya yang dipanggil tuan Jefry itu pun balas tersenyum hangat, menjabat erat tangan King seraya menepuk-nepuk bahunya dengan sebelah tangannya yang bebas.

“Kebetulan sekali tadi Saya lewat tempat ini, jadi sekalian mampir.” Sahut tuan Jefry sambil melirik ke arah Mika yang berdiri tepat di belakang King. “Dan kalau Saya tidak salah tebak, sepertinya Tuan Cayden sedang membutuhkan pertolongan.”

King terkekeh mendengarnya, ia balas dengan suara setengah berbisik sebelum mengajak tamunya itu ikut berkeliling rumah bersama mereka. “Mumpung Tuan sudah berada di sini. Sebelum kita mulai membahas soal waktu acara sekolah, Saya ingin mengajak Tuan untuk melihat-lihat rumah Saya ini terlebih dahulu.”

Dua lelaki beda usia itu berjalan melewati Mika yang masih belum pulih sepenuhnya dari rasa terkejut akibat kemunculan tiba-tiba atasannya di rumah itu. Baru beberapa menit lalu mereka bicara berdua di telepon, namun tak lama berselang lelaki itu muncul di depannya. Seperti sudah direncanakan. Membuatnya semakin tak berkutik dan tak punya alasan lagi untuk menolak keinginan King.

Dreet!

Getar ponsel dari dalam tasnya mengembalikan kesadaran Mika. Ia pun menepi ke dekat jendela lagi dan bergegas meraih benda pipih itu lalu menggerakkan ujung jemarinya membuka layar ponselnya. Kedua alisnya bertaut melihat notifikasi pesan masuk dari Rei dan segera membukanya.

“Oh, No!” Mika membeliakkan mata membaca pesan singkat Rei yang mengabarkan kalau semua urusannya telah selesai dan akan segera menyusul Mika ke lokasi pemancingan. Ia pun bergegas mengirimkan pesan balasan, meminta rekannya itu untuk membatalkan rencananya.

[Kenapa?]

[Nanti saja aku ceritain di kantor]

[Apa ada masalah di sana? Apa pemilik lahan itu belum memberikan ijinnya buat acara sekolah kita?]

[Kalau soal ijin sudah beres, tapi ada persoalan lain. Dah lah, nanti saja ceritanya]

Mika langsung menyimpan kembali ponselnya, ia berbalik dan berjalan cepat menyusul King dan tuan Jefry yang terlihat berbelok memasuki sebuah ruangan dan menghilang di balik pintu.

“Tuan!” Seru Mika, namun langkahnya terhenti lagi begitu mendengar ponselnya kembali bergetar. Ia mengembuskan napas dan meraih lagi ponselnya, melihat telepon masuk dan keningnya langsung berkerut begitu melihat nama Dita tertera di sana.

Mika menggeser ikon hijau dan telinganya langsung mendengar suara kecil Rio yang merajuk memanggil namanya. Ia pun langsung mengubah panggilan teleponnya dan dalam sekejap wajah si kecil Rio langsung memenuhi layar ponselnya.

“Ibu Mika di mana? Rio mau pamit pulang tapi Ibu gak ada.” Bibir mungil itu mengerucut, membuat kerut di kening Mika seketika lenyap. Senyum mengembang di bibirnya, ia pun meminta maaf pada murid kecilnya yang satu itu yang setiap hari selalu datang menemuinya untuk berpamitan sebelum pulang di akhir jam sekolah.

“Ibu lagi ada urusan di luar, sayang. Maaf tadi lupa kasih tahu Rio. Pamitnya lewat telepon aja ya, kan sudah lihat Ibu Mika.” Bujuk Mika, sambil mengangkat tangan seperti sedang bersalaman.

“Memang Ibu lagi di mana? Sama siapa?” mata bulat itu menatap ke kiri dan kanan seperti sedang mencari-cari, tak ada siapa-siapa di dekat ibu Mika-nya.

“Ibu sendirian, sekarang mau ketemu sama pemilik lahan buat acara sekolah kita.” Mika bicara terus-terang. “Sekarang beliau lagi nunggu di ruangannya.”

“Oh, acara wisata sekolah kita itu ya, Bu?” mata bulat itu berbinar cerah, ia tersenyum dan tanpa banyak bertanya lagi langsung mendekatkan bibir seperti sedang mencium punggung tangan Mika. “Ya, udah kalau gitu. Rio pamit pulang dulu.”

Layar ponsel di depannya mendadak berubah abu-abu, Mika tersenyum mendapati Dita mengambil alih ponselnya dan tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“Anaknya bisa posesif gitu sama Kamu, coba bapaknya bisa seperti itu sama Aku.” Keluh Dita seraya menghela napas.

Mika hanya meringis mendengarnya, namun kemudian tertawa begitu mendengar suara Rio yang meminta Dita untuk segera menemui papanya yang sudah menunggu di gerbang sekolah. “Aku antar Rio dulu. Jangan lupa nanti malam telpon.”

“Hemm.” Mika tersenyum mengangguk, ia simpan kembali ponselnya dan bergegas mencari King dan tuan Jefry di ruangan terakhir kali ia melihat mereka.

Ragu sejenak, Mika berhenti di ambang pintu yang terbuka lebar. Dilihatnya King dan tuan Jefry sedang duduk saling berhadapan dalam satu meja, terlibat sebuah pembicaraan santai dan beberapa kali terlihat atasannya itu seperti menahan senyumnya saat King bicara dengan wajah serius padanya. Ia berdeham sebelum mengetuk pintu, dan kedua lelaki di ruangan itu langsung menolehkan wajah ke arahnya.

“Mika, duduk sini!” panggil King sambil menepuk-nepuk sofa di sebelahnya. “Aku dan Tuan Jefry baru saja membahas waktu terbaik acara wisata sekolah juga kesediaanmu membantuku menata ulang isi rumah ini.”

Wajah Mika seketika memerah, sekilas menatap pada bapak ketua yang balas menatapnya sambil tersenyum penuh arti. Ia melangkah menuju sofa dan duduk sedikit menjauh dari King. Pikirnya ia perlu menyampaikan sesuatu agar atasannya itu tak sampai salah paham padanya.

“Saya minta maaf pada Bapak Ketua karena tidak bicara soal yang satu itu dengan Bapak sebelumnya. Tapi semua memang tidak Saya rencanakan. Tuan Cayden tadi pagi meminta Saya untuk membantunya menata isi ruangan di rumahnya ini, dan Saya sempat menolak karena hal itu bukan keahlian Saya. Entah apa alasannya dia memilih Saya, Saya belum dapat jawabannya.” Sampai di sini Mika berhenti bicara, menatap sesaat pada King yang diam mendengarkan. Raut wajahnya terlihat datar meski sekilas Mika bisa melihat rahang di wajah tampan itu tampak mengeras.

“Lanjutkan, Mika. Tuan Jefry pasti penasaran menunggu lanjutan ceritamu. Oh, ya. Sampai di mana tadi? Oh, sampai Aku memintamu menata rumah ini, dan Aku tidak memberitahumu alasanku.” Sela King sambil mengulas senyum yang menurut penglihatan Mika tampak aneh di wajahnya.

Tuan Jefry mengangguk, dan Mika pun melanjutkan bicaranya. “Saya berinisiatif menghubungi Bapak Ketua dengan maksud mencari lokasi lain. Tapi Saya mendengar hal yang mengejutkan dari cerita Bapak soal Tuan Cayden. Itulah sebabnya hingga akhirnya Saya setuju dan bersedia melakukannya mengingat sudah banyak sekali kebaikan yang Tuan Cayden lakukan untuk acara sekolah kita.”

“Dan Saya senang karena Bapak Ketua juga memberikan ijin cuti pada Saya selama satu bulan ke depan, jadi sekarang Saya merasa lebih tenang untuk menjalani pekerjaan ini.” Ungkap Mika panjang lebar.

Kedua lelaki di hadapannya itu saling bertukar pandangan. Tuan Jefry senyum dikulum, sementara King tampak meringis sambil mengusap tengkuknya.

Beberapa hari kemudian ...

Mika tersenyum menatap sekumpulan anak-anak yang bermain sambil berlarian mengitari seputar lapangan hijau di depannya. Di beberapa sudut lapangan tampak beberapa para pekerja berdiri mengawasi sambil sesekali ikut memberi arahan pada anak-anak untuk bermain lebih hati-hati. Para orang tua lelaki tampak asyik dengan alat pancing di tangan, dan pasangan mereka sibuk memasak di dapur tenda.

“Hei, malah melamun?” King menjatuhkan bo kongnya tepat di samping Mika, tangannya terulur memberikan es krim dalam gelas plastik.

“Terima kasih,” ucap Mika dan langsung menyantap es krimnya. Tangannya menyendok tapi matanya terus menatap murid-muridnya.

“Mika.”

“Ya?” Mika menoleh, sontak terkejut kala ujung jemari tangan King mengusap sudut bibirnya yang terdapat sisa es krim. Ia mengerjap dengan pipi memerah ketika King menji lat ujung jarinya lalu dengan santainya kembali menikmati es krimnya seolah barusan tidak terjadi apa-apa.

Mika melirik lelaki di sampingnya itu dan segera memalingkan wajah sebab King melihat aksinya. Lelaki itu tergelak lalu merapatkan badan dan Mika mengerutkan bahunya sambil berusaha menjauh. Tapi King malah semakin merapat.

“Ngapain, sih!” tegur Mika dengan alis bertaut. Banyak anak-anak di sekitar mereka, tapi lelaki di dekatnya itu tampak santai dan terus menempel di dekatnya.

“Habiskan es krimnya, keburu cair.” Ucap King sambil memberi isyarat mata pada gelas di tangan Mika. Wajahnya begitu dekat, bahkan dagunya menempel di rambut Mika.

“Ibu Mika!” Lengking teriakan bocah lelaki di depan mereka membuat Mika terlonjak dan refleks mendorong bahu King hingga laki-laki itu terjungkal dan jatuh ke tanah. Mika tak sempat menolong King karena Rio kembali berteriak memanggilnya.

“Rio?!” di hadapannya sudah berdiri Rio dengan bibir cemberut dan kedua tangan terlipat di dada. Mata bulat itu menatap King yang berusaha bangkit berdiri dengan penuh selidik. “Om ini siapanya Ibu Mika?”

“Rio, Om ini namanya King Haqqi. Dia ini ...”

Suara Mika menggantung di udara. King bangun sambil mengibaskan tangan di bo kongnya, berjalan menghampiri mereka dan ikutan berjongkok di depan Rio.

“Hai, Rio. Om King Haqqi, pacarnya Ibu Mika.” Ucap King sambil mengulurkan tangan.

Bibir bocah lelaki di dekatnya itu bertambah maju, menatap Mika dan King bergantian. Wajahnya tertunduk dan tampak sedih. Mika hanya bisa mendelik sebal pada King yang malah terkekeh sambil tangannya mengacak gemas rambut tebal Rio.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!