Bayi Rahasia Yang Di Tinggalkan

Setelah menyelesaikan semua masakan nya Monik segera melepas celemek nya. Monik keluar dari dapur untuk bersiap-siap menyambut kepulangan anaknya setelah kurang lebih tiga bulan menghilang. Melihat suami nya yang masih santai membaca koran Monik segera menghampiri nya.

"Papi kenapa masih disini? Tanya Monik cemberut

Monik menghampiri suaminya yang masih membaca koran.

"Kalau tidak disini mau dimana lagi ? Tanya Philips santai

Philips melipat kembali koran yang sudah dibacanya.

Monik memutar malas bola mata nya karena kesal dengan sikap suami nya yang masih santai.

"Kenapa papi masih begitu santai ? Sebentar lagi Saga akan pulang.." ujar Monik mendorong suami nya.

"Kenapa papi harus sibuk seperti mami ? Papi tidak bisa memasak seperti yang mami lakukan, jadi papi hanya menemani mami saja.." jawab Philips santai.

"Mami tidak meminta papi untuk memasak, tapi kenapa papi tidak bisa bersiap? Apakah Saga hanya anak mami ? Tanya Monik kesal

Monik cemberut melihat suami nya yang tidak peka. Padahal sebentar lagi anak nya akan segera sampai. Tapi suami nya belum juga berbenah diri. Monik menarik tangan suami nya dan menyeretnya dengan langkah besar menuju lantai atas.

Sampainya di kamar Monik mendorong suaminya agar segera mandi dan bersiap.

"Setelah mandi segeralah papi bersiap karena mami juga mau bersiap. Mami sudah tidak sabar bertemu putra kita.." ucap Monik berjalan ke arah lemari pakaian nya.

Monik mencarikan setelan yang akan di pakai oleh suami nya.

"Aku sangat cemburu kenapa istriku bisa merindukan pria lain terang-terangan di depan suami sendiri.." protes Philips pura- pura sedih melihat sikap istrinya.

"Dia buka pria lain..! Dia anak ku.. satu-satunya putra kita.." sanggah Monik jengah. Monik menggeleng melihat tingkah konyol suami nya yang cemburu dengan anak sendiri.

"Tetap saja dia seorang pria dewasa, harus nya dulu kita melahirkan anak perempuan saja.." jawab Philips masih memprotes istrinya.

"Tetap saja dia anak kita satu-satunya.. segeralah keluar kalau sudah selesai.." Monik meletakkan setelan untuk suami nya di ranjang.

Tidak berapa lama Philips melangkah keluar dan memeluk istrinya dari belakang. Monik menghirup dalam aroma sabun yang menguar dari suami nya.

Monik sangat bersyukur memiliki suami yang sangat mencintai nya. Walaupun mereka sudah tidak muda lagi tapi perasaan mereka masih sama-sama kuat.

"Kenapa pria tua ini sangat menggemaskan kalau cemburu..? Ucap Monik gemas

Monik tersenyum geli melihat suaminya yang cemberut.

"Karena pria tua ini sangat mencintai istrinya.." jawab Philips mencium kening istrinya.

"Terima kasih sayang sudah menemaniku selama ini.."ucap Philips tulus

"Dan terima kasih karena telah memberikan aku seorang putra yang sangat luar biasa.." balas Monik membalas pelukan suami nya.

"Mami mau bersiap dulu nanti Saga keburu datang.." Monik mengurai pelukan nya dan melangkah ke arah kamar mandi.

"Mami sudah menyiapkan pakaian yang akan papi pakai.." ucap Monik sebelum masuk kamar mandi.

***

Philips menggandeng tangan istri nya turun ke lantai bawah. Mereka memilih duduk di sofa depan agar lebih mudah melihat anaknya sampai. Kedua nya selalu menatap kearah luar menunggu sosok yang sudah sangat mereka rindukan.

Tidak berapa lama terdengar suara mobil di halaman depan. Seorang pelayan segera masuk kedalam untuk melaporkan kedatangan tuan muda mereka.

"Tuan muda sudah sampai nyonya besar.." ucap seorang pelayan pada majikan nya.

Monik langsung menarik suami nya untuk menyusul ke depan menyambut anaknya.

Saat pintu mobil terbuka nampak kaki jenjang melangkah keluar. Saat Saga sudah berhasil keluar dari mobil. Monik sudah tidak bisa menahan diri lagi dan berlari ke arah mobil dan langsung menubruk Saga dan memeluk nya sambil menangis.

"Kenapa kamu menghilang begitu lama ? Kenapa kamu meninggalkan mami. Kamu tidak tau bagaimana mami melalui hidup setiap harinya.. mami tidak bisa tidur dan makan dengan baik. Bahkan untuk bernafas saja rasanya sangat sulit.." Monik mencurahkan semua perasaan nya pada sang anak. Menumpahkan semua kesedihan yang selama ini ditahan nya.

Saga yang merasakan kesedihan wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan nya itu langsung membalas memeluk hangat wanita tersebut.

"Kenapa mami begitu cengeng ? Aku sudah pulang tapi kenapa mami menangisi ku  seolah aku sudah mati.." sahut Saga menggoda mami nya.

"Bahkan kalau kamu mati mami tidak akan menangis setiap hari karena hanya akan membuang air mata.." Monik mencubit pinggang Saga dan kembali melanjutkan kata-katanya..

"Mami menangis karena tidak tau kamu dimana ? Ternyata air mata mami sia-sia.." sambung Monik mengusap sudut mata nya.

Sekarang balik Monik yang menggoda anaknya. Saga mengelus punggung wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu dan tersenyum hangat.

"Maaf karena membuat mami sedih dan menangis.."ucap Saga pelan.

"Kalau sudah tau salah, kamu tidak boleh lagi membuat mami sedih dan menangis.." jawab Monik masih memeluk putra nya.

"Baik..aku janji tidak akan membuat mami menangis lagi.." jawab Saga tenang.

Melihat istri yang masih terus memeluk sang anak dengan erat. Philips segera menghampiri mereka dan mengurai pelukan ibu dan anak tersebut.

"Kenapa kamu memeluk istriku terlalu lama..? Jangan coba-coba cari kesempatan.." tukas Philips pura- pura marah

Saga yang terlalu malas berdebat dengan pria posesif yang merupakan papinya, hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Pak tua, kenapa melarang ku memeluk mami ku sendiri ? Mami tidak hanya milik mu.." Saga kembali ingin memeluk Monik dan langsung di sentil oleh papinya.

"Carilah perempuan yang bisa kamu peluk sepuasnya.. jangan mencari keuntungan terhadap istriku.." Philips tidak mau kalah dengan putra nya.

Saga yang sudah tau dari dulu sifat posesif papinya hanya bisa berdecih. Philips menyudahi tingkah konyol mereka dan segera memeluk putra nya.

"Selamat datang kembali dirumah.." Philips merangkul Saga ke pelukannya dan menepuk punggung putranya.

"Terima kasih karena sudah menjaga mami selama aku tidak ada.." ucap Saga membalas pelukan papi nya.

Setelah selesai dengan tingkah konyol masing-masing, akhirnya mereka melangkah masuk kerumah. Semua pelayan membungkukkan badan menyambut tuan muda mereka.

"Selamat datang kembali tuan muda.." ucap pelayan serempak.

Saga hanya membalas nya dengan anggukan kecil.

Monik membimbing Saga ke arah meja makan. Monik sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan nya pada sang anak. Saga menyadari kalau semua menu hari ini adalah makanan kesukaan nya semua.

"Kamu harus berterimakasih pada istriku karena telah memasak semua makanan kesukaan mu.." tukas Philips menarik kursi untuk istri nya.

Philips sengaja mengatakan seperti itu agar Saga tau usaha maminya menyambut kepulangan nya.

"Aku tau karena aku adalah pria paling penting dalam hidup mami.." Saga sengaja ingin pamer di depan papi nya.

Ingin sekali Philips mengetok kepala putranya kalau saja dia tidak takut istrinya mengamuk.

"Ciih.. segeralah cari perempuan lain agar tidak menggangu wanitaku.." tandas Philips pura- pura kesal

Monik hanya menggeleng melihat interaksi ayah dan anak di depannya. Monik sudah terlalu bahagia karena sekarang putra nya sudah kembali bersama nya.