🌹Alan Praja Diwangsa & Inanti Faradiya🌹
Ini hanya sepenggal cerita tentang gadis miskin yang diperkosa seorang pengusaha kaya, menjadi istrinya namun tidak dianggap. Bahkan, anaknya yang ada dalam kandungannya tidak diinginkan.
Inanti tersiksa dengan sikap Alan, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain berdoa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan
🌹VOTE🌹
AUTHOR POV
Papa terpaksa harus kembali ke Depok dengan alasan pekerjaannya tidak bisa ditunda. Mama yang sedikit tidak sehat dipaksa Inanti untuk pulang dan istirahat.
Sebenarnya Inanti tidak ingin ditinggal bersama Alan, tapi apa boleh buat. Kedua orang yang menyayanginya itu harus sehat supaya Inanti punya tameng jaga jaga kalau Alan kumat.
Jujur, Inanti benci dia. Sebenci bencinya sampe Inanti ingin menggigit kepalanya. Mengingat semua apa yang Alan lakukan padanya, pada anak anaknya, membuat Inanti geram.
Saat Alan datang dengan nampan makan malam rumah sakit, Inanti berpaling. Melihat wajahnya saja membuatnya ingin menonjok dia sampai tidak sadarkan diri.
"Makan dulu, Nan," ucap Alan membuka meja lipat yang menyatu dengan ranjang.
Alan menyimpan makanan di sana.
Saat dia duduk di pinggir ranjang di samping kaki istrinya, Inanti ingin menendangnya karena tidak ingin melihatnya.
Maka darinya, kakinya sedikit bergerak mendorong Alan memberi isyarat padanya.
Alan sepertinya peka, dia berdehem dan beralih jadi duduk di kursi samping ranjang.
Sampai saat ini, Inanti menatap wajah Alan baru satu kali. Sakit yang tidak kasat mata itu membuatnya tidak ingin beradu pandangan.
"Mau saya suapi?"
Inanti tertawa dalam hati, melihat kemunafikan pria bejat ini.
Inanti menahan napas sesaat menahan tangisan, Adam-nya, putranya. semua ini karena Alan! Astagfirullah, Inanti harus menahan diri.
"Nan? Saya suapi ya?"
Buru buru Inanti mengambil sendok, membuat Alan menarik tangannya lagi.
Alan menyalakan televisi, mungkin dia ingin memecah keheningan.
Melihat sayur dan tumis capcay yang tidak berwarna membuatnya mual. Ini adalah sayur sayuran yang membuatnya mual saat hamil.
"Kenapa?"
Alan sadar Inanti tidak menyentuh makanan.
"Gak lapar."
"Nan, kamu harus minum obat. Saya suapi."
"Gak mau. Saya gak mau makan ini."
"Kamu maunya makan apa?"
Ini pertama kalinya suara Alan begitu halus dan menenangkan. "Inan?"
Inanti ingin makan sop dengkul, ati ampela, pokoknya semua makanan enak yang belum pernah Inanti coba. Dulu Inanti ngidam, tapi gak punya uang.
"Nan? Mau makan apa?"
"Bubur."
"Bubur aja?"
"Sama sop dengkul."
"Udah?"
"Udah."
"Udah?"
Tahu Inanti tidak lagi menjawab, Alan bergegas keluar untuk menelpon Asep. Inanti yakin begitu.
Sop dengkul, ati ampela, makanan makanan enak seperti itu yang Inanti inginkan dulu.
Adam-nya sayang, maafkan Mama ini.
🌹🌹🌹
"Papa udah mikirinnya mateng-mateng, jadi gak usah khawatir."
"Alan gak khawatir, Pah, tapi gimana kalau Bapak nya Inan malah nyakitin Inan lagi? Meres Inan lagi?"
Inanti mengerutkan kening, siapa yang berani berdiskusi begitu keras hingga Inanti yang tidur jadi tidak nyenyak?
"Papa yakin dia udah bertaubat. Dia berubah, Al. Papa juga sudah cerita semuanya."
"Semuanya? Pasal Adam?"
"Iya."
"Bagaimana tanggapannya?"
"Dia tidak banyak bicara, hanya berterima kasih lalu pergi."
"Alan punya firasat buruk pasal Bapaknya Inan, Pah."
"Jangan begitu, coba buka hati dan pikiran kamu. Insyaallah semuanya akan baik baik saja."
"Alan harap begitu, Alan gak mau Inan kembali kecewa. Cukup Alan yang bikin dia kecewa."
"Kenapa kamu gak pulang dulu aja?"
"Alan gak mau ninggalin Inanti."
Inanti membuka mata untuk menghadapi ini mimpi atau bukan.
Saat Inanti bergerak, perbincangan diantara keduanya berhenti. Alan mendekat.
"Ada apa?"
Inanti masih enggan menjawab dan menatap wajah Alan.
"Inanti? Ingin ke toilet?"
"Tidak."
"Kenapa kau terbangun?"
"Aku mendengar percakapan kalian."
"Ah, itu…." Alan terlihat ragu. "Papa membebaskan Bapakmu dari penjara."
"Kenapa?"
"Karena kami semua ingin memulai semuanya dari awal, Nan. Saya mohon beri kami kesempatan, beri saya kesempatan. Saya sayang sama Nadia."
🌹🌹🌹
tbc