NovelToon NovelToon
Level UP Milenial

Level UP Milenial

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Naik Kelas / Dunia Masa Depan
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Rifa'i

Level Up Milenial mengisahkan Arka, seorang guru muda berusia 25 tahun yang ditugaskan mengajar di SMA Harapan Nusantara, sekolah dengan reputasi terburuk di kota, dijuluki SMA Gila karena kelakuan para muridnya yang konyol dan tak terduga. Dengan hanya satu kelas terakhir yang tersisa, 3A, dan rencana penutupan sekolah dalam waktu setahun, Arka menghadapi tantangan besar.

Namun, di balik kekacauan, Arka menemukan potensi tersembunyi para muridnya. Ia menciptakan program kreatif bernama Level Up Milenial, yang memberi murid kebebasan untuk berkembang sesuai minat mereka. Dari kekonyolan lahir kreativitas, dari kegilaan tumbuh harapan.

Sebuah kisah lucu, hangat, dan inspiratif tentang dunia pendidikan, generasi muda, dan bagaimana seorang guru bisa mengubah masa depan dengan pendekatan yang tak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deri si Gila Ekonomi

Kabupaten Nusantara sedang tidak baik-baik saja. Krisis mini melanda, Warung-warung mulai sepi, pasar tradisional kehilangan pembeli, dan yang paling tragis: tukang bakso langganan Reza berhenti jualan karena rugi terus.

“Ini gawat, bro,” kata Deri sambil membaca koran yang sudah setengah lecek. “Krisis ekonomi kecil-kecilan, tapi dampaknya udah kerasa.”

Reza menyahut sambil mengunyah keripik, “Yaelah, krisis sih krisis, tapi kok lo kayak menteri keuangan?”

Deri menatap ke kejauhan seperti sedang syuting sinetron. “Karena aku punya solusi. Dan kita akan buat jurnal. Kita akan menyelamatkan kabupaten ini dengan… ekonomi absurd!”

Deri berbincang dengan Amira dan meminta bantuannya untuk menyusun jurnal, Deri memberikan catatan sebuah inovasi untuk membangkitkan ekonomi.

Beberapa hari kemudian, Reza dan Deri mengurung diri di ruang perpustakaan sekolah. Mereka membuat jurnal dengan judul yang mencengangkan:

“Strategi Ekonomi Anti-Krisis: Jualan Sambil Joget dan Promosi Lewat Meme.”

Dalam jurnal itu, Deri menyarankan cara-cara unik untuk menghidupkan UMKM, seperti:

Tukang sayur yang sambil keliling pakai speaker muter lagu dangdut.

Warung kopi bikin promo: “Ngopi gratis kalau bisa nyanyi lagu nasional dengan nada Korea program “Satu Meme Satu Cuan” untuk promosi produk lokal di medsos.

Awalnya para pedagang kecil ragu dengan ide gila yang Deri berikan. Namun siapa sangka ide gila itu membuat suatu perubahan yang unik dan menarik masyarakat.

Reza, tentu saja, membuat infografis penuh meme dan editan absurd. Mereka mencetak jurnal itu, mengunggahnya ke media sosial, dan…

BOOM!

Viral. Dalam 24 jam, hashtag #DeriEkonomiJoget jadi trending. Banyak netizen yang ketawa ngakak sekaligus kagum.

Tak lama, mereka mendapat undangan dari Pak Yunus, Bupati kabupaten Nusantara.

“Kalian... aneh. Tapi brilian,” kata Pak Yunus sambil menahan tawa membaca bagian ‘tukang cilok pakai TikTok Live’.

“Terima kasih, Pak. Kita butuh cara yang dekat dengan masyarakat,” jawab Deri sambil nyengir.

Pak Yunus memanggil para guru ekonomi dari berbagai SMA. Salah satunya Bu Yati, guru ekonomi SMA Negri 4 Nusantara yang terkenal paling serius se-Kabupaten.

Bu Yati membaca jurnal itu sambil melotot.

“Apa ini? Ekonomi disandingkan dengan goyangan TikTok?”

Deri menjawab serius, “Bu, itulah market engagement generasi Z.”

Reza menimpali, “Bu, zaman sekarang promosi bukan cuma lewat poster. Tapi juga lewat duet TikTok sama penjual gorengan.”

Ajaibnya, semua guru terdiam. Lalu pelan-pelan mulai mengangguk.

Beberapa minggu kemudian, ide Deri mulai diterapkan. Pasar kembali ramai. UMKM bangkit. Tukang bakso favorit Reza buka lagi, dan sekarang dia jualan sambil nyanyi dangdut remix.

Deri diundang jadi pembicara di seminar kewirausahaan kabupaten. Ia bahkan diminta membuat modul khusus oleh dinas pendidikan.

Di sekolah, ia disambut layaknya selebriti. Murid-murid meneriakkan,

“Deriiiii! Ekonom gila! Tapi keren!”

Pak Arkan dan Arin hanya tertawa. “Anak-anak ini memang tidak waras… tapi selalu menghasilkan sesuatu yang hebat.”

...----------------...

Hari itu, Deri mendapat pesan aneh di emailnya.

“Kepada Sdr. Deri Pradipta, Kami dari PT Nusantara Raya tertarik dengan jurnal bisnis yang Anda publikasikan dan ingin mengundang Anda untuk berdiskusi lebih lanjut. Tempat: Hotel Bintang Lima, Ballroom Lantai 3.”

Deri hampir melompat dari tempat duduk. Reza yang melihat langsung mengomel, “Jangan-jangan ini penipuan! Tapi… kalo hotelnya bintang lima, fix kita ikut!”

Dengan jas pinjaman dari Pak Arkan (yang agak kedodoran di bahu), Deri datang ke hotel ditemani Reza yang merekam segala momen dari jauh.

Di dalam ballroom, ia bertemu pria paruh baya berkacamata dan berjas mahal.

“Selamat datang, Deri. Saya Tuan Herman, pemilik PT Nusantara Raya. Jurnalmu… luar biasa.”

Deri menelan ludah. “Makasih, Pak. Itu cuma ide iseng, sebenarnya.”

“Iseng, tapi berdampak. Kami bahkan mempertimbangkan menerapkan beberapa poin strategimu untuk mengangkat kembali UMKM rekanan kami.”

Tuan Herman menunjuk layar besar berisi grafik, lalu membuka presentasi. Mereka berdiskusi serius selama hampir dua jam. Deri menyampaikan semua ide gilanya, mulai dari ‘promosi absurd tapi efektif’ hingga sistem ekonomi mikro berbasis komunitas digital lokal.

Di tengah diskusi, Tuan Herman tertawa, “Kamu ini, Deri… antara gila dan jenius, tipis sekali batasnya.”

“Bapak yang bilang, bukan saya,” jawab Deri santai.

Setelah diskusi panjang, Tuan Herman mengangguk puas.

“Kamu punya masa depan cerah, Deri. Saat kamu lulus nanti, perusahaan kami siap memberikan beasiswa kuliah untukmu di universitas pilihanmu. Dan setelah lulus… kami ingin kamu bekerja bersama kami. Bangun negeri ini lewat pendekatan konyolmu itu.”

Deri hampir tersedak jus jeruknya. “Serius, Pak?!”

“Sangat serius. Tapi dengan satu syarat…”

Deri menegang.

“Kamu tetap jadi diri sendiri. Jangan pernah berubah menjadi terlalu kaku. Dunia butuh ide-ide liar yang membumi.”

Deri tersenyum lebar. “Deal, Pak. Tapi saya tetap akan upload video tiap kali saya mikir ide aneh, ya.”

Tuan Herman tertawa keras. “Tentu, Deri. Dunia harus tahu, kamu ekonom paling absurd yang pernah saya temui.”

Keluar dari hotel, Deri hampir melayang. Reza menyambut dengan kamera menyala dan teriak,

“DERI MASUK KORPORAT! ANAK PASARAN NAIK KELAS!”

"keren amat si Deri bisa dapet beasiswa dari ide gila." ucap Amira.

"kalo loe bisa sukses dari lomba, gue bisa sukses dengan cara gue sendiri." celetuk Deri duduk santai dengan sok keren.

"keren banget kamu der." ucap Lia dengan dingin.

"gue ngak mau kalah dari kalian yah.. liat aja suatu saat nanti, gue punya salon kecantikan terbesar di kota Nusantara dan memiliki banyak cabang." ucap cindi.

"eh... Gue juga bakal jadi arsitek terkenal tau." ucap Sinta.

"ah... gue juga kok bakal jadi anggota DPR RI." celetuk Toni.

"gue ikut dong ! Gue bakal jadi jendral bintang 5." ucap Jaka.

Di hari libur semester itu, mereka tertawa bersama. Deri tahu, masa depannya kini punya arah yang jelas. Tapi yang lebih penting, ia tetap bisa jadi dirinya yang gila dan berguna.

1
Ahmad Rifa'i
menceritakan semangat dalam menggapai cita-cita walau di balut dengan kekurangan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!