NovelToon NovelToon
Mendadak Istri (Oh, Lilis)

Mendadak Istri (Oh, Lilis)

Status: tamat
Genre:Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:30.4k
Nilai: 5
Nama Author: amih_amy

"Tidak ada yang namanya cinta sejati di dunia ini. Kalaupun ada, seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami." ~Liam

"Cinta sejati tak perlu dicari. Dia bisa menemukan takdirnya sendiri." ~Lilis.

Bagaimana ceritanya jika dua kepribadian yang saling bertolak belakang ini tiba-tiba menjadi suami istri?

Penasaran? Ikuti kisahnya sekarang ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amih_amy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Mau Jadi Pacar Aku?

...----------------...

"Mana Lilis?" Sesampainya di tempat syuting, Liam langsung menghampiri Dania yang sedang membereskan alat kerjanya. Perempuan itu juga akan pulang karena pekerjaannya sudah selesai.

"Kenapa baru datang? Kamu telat 15 menit." Dania memprotes setelah melihat penanda waktu yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sory, tadi jalanan macet banget. Sekarang Lilisnya mana?"

"Udah pulang, lah."

"Sama siapa? Sepupumu itu?"

"Iya."

"Apa? Kenapa dibiarin gitu aja, sih?" Liam kesal sambil menggebrak meja, membuat alat make up Dania yang sudah tersusun rapi dalam tempatnya jadi berantakan lagi.

"Liam!" Dania ikut menggertak sambil menatap Liam tajam.

"Apa? Kesel? Aku lebih kesel, tahu! Ngapain tadi kamu ngasih tahu aku kalau tetep ngizinin Lilis pulang sama dia?" Liam tak kalah sengitnya dengan Dania.

"Gimana aku mau larang, orang Lilisnya yang mau diantar sama dia. Siapa suruh datangnya telat!"

Liam bergeming. Amarahnya perlahan surut berganti rasa heran. Tidak mungkin Lilis melakukan itu. Yang dia tahu istrinya sangatlah setia. Apakah selama ini perempuan itu hanya pura-pura? Melihat Liam terdiam, Dania merasa kasihan.

"Kalian itu sebenarnya kenapa, sih? Kata Lilis sekarang dia tinggal di rumah kakeknya. Kalian pisah rumah? Ada masalah?" cecar Dania yang penasaran dengan masalah yang menimpa rumah tangga temannya itu.

Liam menghela napas panjang lalu mengeluarkannya dengan kasar. Jujur, dia kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Lilis. Lebih kecewa lagi, istrinya tersebut malah pulang dengan laki-laki lain.

"Nggak ada apa-apa, kok. Aku mau pulang aja. Lilisnya udah pulang, kan?" Liam berbalik badan hendak pergi, tetapi urung lantaran Dania berkata lagi.

"Tanpa kamu menjawab, aku sudah tahu jawabannya, Liam. Pasti sikapmu yang belum berubah itu yang menjadi pemicu utamanya. Aku sangat hafal dengan sikapmu yang menyebalkan. Perempuan mana yang akan tahan dengan laki-laki nggak peka macam kamu itu."

Perkataan nyelekit itu tentu membuat darah Liam naik ke puncak kepalanya. Lelaki itu berbalik badan agar bisa berhadapan dengan Dania lagi. Bukan tanpa dasar Dania berkata seperti itu. Dahulu, sewaktu masih sekolah SMA, Dania sempat menyukai Liam, tetapi cintanya ditolak dengan alasan yang tidak masuk akal. Liam selalu bilang, dia tak percaya dengan adanya cinta.

Bukan hanya itu, Liam juga menyuruh Dania untuk memilih. Jika perempuan itu masih ingin menjadi temannya, Dania harus mengubur dalam-dalam rasa cintanya kepada Liam. Jika tidak bisa, maka Liam akan menjauh dari Dania.

Dania masih butuh Liam karena lelaki itu sangat pintar dalam segala bidang. Setidaknya, jika mereka masih berteman, nilai sekolah Dania akan tetap aman.

"Kenapa diem? Bener, kan? Sekarang kamu udah ketulah sama perbuatanmu sendiri, Liam. Ketika kamu sudah merasakan cinta, kamu takut untuk mengakuinya."

Benar. Liam ingin menjawab itu. Perasaan itu dia yakini ketika Dania memberi tahunya tentang Lilis yang didekati oleh laki-laki lain. Saat itu pertahanan Liam mulai goyah. Hatinya ketar-ketir takut istrinya direbut oleh orang lain. Liam yakin jika itu adalah perasaan cinta. Ya, cinta mulai bersemi di dalam hatinya.

"Aku harus apa, Dan?" Akhirnya Liam menurunkan egonya dan bertanya seperti itu pada Dania.

Dania pun tersenyum mendengarnya. "Susul mereka! Akui perasaanmu pada Lilis!" titahnya memberikan saran.

Liam memejamkan mata sejenak sambil menghela napas panjang, seperti sedang menghirup keberanian banyak-banyak lewat oksigen yang dia hirup. Setelah itu, ia berkata, "Oke, aku pergi. Do'ain aku, ya!" Lalu pergi setelahnya.

"Semoga berhasil!" teriak Dania walaupun Liam sudah menjauh darinya.

*****

Sebuah mobil pribadi berwarna merah sudah terparkir rapi di halaman rumah kakeknya Lilis. Penumpang di dalamnya tak kunjung ke luar walaupun sudah beberapa menit mereka sampai. Siapa lagi kalau bukan Lilis dan Ryan.

"Mana HP Lilis! Lilis mau turun." Lilis menadahkan tangannya pada Ryan yang mengantarkannya pulang. Tadi, ketika di lokasi syuting ponsel Lilis tiba-tiba direbut oleh Ryan dan syarat untuk mengambil kembali ponselnya tersebut, adalah harus mau diantar pulang. Lilis pun terpaksa mau diantar pulang oleh lelaki keras kepala itu.

"Ini rumah siapa?" Bukannya memberikan ponsel Lilis, Ryan malah celingukan memperhatikan rumah mewah yang berada di hadapannya.

"Ini rumah kakeknya Lilis. Kenapa tanya-tanya?"

"Wah, gede juga, ya? Berarti kamu orang kaya, dong. Kenapa masih kerja?"

"Yang kaya itu kakeknya Lilis. Suka-suka Lilis, atuh, mau kerja atau nggak. Kenapa jadi kamu yang repot? Cepet kasihin HP Lilisnya, ih! Nggak usah banyak tanya!" pinta Lilis lagi semakin memaksa.

Ryan tersenyum menyeringai. Dia memang sengaja mengulur waktu agar lebih lama berduaan dengan Lilis. "Kamu itu paket lengkap, ya. Udah cantik, kaya pula. Kamu mau nggak jadi pacar aku?"

"Hah?" Lilis tersentak, tentu saja. Mereka baru pertama kali bertemu, tetapi Ryan sudah langsung menyatakan cinta kepadanya.

"Nggak usah terharu gitu. Aku kalau udah suka sama satu orang, pasti langsung bilang. Takut keduluan. Kamu pasti seneng, kan?"

"Ih, waktu ibumu hamil kamu, dia ngidam apaan, sih? Kepedean banget jadi orang!" Lilis bergidik ngeri lalu melanjutkan kalimatnya lagi, "Asal kamu tahu, ya. Kamu teh emang udah keduluan. Lilis teh udah nikah."

"Eh, yang bener?" Ryan terkejut sambil menatap Lilis tak percaya.

"Ngapain Lilis bohong? Ni, lihat!" Lilis memamerkan lima jari tangan kirinya, di mana tersemat sebuah cincin bermata berlian kecil di jari manis, "ini cincin nikah," lanjutnya lagi.

Kening Ryan mengernyit sambil mencebik. "Bohong . Kalau memang udah nikah, harusnya pulang ke rumah suami, bukan ke rumah kakek sendiri? Memangnya suami kamu tinggal di sini juga?"

Lilis refleks menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan.

"Itu karena ...." Ucapan Lilis terjeda karena tidak mungkin dia bercerita apa adanya kepada Ryan. Lelaki itu terlalu ikut campur dengan urusan pribadinya, "ih, kamu mau tahu aja," decak Lilis sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Oh, kalian lagi bertengkar, ya? Kayaknya ada yang lagi menuju cerai, nih. Nggak apa-apalah, aku mau nunggu kamu jadi janda aja. Kata orang, janda lebih menggoda."

"Dasar gelo! Ngomong apa kamu, teh? Siapa juga yang mau cerai!" Darah Lilis mendidih mendengar celotehan Ryan. Kedua matanya pun melotot tajam.

"Bercanda, Lis. Kalau nggak bener nggak usah marah," ujar Ryan sambil tertawa renyah.

Lilis mendengkus. Napasnya naik turun menghadapi kelakuan Ryan.

"Ni, HP kamu." Ryan menyodorkan ponsel Lilis setelah mengambilnya dari saku celana.

Dengan cepat Lilis pun merebut ponselnya, tetapi tak berhasil karena Ryan kembali menarik mundur ponsel tersebut. "Bilang makasih dulu! Aku, kan, udah nganterin kamu pulang." Masih ada syarat yang Ryan lontarkan, membuat Lilis gemas dan ingin sekali mencakar wajah lelaki itu.

"Rek naon make ngomong nuhun? Da mun teu dipaksa ku maneh mah, Lilis teh mbung dianter pulang. Dasar ontohod!" Saking kesalnya, Lilis menggerutu dengan bahasa kasar daerahnya. Yang artinya, 'Ngapain pakai bilang makasih? Kalau nggak dipaksa sama kamu, Lilis juga nggak mau dianter pulang. Dasar kurang ajar!'

"Kamu lagi baca mantra, ya?" Ryan yang tidak paham sama sekali tidak terpengaruh dengan makian Lilis.

"Iya. Kamu nggak tahu, kan, kalau Lilis itu dukun?"

Tawa Ryan pun pecah mendengar Lilis berkata seperti itu. Tentu saja dia tidak percaya.

"Ya udah, nih."

Ryan menyodorkan ponsel Lilis lagi. Kali ini tangan Lilis bergerak lebih cepat hingga berhasil memegang ponselnya, tetapi tangan Ryan juga masih menahannya. Lelaki itu malah menarik ponsel itu dengan kuat sehingga tubuh Lilis jadi tertarik mendekat.

Wajah mereka jadi hampir tak berjarak. Hanya beberapa senti jarak di antaranya, membuat keduanya bisa merasakan embusan napas pada pipinya masing-masing .

Brak!

Satu gebrakan pada kap depan mobil Ryan menyita perhatian mereka. Pandangan mereka pun langsung mengarah pada asal suara. Terlihat di depan sana seorang Liam yang sedang berkacak pinggang di depan sana.

"Ay!" pekik Lilis dengan kedua mata terbuka sempurna.

...----------------...

...To be continued...

1
Qaisaa Nazarudin
LILIS NYA AJA YG PLIN PLAN,TADI KATANYA MAU NYELESAIN SEMUANYA MALAM INI DI DEPAN KAKEKNYA,LHA SEKARANG NGAPAIN MAU GITU AJA DI AJAK PULANG...🤦🤦🤦🙄🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Kalo begitu harusnya kakek Wahyu jangan pisahkan Lilis dengan keluarga angkatnya,Karena dia sudah terbiasa dgn mereka..

Mampir thor 🙋
mommy lala
suka...😍😍
°ammy🌾👉ig: amih_amy: makasih, Kak. Jika berkenan baca juga ceritaku yang lainnya, ya 🙏
Silakan cek di profilku 🥰🥰
total 1 replies
Farida Wahyuni
Luar biasa
°ammy🌾👉ig: amih_amy: Terima kasih, Kak. Jika berkenan, bisa baca karyaku yang lainnya 🥰🙏
total 1 replies
Okta Liska
ceritanya awal aja udah seru
°ammy🌾👉ig: amih_amy: makasih, Kak 🥰
total 1 replies
marie_shitie💤💤
memang karakter g PNY rasa hormat sok sibuk k. lis
marie_shitie💤💤
kebiasaan yg bikin km g berubah g menghargai suami,toh kecewa m km g kapok kapok
fhittriya nurunaja
terimakasih thor semangat terus berkarya💪💪💪
°ammy🌾👉ig: amih_amy: Terima kasih kembali, Kak. Semoga selalu suka karya receh othor amatir ini 🥰😘
total 1 replies
angie widya
siap siap nerima hukuman lis
fhittriya nurunaja
lanjut thor 💪💪
angie widya
tanda tanda ini mah 😁
°ammy🌾👉ig: amih_amy: Tanda-tanda apa, teh? 😅
total 1 replies
fhittriya nurunaja
🤦‍♀️ ternyata Rara
angie widya
euhh
mimpi ternyata
angie widya
jadi namanya dikasih nama rara ya 🥹🥰
marie_shitie💤💤
Rara meninggalkah
angie widya
ko rara nya meninggal 😭😭😭
fhittriya nurunaja
Inalilahi Rara meninggal 🥺🥺🥺
°ammy🌾👉ig: amih_amy: iya, Kak 🥺
total 1 replies
angie widya
gemes ih
pengen narik rara
°ammy🌾👉ig: amih_amy: tarik tambang 😅
total 1 replies
fhittriya nurunaja
makasih thorr lanjut.. 💪💪
°ammy🌾👉ig: amih_amy: siap 🥰
total 1 replies
fhittriya nurunaja
lanjut.... semangat 🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!