Perjodohan

Frans membuka matanya perlahan, cahaya matahari menembus kaca jendela di kamar paling mewah di hotel yang di sewa Frans untuk acara dinner. dilihatnya Violet keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan gadis itu mengenakan stelan dress pendek. Violet seolah tidak menghiraukan Frans yang masih berbaring, ia pikir suaminya itu masih tertidur karena semalam mabuk berat.

Violet menata gaun yang ia kenakan semalam kedalam tas, tak lupa ia juga melipat kemeja dan jas yang di kenakan Frans semalam dan memasukannya kedalam tas yang sama. Frans sendiri terus memperhatikan Violet, rambut panjang yang basah dan beraroma segar itu menggoda kelelakiannya. Violet mendekati ranjang untuk meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja tepat di samping ranjang. Frans segera pura-pura kembali tidur. Violet menunduk meraih ponsel saat kembali tegap ia mengibaskan rambut panjangnya yang masih basah hingga titik titik air mengenai wajah Frans yang sedang pura-pura tidur.

Frans membuka matanya ia kembali mengamati istri nya itu dari belakang. muda, cantik menarik. tapi sayang sekali Frans hanya menggunakannya untuk balas dendam pada mantan istrinya.

"Hai bapak sudah bangun?" sapa Violet memberanikan diri basa basi ketika melihat Frans bersandar pinggiran ranjang sembari memijat kepalanya.

Tanpa segan Violet duduk di pinggiran ranjang di samping Frans membuat Frans terkejut.

"Kau memanggilku bapak? apa kau pikir aku adalah bapakmu?" omel Frans.

Violet tertegun, ia sendiri bingung harus memanggil apa pada suaminya yang usianya delapan belas tahun lebih tua darinya itu.

Pagi ini Violet memutuskan untuk bersikap baik dan ramah pada Frans. semalaman ia mencari artikel tentang Frans, tentang kehidupan pribadi suaminya itu sebelum menikah dengan dirinya. pertikaian Frans dengan mantan istrinya juga termuat di artikel.

Bahkan perceraian Frans dan Catherine menimbulkan kehebohan karena pembagian harta Gono gini yang fantastis.

"Ada apa? kenapa menatapku seperti itu?" tanya Frans dengan wajah galak membuat Violet menciut.

Violet menggeleng kepala, ia segera berdiri dari duduknya.

Frans meraih ponselnya dan menelpon Ibas.

"Siapkan mobil, aku ingin pulang sekarang juga!" kata Frans pada Ibas di telepon.

Violet hanya mematung tidak menatap pada Frans. pria itu menyibak selimut dan berjalan menuju kamar mandi.

Violet bertanya-tanya apa yang membuat mood Frans begitu jelek sepagi ini. wajah dinginnya semakin terlihat galak dan menakutkan.

tuk tuk..

Pintu kamar hotel di ketuk dari luar, Violet beranjak untuk membuka pintu.

"Selamat pagi nona Violet"

"Pagi, pak Frans sedang mandi"

"Baiklah, saya akan tunggu di mobil dan ini stelan baju ganti tuan Frans tolong serahkan padanya"

Violet menerima stelan jas yang masih berada dalam bungkus polybag bening. ia meletakan stelan itu di atas ranjang. tidak berapa lama Frans keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk sebatas pinggang. Violet refleks memalingkan wajahnya,

"Kau tidak pernah melihat pria bertelanjang dada? lugu sekali gadis ini rupanya" gumam Frans sembari tersenyum sinis.

"Sekretaris bapak bilang akan menunggu di mobil" kata Violet tidak menghiraukan sindiran Frans tadi.

Frans meraih stelan bajunya dan kembali ke kamar mandi untuk berganti pakaian. rupanya bukan hanya Violet yang merasa malu tapi Frans juga merasa malu dan canggung. Frans belum terbiasa dengan Violet yang merupakan istri barunya.

Puku sembilan pagi Frans dan Violet meninggalkan hotel tempat mereka menginap. Ibas mengantarkan bosnya itu pulang ke rumah baru nanti kembali ke kantor.

Di sepanjang perjalanan pulang ke rumah kedua insan yang duduk di kursi belakang itu hanya saling diam seperti biasanya. tapi Violet kini bertanya-tanya setelah ia membaca artikel tentang kehidupan pribadi Frans. sebenarnya apa tujuan Frans menikahi dirinya.