NovelToon NovelToon
Majikanku Ayah Anakku

Majikanku Ayah Anakku

Status: tamat
Genre:Keluarga
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: el nurmala

Alby dan Putri adalah dua remaja yang tumbuh bersama. Kedua orang tua mereka yang cukup dekat, membuat kedua anak mereka juga bersahabat.

Tidak hanya persahabatan, bahkan indahnya mahligai pernikahan juga sempat mereka rasakan. Namun karena ada kesalahpahaman, keduanya memutuskan untuk berpisah.

Bagaimana jika pasangan itu dipertemukan lagi dalam keadaan yang berbeda. Apakah Alby yang kini seorang Dokter masih mencintai Putri yang menjadi ART-nya?

Kesalahpahaman apa yang membuat mereka sampai memutuskan untuk berpisah?

Simak cerita selengkapnya ya...
Happy reading.

------------
Cerita ini hanya fiksi. Jika ada nama, tempat, atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el nurmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertemuan tak terduga

Happy reading...

Pagi ini, Alfi bangun pagi sekali. Anak laki-laki itu terlihat semangat sampai-sampai dia sudah mandi. Ibunya yang sedang membuatkannya mie goreng hanya bisa tersenyum sambil menatapnya.

"Dingin, Al?"

"Seger, Ma." Sahutnya.

Dalam keadaan menggigil ia mengenakan seragam barunya.

"Ma, nanti kalau punya uang belikan Alfi sepatu baru ya." Pintanya.

"Memangnya sepatu kamu kenapa? Kan masih bisa dipakai," ujar Putri yang membawakan sarapan putranya ke depan tv.

"Sudah agak sakit, Ma."

"Sempit maksudmu?"

"Iya. Belikan ya, Ma."

Putri hanya bisa menghela nafasnya. Anak seusia Alfi mungkin memang sedang banyak maunya. Tidak hanya Alfi, teman-temannya juga sudah terdengar ramai di luar. Putri ikut mengobrol bersama mereka, sementara Alfi menikmati sarapannya.

***

Alby berlari kecil sembari mengatur nafasnya. Menikmati udara pagi dengan sinar mentari yang mulai menyapa. Sudah lebih dari tiga puluh menit ia berputar-putar mengelilingi jalanan di sekitar perumahan. Kebiasaan baru sebelum memulai aktivitasnya.

Sembari berjalan dengan nafas yang mulai terengah, ditatapnya beberapa anak yang mengenakan seragam sekolah sedang berjalan sambil bercanda.

"Woy, Al! Tunggu aku!" seru seorang anak sambil berlari menuju teman-temannya.

"Tinggalin yuk," ajak seorang dari mereka.

Beberapa anak berlari kecil seolah sedang menggoda teman mereka yang tertinggal. Saat anak yang tertinggal sampai, ia memukul-mukul pelan seorang dari mereka.

"Dasar Alfi, nyebelin. Aku panggil-panggil malah ditinggal." Gerutunya.

"Kamu sih lama. Hari ini kita kan ada upacara," sahut Alfi yang membalas pukulan temannya.

Brukk.

Seketika gelak tawa terdengar saat Alfi tanpa sengaja menubruk seseorang.

"Maaf, Om." Ucapnya sambil mengangguk.

"Hati-hati jalannya ya."

"Iya, Om." Jawabnya.

"Huuh, dasar!" ujar seorang teman yang menoyor kepalanya.

Alfi dan teman-temannya pun tertawa dan kembali bercanda sambil meneruskan langkah mereka. Sementara itu, pria yang tadi ditubruknya menatap dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Dasar Alby lelet!" seru seorang anak perempuan yang berlari karena teman laki-lakinya sudah hampir menggapainya.

"Awas kamu, Put. Kalau aku bisa menangkapmu nggak akan aku lepaskan," ujar Alby dengan nafas terengah.

"Coba aja kalau bisa. Wlee.." Ejeknya.

Alby menyeringai sambil tertunduk. Anak-anak itu mengingatkan Alby pada kenangan masa kecilnya.

"Seandainya waktu bisa terulang lagi," gumam Alby dengan tatapan menerawang. Alby pun berbalik dan meneruskan langkahnya.

***

Hari ini, toko lumayan ramai. Putri dan Mia sibuk melayani pembeli. Bahkan sampai menjelang siang, mereka harus bergantian makan siang.

"Terima kasih," ucap Mia pada seorang pembeli.

Setelah pembeli itu berlalu, ditatapnya Putri yang sedang berbicara dengan seseorang di ujung ponselnya. Tidak berapa lama, Putri pun masuk dengan raut wajah yang bingung.

"Kenapa, Put? Siapa yang meneleponmu?"

"Orang yang memberiku pekerjaan kemarin, Bu Ira. Dia memintaku bekerja full time, dari pagi sampai sore." Sahutnya pelan.

"Kerja di rumah Pak Dokter yang kemarin itu?"

Putri mengangguk. Ia memang menceritakan pada Mia perihal pekerjaan sampingannya. Namun ia tidak memberitahukan siapa sebenarnya majikannya tersebut.

"Terus gimana? Bukannya kamu bilang dua hari kemarin aja udah lumayan. Apalagi kalau bulanan," ujar Mia.

"Aku bingung, Mia."

"Kenapa bingung? Apa karena pekerjaanmu di sini?"

Putri tidak langsung menjawabnya. Ia hanya membuang pelan nafasnya.

"Putri, menurutku kamu terima aja. Mungkin kamu merasa tidak enak sama Bu Bos karena sudah lama kerja di sini. Tapi kita juga butuh uang yang cukup untuk keluarga kita. Aku juga kalau ada tawaran kerja yang gajinya lebih besar akan ku ambil." Ujarnya.

"Tapi, Mia..."

"Kan kamu sendiri yang bilang, akhir-akhir ini Alfi banyak maunya. Setahuku kerja di rumah gedongan itu cukup besar gajinya. Pasti lebih dari cukup untuk bayar kontrakan sama jajan anakmu."

Putri terdiam dan semakin merasa bingung. Menimbang ucapan temannya yang tidak tahu bahwa majikannya itu ayah dari putranya.

Bunyi notifikasi pesan menyadarkan lamunannya. Sebuah pesan masuk dari nomer yang tidak dikenalnya.

📩 [Jam berapa kamu pulang?]

"Nomer siapa ini?" Gumamnya heran.

Sementara itu di dalam ruangannya, yang dilakukan Alby tidak jauh beda. Duduk diam memikirkan cara agar Putri mau menerima tawarannya.

"Putri meminta waktu, Al. Katanya ia merasa tidak enak kalau harus berhenti dari toko."

"Kamu harus mau kerja di rumahku, Put. Akan kubuat kamu menyesali keputusanmu yang sudah meninggalkanku." Gumamnya.

Alby menatap layar ponselnya dengan perasaan kesal.

"Kenapa dia tidak membalas pesanku?"

Bunyi notifikasi pesan masuk berbunyi. Cepat-cepat ia membukanya.

📩 [Jam enam.]

"Jam enam?"

Alby melihat jam pada ponselnya yang baru menunjukkan pukul lima sore. Pria itu bergegas menggantungkan jas putihnya dan bersiap untuk pulang.

"Alby!" seru Intan yang melihatnya tergesa-gesa.

Alby hanya menoleh sebentar dan melambaikan tangannya. Membuat Intan merasa heran melihatnya.

"Dia mau kemana?"

Sepanjang perjalanan, Alby merasa gelisah. Jam pulang kantor sudah lumrah jika jalanan menjadi macet. Kendaraan berjalan pelan, suara klakson juga terdengar bersahutan.

Alby memarkirkan mobilnya di halaman sebuah toko. Menurut Tante Ira, toko ini merupakan tempat Putri bekerja. Masih ada tiga puluh menit lagi menuju jam enam. Dan saat ia melihat Putri di bagian kasir, sebuah senyuman tersungging di wajahnya.

Sementara itu Putri yang baru saja melayani pembeli, mengernyitkan keningnya melihat Alby turun dari mobil. Di tatapnya Alby yang menyeringai masuk ke dalam toko.

"Selamat datang!" sambut Mia.

Alby tersenyum ramah dan mulai menyusuri setiap rak di dalam toko. Sesekali ia sengaja bolak-balik hanya untuk memastikan Putri masih berada di tempatnya.

"Putri, aku baru lihat cowok ganteng itu. Menurut kamu, apa dia hanya kebetulan mampir atau tinggal di daerah sini?" tanya Mia pelan.

"Mana aku tahu," sahut Putri malas.

Apa Alby sengaja datang ke sini apa cuma kebetulan ya? batin Putri.

"Hai, Putri! Mau pulang bareng?" tanya seorang pria yang datang dan hanya mengambil minuman dingin lalu membayarnya.

"Mas Abim sengaja ya mampir ke sini, cuma mau ngajak Putri pulang bareng. Iya kan?" goda Mia.

"Tahu aja kamu, Mia." Sahutnya.

"Kalau aku pulang bareng sama Mas Abim, Mia pulang sendiri. Nggak ah," tolak Putri.

"Nggak apa-apa kok, Putri. Kamu sama Mas Abim aja," ujar Mia pengertian.

"Putri pulang dengan saya," ujar Alby yang datang menghampiri mereka.

Ketiga orang itu menatapnya heran. Putri yang tersadar cepat-cepat menggelengkan kepala.

"Kenapa nggak mau?" tanya Alby dengan tatapannya yang menajam.

"Kalau dia nggak mau ya nggak mau," sahut Abim yang tak lain adalah putra pemilik kontrakan Putri.

"Saya nggak nanya sama kamu," ujar Alby ketus.

Pemilik toko yang akan menggantikan dua karyawannya pun kebetulan datang.

"Ada apa ini?" Tanyanya heran.

"Ini Bu, pada rebutan mau ngajak Putri pulang," sahut Mia.

"Kenapa harus berebut? Kan ada kamu, satu-satu aja." Jawabnya santai.

Kedua pria itu menoleh pada wanita paruh baya yang mendekati Putri yang sedang menghitung belanjaan Alby. Putri melirik pria yang sedang menatapnya tajam seakan mengintimidasinya untuk memberikan jawaban.

"Ayo Put, jawab. Kamu mau pulang sama siapa?" tanya Mia dengan nada menggoda.

Putri menghela nafasnya dan mendelik pada Alby sambil berkata, "Aku pulang sendiri."

"Putri," ucap kedua pria itu hampir bersamaan.

Keduanya saling mendelik, membuat Mia dan juga pemilik toko itu menahan tawa.

"Kamu pulang sama aku," tegas Alby sambil menyodorkan uang untuk membayar belanjaannya.

Siapa cowok ini, kok dia kenal Putri? Dan sepertinya dia suka sama Putri, batin Mia yang manatap lekat pada Alby.

"Saya majikannya," tegas Alby pada Mia.

Mia merasa malu karena pria itu mengetahui isi pikirannya.

Oh, jadi ini Pak Dokter yang dibicarankan Putri. Wah, gantengnya! batin Mia.

"Heh, aneh. Ngajak kok maksa. Udah, kamu pulang aja sama aku, Put," delik Abim.

"Heh! Kamu sendiri maksa," decih Alby.

Abim nampak tidak suka dan menatap tajam pada Alby.

"Iya-iya, aku pulang sama kamu," ujar Putri sambil memberikan uang kembalian.

"Gitu dong dari tadi," ucap Alby sambil mengacak lembut pucuk kepala Putri.

Putri tertegun menyadari tatapan aneh orang-orang di sekelilingnya.

"Oh iya, satu lagi. Mulai besok Putri tidak bekerja lagi di toko ini." Tegasnya.

Putri terbelalak mendengar ucapan Alby.

"Apa-apaan kamu, Al?"

"Aku sudah putuskan, Putri. Dan kali ini kamu harus menuruti aku. Paham? Ayo pulang!" Ajaknya.

Putri menatap punggung Alby yang berlalu keluar toko. Ia kemudian mengalihkan tatapannya pada Mia. Temannya itu hanya mengangkat bahunya pertanda menyerahkan keputusan pada Putri.

1
💃🏻
Noval lbh manly cocok karakter alby
💃🏻
Jijik bgt kelakuan intan, dokter dg kode etiknya tp etikanya minus/Puke/
Safa Almira
bagus
Mesri Sihaloho
bagus sih jujur aja pada Alfi
Mesri Sihaloho
pasti si Noval,,pak dokter terlalu lambat masa tidak mau cari i formasi tentang putri..lamban kau pak dokter
rahma hartati
Cerita Bodoh Bin Tolol Lihat si Putri ini..
Boleh tdk tamat sekolah tp Jangan Mau di Goblokin Lelaki.. Apa lg Mantan Suami yg Gak Jelasa Statusnya.
Di katakan Mantan Suami, Nikahnya masih Nikah Sirih, bukan Nikah Syah Secara Hukum Negara.
Oh Putri Goblok, Mudah x memaafkan..
Rika
bagus
Maura
👍🙏
Pras Tiyo
Luar biasa
bunda DF 💞
sika bgt sm ceritanya. 😍😍😍
Maizaton Othman
Cerita rakyat,kisah kehidupan yg nyata,nama &watak yg sesuai,alur cerita bersahaja,santai,konflik sederhana dan masuk akal,tahniah.
Nanik Lestyawati
keren
Irra Ajahh
wahhhhh,,, sos sweet bngt
aku suka cerita nya gx bertele2 terus bisa saling memafkan
sukses buat author nya,,, semangatt
Irra Ajahh
cerita ny bagus
Julia Juliawati
bagus ceritanya ka
Atika Darmawati
ya ampun gak tau si Alfi... papa nya lg kejar setoran pompa trssss...
MASTER Rexo1Ming
hai
Atika Darmawati
ok
Sri Wahyuni
bagus ceritanya
Novaz Yanti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!