NovelToon NovelToon
Dendam & Cinta Tuan Muda

Dendam & Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:195.8k
Nilai: 5
Nama Author: Qinan

Jiro Adrian pernah mencintai wanita begitu dalam namun di hianati, beberapa tahun kemudian setelah bertunangan dengan wanita lain tiba-tiba masa lalunya hadir dan kembali mengacak-acak hatinya.

Pria itu menyayangi tunangannya tapi juga tak bisa melepaskan wanita masa lalunya karena ingin membalas rasa sakit hatinya dahulu.

Lalu siapa yang akan ia pilih, tunangannya yang telah membantunya kembali bangkit atau justru masa lalunya yang banyak menyimpan rahasia yang tak pernah ia duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab~14

"Hanna? Kamu ikut juga?"

Sofie nampak terkejut ketika melihat Hanna berada di mobil kekasihnya, ia pikir hanya ada pria itu dan juga sopirnya saja.

"Hai Sofie," Hanna pun langsung melambaikan tangannya ke belakang sembari mengulas senyumnya menatap wanita itu kemudian ia kembali menatap jalanan depannya ketika tuan Hayes mulai mengemudikan mobilnya.

"Bagaimana harimu sayang? Apa lelah?" ucap Sofie kemudian seraya memeluk lengan Jiro yang sedang duduk di sebelahnya.

"Hm, lumayan." Pria itupun langsung mengulas senyumnya lalu kembali fokus pada ipad di tangannya untuk melanjutkan memeriksa beberapa pesan yang masuk ke dalam emailnya.

"Oh ya nanti malam tante Andrea mengundangku dan orang tuaku makan malam di rumahmu, apa kamu sudah tahu?" tukas Sofie sembari mengecek kuku-kuku panjangnya yang baru saja melakukan perawatan di salon.

"Tidak, mama tidak memberitahuku. Memang ada apa?" Jiro kembali menatap wanita yang sedang bersandar di sandaran kursinya tersebut.

"Aku juga tidak tahu mungkin ingin membahas acara pertunangan kita atau bahkan tanggal pernikahan kita," seloroh wanita itu menanggapi.

"Oh," Jiro hanya mengangguk kecil kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di sebuah butik ternama di kotanya tersebut dan mereka segera turun, namun Hanna tak berniat untuk ikut turun dan memilih menemani tuan Hayes di dalam mobil saja.

Entah meeting seperti apa yang CEOnya itu maksud karena nyatanya pria itu justru pergi menemani kekasihnya berbelanja lagipula setahunya hari ini bosnya tak ada meeting di luar.

"Hanna, apa kamu bisa membantu memilihkan ku gaun?" mohon Sofie kemudian.

Hanna menatap kearah Jiro yang rupanya juga sedang menatapnya datar tanpa ekspresi sedikit pun.

"Hm," wanita itu mengangguk kecil lantas segera turun dan Sofie pun langsung menarik tangannya membawanya masuk ke dalam butik.

Pertama kali menginjakkan kakinya di butik tersebut Hanna merasakan sebuah kemewahan di mana beberapa gaun nampak di pajang di sebuah manekin, lantai marmer yang berkilau menambah kesan mahal isi di dalam tempat tersebut.

"Selamat siang nona Sofie, mari saya antar melihat gaun keluaran terbaru kami."

Seorang wanita langsung menyambut hangat Sofie seakan wanita itu adalah tamu langganannya, lalu mereka di bawanya ke sebuah ruangan lain di mana beberapa gaun nampak di pajang di sebuah lemari kaca dan Jiro pun mengikuti mereka masuk.

"Desainer kami khusus membuatkan mu beberapa gaun, silakan di pilih nona!"

Wanita itu segera meminta pelayannya untuk mengambilkan gaun yang ia maksud lalu di berikannya kepada Sofie.

"Astaga ini bagus-bagus semua," Sofie nampak histeris melihat gaun-gaun tersebut sembari memperlihatkannya kepada Jiro yang kini sedang duduk di sebuah sofa yang berada tak jauh dari sana.

"Hm, ambil semua yang kamu mau." sahut Jiro menanggapi.

"Boleh?" Sofie menatapnya tak percaya, meskipun ia bisa membelinya sendiri namun jika calon suaminya yang membelikannya rasanya akan berbeda baginya.

Jiro mengangguk kecil. "Bahkan jika kamu mau aku bisa membelikan mu toko ini," sahut pria itu menanggapi.

Sofie pun langsung terkekeh. "Aku sudah punya butik sendiri sayang nanti kalau terlalu banyak yang ku urus bagaimana aku bisa mengurusmu setelah kita menikah," seloroh wanita itu menanggapi.

Sebenarnya ia juga memiliki butik namun khusus pakaian ala Korea yang ia desain sendiri, kecintaannya terhadap fashion membuatnya memiliki merk sendiri.

Hanna yang melihat interaksi mereka hanya bisa berpura-pura tidak mendengar, jujur mantan kekasihnya itu memang sangat pengertian terhadap kemauan wanita. Dahulu ia juga di perlakukan layaknya seorang ratu oleh pria itu meskipun dengan keterbatasan materi saat itu, ia masih mengingat bagaimana perlakuan pria itu yang mungkin akan selalu menjadi kenangan indah sepanjang hidupnya.

Sore itu Hanna yang baru keluar dari kelasnya nampak terkejut ketika tiba-tiba kekasihnya menutup kedua matanya dari belakang, ia pikir pria itu sedang sibuk dengan tugas skripsinya jadi tak bisa menjemputnya.

"Selamat ulang tahun," Jiro nampak menggenggam tangan gadis itu dengan pandangan penuh cinta.

"Kan sudah semalam ucapannya," sahut Hanna saat mengingat semalam mereka menghabiskan waktu dengan bertelepon sampai menjelang pergantian hari di mana itu adalah hari ulang tahunnya.

"Itukan semalam sayang, ngomong-ngomong kamu mau apa akan ku berikan apapun yang kamu mau?" tukas Jiro kemudian.

"Aku mau apa? Banyak, aku mau gaun, sepatu, tas, rumah, mobil dan dunia seisinya." sahut gadis itu sembari terkekeh menatap pemuda itu.

"Baiklah akan ku berikan," Jiro pun langsung menarik tangannya pergi dari sana dan tentu saja Hanna langsung menghentikan pria itu.

"Aku bercanda sayang, aku tidak ingin apa-apa asalkan ada kamu di sisiku itu sudah cukup bagiku." ucapnya kemudian, lagipula ia tidak mungkin menyusahkan pria itu yang mungkin untuk makan setiap hari saja susah.

Mereka sama-sama mahasiswa dari luar kota dan harus berhemat agar bisa makan sampai akhir bulan, beruntung ia mempunyai pekerjaan sampingan menjadi guru les anak-anak di sekitar tempat kosnya.

"Lalu apa yang kamu inginkan saat ini pasti akan ku usahakan?" tanya pria itu bersungguh-sungguh.

Hanna pun langsung tersenyum jahil. "Aku ingin melihat sunset sembari kamu menggendongku menyusuri pantai," ucapnya menanggapi.

Mendengar itu pun Jiro nampak melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya tersebut. "Tentu saja ayo!" ajaknya kemudian.

"Tidak, aku cuma bercanda lagipula pantai sangat jauh dari sini." Hanna kembali menolak, ia memang suka mengerjai pria itu karena keinginannya selalu tak pernah di tolaknya.

"Tidak ada pantai danau juga bisakan?" Jiro pun langsung menarik tangan gadis itu lalu di bawanya ke belakang kampus di mana tak jauh dari sana nampak hamparan danau yang sangat luas yang di hiasi oleh matahari yang hampir tenggelam ke peraduannya.

"Ayo naiklah!" Jiro langsung duduk berjongkok membelakanginya agar gadis itu naik ke punggungnya.

"Tapi aku berat," Hanna nampak ragu melakukannya.

"Aku kuat," Jiro tersenyum menatapnya.

"Baiklah, jangan salahkan aku jika nanti keberatan." Hanna pun langsung naik ke punggungnya dan pria itu kembali berdiri.

Kini pria itu pun nampak menyusuri danau, menikmati pemandangan alam dan juga sunset sembari menggendong kekasihnya itu.

"Terima kasih," Hanna pun langsung memeluknya, rasanya ia ingin waktu berhenti sejenak agar mereka bisa menikmati waktu bersama lebih lama lagi.

"Sayang, bagaimana menurutmu?"

Ucapan Sofie tiba-tiba membuyarkan lamunan Hanna tentang masa lalunya tersebut, sudah lama berlalu harusnya ia melupakannya namun setiap saat selalu saja hadir di ingatannya.

"Hanna, bagaimana menurutmu?" Sofie pun beralih menatap kearah Hanna.

"Bagus, sangat cocok denganmu." sahut Hanna jujur, wanita cantik memang selalu cocok memakai apapun.

"Baiklah, aku pilih ini saja." Sofie pun kembali ke ruang ganti di ikuti oleh pelayan toko yang sejak tadi membantunya.

Setelah Sofie pergi Hanna beralih menatap CEOnya. "Jika sudah selesai saya akan menunggu di mobil," ucapnya kemudian. Sofie sudah berbelanja banyak dan ia rasa sudah cukup ia menemani wanita itu.

Saat Hanna hendak berlalu tiba-tiba Jiro memanggilnya. "Tunggu!" Pria itu pun beranjak dari duduknya.

"Jika mau ambil saja gaun yang kamu suka di sini, bukankah kamu menyukai barang-barang mahal sampai rela menjual harga dirimu?" tukasnya seraya menatap tajam wanita itu.

1
Rafly Rafly
rasanya setelah tau Hanna kerja di BAr... lantas tempat itu di beli oleh tuan kenJiro..... atau malah BAr itu udah masuk dlm group perusahaan...kalo bener ..makin merana hidupmu Hanna /Tongue/
Arsyad Algifari.
pasti lamaran Hanna di tolak itu ulah jiro
Fitria Syafei
Waduh ternyata tak bisa kelain hati nih rupa rupanya kau Jiro 😜 Kk yang baik hati kereen 😘😘
De bungsu
Nanti ada tragedi Hanna di lecehkan Jiro nih
De bungsu
Nanti ada tragedi Hanna di lecehkan Jiro nih
De bungsu
fans berat Hanna.. jgn lupa nanti kalau tatap muka, minta tanda tangan Hanna🤣🤣🤣
De bungsu
nape luu... gak ada kerjaan bgt nguntitin Hanna terus..kangen bilang, boOooSssss
De bungsu
huhhh
De bungsu
ya begitulah
De bungsu
bener² ini
De bungsu
cari yang lain aja Hann.. gak papa serabutan
De bungsu
tuh kan, kerjaannya si Jiro gila
juhaina R💫💫
jiro.🙄🙄🙄🙄
𝔇𝔢𝔢 💕🍒⃞⃟🦅Kᵝ⃟ᴸ
hhmmm jangan2 sengaja ini ga ada yg boleh nerima hanna kerja di perusahaan lain
𝔇𝔢𝔢 💕🍒⃞⃟🦅Kᵝ⃟ᴸ
klau masih suka dan perhatian bilang ajaa..jngn marah2 terus ga jelas..dan selidiki knapa duluu hanna berbuat spt itu jngn jd ogeb
𝔇𝔢𝔢 💕🍒⃞⃟🦅Kᵝ⃟ᴸ
hisshh arogan bgt
𝔇𝔢𝔢 💕🍒⃞⃟🦅Kᵝ⃟ᴸ
elaahh ngeselin banget sih Jiro main nyalahin Hanna aja 🙄
awas aja nanti kamu nyesel
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
yakin dech ini ulah jiro bkin hanna gak diterima kerja dimna mna beehrap banget kamu jeroan hanna balik lagi keantor kmu jnagn mimpi yaaa

bgtulah jeroan hobi nya ngintilin aja kurang ekrjaan,pasti hbis ini ngehina hanna lgi🥴🥴
Aan
so.... kamu aman Hannah, mgkin itu si Roji atau orang suruhannya utk melindungi kamu.
Aan
Si Roji jadi stalker dadakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!