PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU
Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.
Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAPAKAH DIA
"Nama saya Isabella Rossi. Saya seorang agen CIA. Saya dikirim untuk membantu kalian".
Jodie tertegun sejenak. Ia tidak menyangka akan ada bantuan tambahan, apalagi seorang agen CIA yang misterius. "Masuklah" kata Jodie, sedikit ragu namun tetap sopan. Isabella masuk ke dalam vila dengan anggun, matanya mengamati sekeliling dengan cepat namun teliti. "Saya tahu kalian sedang merencanakan penyusupan ke Sisilia" kata Isabella tanpa basa-basi, "Dan saya di sini untuk memastikan kalian berhasil". Alika dan Ethan keluar dari ruang makan, tertarik dengan suara orang asing. Alika menatap Isabella dengan tatapan menilai, sementara Ethan hanya mengangguk singkat. "Siapa dia ?" tanya Ethan pada Jodie dengan suara rendah. "Dia Isabella Rossi, agen CIA yang dikirim untuk membantu kita" jawab Jodie. "CIA ?" Alika mengangkat alisnya. "Kenapa mereka tiba-tiba mengirim bantuan ?". "Saya tidak tahu" kata Jodie, "Tapi kita bisa memanfaatkan bantuannya"
"Saya mendengar kalian akan menyusup ke kastil di Sisilia" kata Isabella, mengabaikan percakapan mereka, "Saya punya informasi tentang tata letak kastil, sistem keamanan, dan jadwal patroli. Informasi yang tidak akan kalian dapatkan dari sumber lain". Jodie merasa penasaran. Bagaimana bisa Isabella memiliki informasi yang begitu detail ? Ia tahu bahwa CIA memiliki jaringan intelijen yang luas, tetapi informasi ini terasa terlalu spesifik. "Bagaimana kau bisa mendapatkan informasi ini ?" tanya Jodie, tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya. Isabella tersenyum misterius. "Saya memiliki kemampuan khusus" jawabnya, "Kemampuan yang membuat saya menjadi aset berharga bagi CIA". "Kemampuan apa ?" tanya Jodie, semakin penasaran. "Itu rahasia" jawab Isabella, "Tapi percayalah, saya akan sangat berguna bagi kalian".
Jodie menatap Isabella dengan tatapan menyelidik. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh wanita ini. Namun, ia juga tahu bahwa mereka membutuhkan bantuan apa pun yang bisa mereka dapatkan. "Baiklah" kata Jodie akhirnya, "Aku akan mempercayaimu. Tapi aku akan mengawasi mu". Isabella tersenyum. "Aku tidak mengharapkan yang kurang" kata Isabella sambil tersenyum.
Setelah Isabella menjelaskan lebih detail tentang rencana penyusupan ke Sisilia, Jodie menariknya ke samping. "Aku perlu bicara denganmu secara pribadi" kata Jodie dengan nada serius. Mereka berdua berjalan ke teras vila, menjauhi Alika dan Ethan. "Aku harus tahu yang sebenarnya" kata Jodie, menatap Isabella dengan tatapan tajam. "Apakah kau benar-benar agen CIA yang dikirim oleh Uncle Hamilton ? Aku perlu konfirmasi langsung". Isabella menghela napas. "Uncle Hamilton tidak tahu tentang keberadaan ku" jawab Isabella. "Aku dikirim oleh divisi lain di CIA. Divisi yang sangat rahasia". "Divisi rahasia ?" Jodie mengerutkan kening. "Divisi apa itu ?". "Aku tidak bisa memberitahumu" kata Isabella. "Informasi itu sangat rahasia. Tapi percayalah, aku di sini untuk membantu kalian. Aku punya kemampuan yang bisa membuat perbedaan besar". Jodie masih ragu, tetapi ia memutuskan untuk mempercayai Isabella untuk saat ini. "Baiklah" kata Jodie. "Aku akan mempercayaimu. Tapi jika kau berbohong padaku, kau akan menyesalinya".
Sementara itu, di dalam vila, Ethan berlutut di depan Alika. Ia memegang sebuah kotak kecil di tangannya. "Alika" kata Ethan dengan suara bergetar, "Kau adalah wanita yang paling kucintai di dunia ini. Kau adalah segalanya bagiku. Maukah kau menikah denganku ?". Alika terkejut. Air mata mulai mengalir di pipinya. "Ya" kata Alika dengan suara tercekat. "Ya, aku mau menikah denganmu !". Ethan membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah cincin berlian yang indah. Ia memasangkan cincin itu di jari Alika. Mereka berpelukan erat, saling mencium dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Jodie dan Isabella kembali dari teras dan melihat Ethan dan Alika berpelukan. Jodie tersenyum. "Selamat" kata Jodie. "Aku senang untuk kalian berdua". "Terima kasih" kata Alika sambil tersenyum.
Sementara itu, Jodie semakin curiga dengan Isabella. Instingnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang latar belakang Isabella, menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya. Setelah bekerja keras sepanjang malam, Jodie akhirnya menemukan informasi yang mengejutkan. Isabella Rossi, nama aslinya adalah Isabella Moretti, ternyata dulunya adalah kekasih Don Alessandro ! Mereka memiliki hubungan yang rumit dan penuh gairah bertahun-tahun yang lalu, sebelum Isabella menghilang tanpa jejak.
Lebih mengejutkan lagi, Jodie menemukan bahwa Isabella dikirim oleh divisi rahasia CIA yang dikenal sebagai "Operasi Trojan." Divisi ini khusus merekrut orang-orang yang memiliki hubungan pribadi dengan target mereka, dengan tujuan untuk menyusup dan menghancurkan organisasi dari dalam. Jodie tercengang. CIA mengirim mantan kekasih Don Alessandro untuk membantu mereka ? Ini terlalu berisiko ! Apa yang terjadi jika Isabella masih memiliki perasaan terhadap Don Alessandro ? Atau jika Don Alessandro mengetahui identitas aslinya ?
Jodie segera mencari Alika dan Ethan untuk memberi tahu mereka tentang penemuannya.
"Kalian tidak akan percaya apa yang baru saja kutemukan" kata Jodie dengan nada cemas. "Isabella Rossi ternyata adalah Isabella Moretti, mantan kekasih Don Alessandro !". Alika dan Ethan saling bertukar pandang dengan kaget. "Apa ?" kata Ethan. "Bagaimana bisa ?". Jodie menjelaskan semua yang telah ia temukan. Alika dan Ethan mendengarkan dengan seksama, wajah mereka semakin tegang. "Jadi, CIA mengirim mantan kekasih Don Alessandro untuk membantu kita ?" kata Alika. "Ini gila !". "Aku tahu" kata Jodie. "Ini sangat berisiko. Kita tidak bisa mempercayainya". "Tapi apa yang harus kita lakukan ?" tanya Ethan. "Kita sudah bergantung padanya. Dia memiliki informasi tentang kastil di Sisilia". "Aku tahu" kata Jodie. "Tapi kita harus berhati-hati. Kita harus mengawasinya setiap saat. Kita tidak bisa membiarkannya mengkhianati kita". "Mungkin dia masih mencintai Don Alessandro" kata Alika dengan nada khawatir. "Atau mungkin dia ingin balas dendam" kata Ethan. "Kita tidak tahu apa yang ada di pikirannya."
Saat itu, Isabella masuk ke ruangan. Ia menatap Alika, Ethan, dan Jodie dengan tatapan bingung. "Ada apa ?" tanya Isabella. "Kenapa kalian menatapku seperti itu ?". Jodie maju selangkah mendekati Isabella. "Kami tahu siapa kau sebenarnya, Isabella Moretti" kata Jodie dengan nada dingin. "Kami tahu tentang hubunganmu dengan Don Alessandro". Wajah Isabella berubah pucat. Ia mencoba untuk menyangkal, tetapi Jodie mengangkat tangannya untuk menghentikannya. "Jangan berbohong" kata Jodie. "Kami tahu segalanya. Kami tahu bahwa kau adalah mantan kekasih Don Alessandro dan bahwa kau dikirim oleh Operasi Trojan".
Isabella menghela napas dan menundukkan kepalanya. "Baiklah" kata Isabella dengan suara lirih. "Kalian benar. Aku adalah Isabella Moretti. Aku dulunya adalah kekasih Don Alessandro". "Kenapa kau tidak memberi tahu kami ?" tanya Alika dengan nada marah. "Aku takut" jawab Isabella. "Aku takut kalian tidak akan mempercayaiku jika kalian tahu tentang masa laluku". "Kau benar" kata Ethan. "Kami tidak akan mempercayaimu". "Tapi kalian salah" kata Isabella. "Aku tidak di sini untuk membantu Don Alessandro. Aku di sini untuk menghancurkannya". "Kenapa ?" tanya Jodie. "Karena dia membunuh tunanganku" jawab Isabella. "Setelah aku berpisah dengan Don Alessandro, aku bertemu dengan seorang pria yang kucintai. Kami bertunangan dan berencana untuk menikah. Tapi kemudian Don Alessandro mengetahui tentang hubungan kami. Dia marah dan cemburu. Dia mengirim orang untuk membunuh tunanganku".
***