“Kalo kamu bersedia menikah dengan saya, maka jangan coba-coba untuk bermain-main, Kintan.”
“Nama saya Tania, Mas.”
“Kintan panggilan sayang saya buat kamu.”
Kintania merencanakan pernikahan dari 3 bulan lalu bersama sang kekasih, namun apesnya malah di selingkuhin sebulan sebelum pernikahannya.
Nangis? sudah pasti. Tapi galau? oh tidak, dia menerima usulan keluarganya untuk menikahi pria matang yang merupakan kakak dari sahabat baiknya.
“Tunggu! ini beneran gue mau digeledah nanti malam. Mama nggak mau!!!!!”
Pernikahan yang direncanakan hanya dalam 2 minggu, dan tanpa cinta apakah bisa berjalan dengan lancar? dan apakah cinta akan tumbuh atau sudah tumbuh diam-diam diantara mereka, tapi gengsi mau bilang?
Update setiap hari jam 10 malam
follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biru nyentrik
Setelah liburan singkat di puncak, kini Tania dan Kahfi harus melanjutkan aktivitas sebagai pencari cuan kembali. Mencari pundi-pundi rupiah untuk mempertahankan kehidupan agar tetap bisa hidup dengan layak.
Si istri, sudah bangun dari pagi dan tengah membantu asisten rumah tangga untuk menyiapkan sarapan, maupun bekal makan siang.
Tania hari ini masak nasi goreng dan telur mata sapi, sementara untuk makan siangnya ia memasak ayam teriyaki dan juga capcay. Wanita itu tampak bersemangat melakukan pekerjaan ini.
“Mbak, ini kan udah matang, tapi masih panas. Nanti kalo udah dingin tolong masukin kotak makan ya, aku sama mas Kahfi mau bawa ke kantor soalnya.” Ucap Tania sembari melepaskan apronnya.
“Oh iya, siap Non.” Balas mbak Lastri sopan.
Tania pun pergi dari sana untuk membangunkan suaminya yang masih pulas ketika ia bangun tadi. Namun saat sampai di kamar, ternyata suaminya sudah bersiap dan tengah berkaca sambil mengancingkan kemejanya.
Wanita itu mendekat dan berdiri di belakang Kahfi. “Pagi, Mas.” Sapanya dengan senyuman.
Kahfi balas tersenyum, kemudian menarik tangan Tania hingga wanita itu berdiri di depannya.
“Pagi, Sayang.” Balas Kahfi sambil mencium kening istrinya.
Tania mengusap kemeja suaminya, bermaksud untuk merapikan. Suaminya ini tipe pria yang jarang pakai dasi saat ke kantor.
“Sarapan yuk, aku udah masak lho …” Ajak Tania.
“Kamu nggak mau makeup dulu?” Kahfi bertanya, sambil mengusap pipi sang istri.
Tania menggeleng. “Aku jarang makeup kalo ke kantor, paling cuma skincare an sama pakai alis dan lipstik, nanti bisa di jalan kok.” Jawab wanita itu.
Kahfi dan Tania pun keluar dari kamar sambil bergandengan tangan untuk sarapan sebelum berangkat bekerja.
“Pagi, Mbak.” Sapa Kahfi sambil duduk.
“Pagi, Den. Silahkan, sarapannya sudah matang.” Balas mbak Lastri.
Tania dan Kahfi menikmati sarapan mereka, sambil sesekali mengobrol ringan, sekedar godaan Kahfi untuk istrinya.
“Enak banget, Sayang.” Ucap Kahfi sembari mengunyah makanannya.
Tania malu-malu. “Masa sih, Mas? kamu bohong nggak, nanti pujiannya cuma biar aku senang aja lagi.” Timpal Tania.
“Nggak lah, ini beneran enak Sayang.” Balas Kahfi meyakinkan.
Tania senang jika suaminya suka, dia tidak sia-sia belajar masak dari ibunya, dan selama di kost pun sesekali ia akan masak.
Selesai sarapan, Tania dan Kahfi langsung berangkat untuk bekerja. Kahfi akan mengantar istrinya dulu, sebelum ia berangkat ke kantornya.
“Oh iya, Sayang. Aku hari ini ada meeting di luar, mungkin pulangnya agak sore. Kamu nanti pulangnya minta Raina antar ya, tapi aku kabarin lagi misal meetingnya beres sebelum jam lima sore.” Ucap Kahfi sembari menyetir.
“Aku bisa pulang sendiri kok, Mas.” Balas Tania yang kala itu sedang mengurusi wajahnya.
Kahfi menggeleng. “Aku nggak biarin kamu pulang sendiri, jadi sama Raina aja ya …” Tutur Kahfi.
“Oke deh kalo gitu.” Tania mengangguk patuh.
Sampai di kantor, seperti biasa Kahfi akan menciumi wajah istrinya usai Tania mencium punggung tangan suaminya, mereka sebenarnya masih ingin libur dan menghabiskan waktu berdua, namun apalah daya tanggung jawab mereka.
“Kalo udah sampe kantor, kabarin aku ya Mas.” Ucap Tania dengan senyuman manis.
“Iya, Sayang. Udah sana masuk, aku mau langsung berangkat.” Sahut Kahfi.
Tania pun lekas masuk ke gedung perkantoran, tak lupa ia melambaikan tangannya sebelum benar-benar menghilang dari pandangan suaminya.
“Duh aduh, penganten baru …” Tania agak kaget, kemudian menoleh ke belakang.
“Eh, darimana kalian?” Tanya Tania.
“Beli sarapan, kagak sempet sarapan gue tadi.” Jawab Raina, menunjuk bubur ayam di tangannya.
“Nggak sempetnya setiap hari, Tan. Gue mulu yang harus nemenin dia beli sarapan.” Kata bu Dessy menimpali.
Tania tertawa. “Yaudah yuk cabut, udah makin siang nih!” Ajak Tania.
Ketiga staff bagian finance itu lekas memasuki lift dan menekan tombol menuju lantai ruangan mereka berada.
“Aura penganten emang beda ya, masih ada bau-bau capek main kuda-kudaannya.” Raina nyeletuk, sambil menyenggol bahu sahabatnya.
Tania berdecak. “Na, gue suntik ya bibir lo!” Tegur Tania malu-malu.
Bu Dessy mendekat. “Tapi Tan, gimana malam pertama, sakit nggak?” tanya wanita itu pelan.
“Nggak, enak banget malah.” Jawab Tania sewot.
“Stamina abang gue bagus ya? pasti lo kualahan ya kan?” Raina membuka suara lagi.
“Lo pada diem deh sebelum gue tinju satu-satu, sana nikah kalo mau tau!” Tania sewot, kemudian langsung keluar saat lift terbuka.
Bu Dessy dan Raina sama-sama tertawa sambil mengekori Tania.
“Asikk, ada panganten baru nih. Heumm yang auranya masih iyaiya, mana makin cantik lagi.” Pak Firman, gebetan bu Dessy itu memuji penuh candaan.
Tania tergelak. “Stop deh, Pak. Lo nggak liat mata bu Dessy udah mau lepas, nanti dia marah lo nggak bisa manja lagi lho …” Balas Tania, membuat yang mendengar langsung tertawa.
“Bercanda, Sayang.” Kata pak Firman, sembari menatap bu Dessy.
“Ya ampun, lucu banget ya percintaan orang tua ini!” Celetuk Raina, membuat pak Firman dan bu Dessy melotot horor.
Tania yang masih asik bercanda kemudian melirik Monic, tantenya Adel itu yang sejak tadi menatapnya sinis.
“Lo nggak perlu ngeliatin gue kayak gitu, gue bukan pisang.” Ketus Tania.
“Siapa juga yang ngeliatin, kepedean lo!” Balas Monic sewot.
“Lagian nggak ada yang menarik dari lo.” Tambah Monic.
Tania tersenyum sinis. “Nggak ada yang menarik tapi stalking terus Mbak, pake akun fake lagi. Malu tuh sama rambut biru lo yang nyentrik!” Kata Tania kemudian pergi dari sana.
Raina tertawa lepas. “Biru nyentrik nggak tuh.” Ledek Raina yang juga tertawa.
Monic mengepalkan tangannya. “Kurang ajar banget lo, ini model namanya norak!” Ucapnya marah.
“Iya-iya yaudah, cocok kok buat perempuan yang sukanya di colok kayak lo.” Balas Raina.
“Dicolok siapa tuh?” Bu Dessy menyahut.
“Yang tahu tahu aja ya, Bu. Yuk ah cabut!” Ajak Raina.
Monic kesal, dia ingin membalas namun dicegah oleh pak Firman.
“Kamu udah dapet SP dari saya lho, hati-hati kamu. Kalo sikap kamu masih kayak gini, saya bisa ajuin pemecatan kamu!” Ujar pak Firman tegas.
Monic makin kesal. “Tania … apa sih bagusnya dia, dari dulu kerjaannya cuma tebar pesona aja juga!!” erangnya emosi.
TINJU PAKE PALU APA PAKE LINGGIS YA??
Bersambung ...............................
kasian tuh baby masih kecil bgt disiram mulu sama papa nya kalau sering gitu 🤣
ska kn hdiahnya????tp mngkn hri2 k dpan bkln pnuh wrna,scra bumil gt loh...
skur2 kl ngidamnya biasa aja,kl d luar nurul gmna.....stok sbr yg bnyk y.....😂😂😂
Tania hamil Kahfi junior 🥳
tania udh d maafin sm misua,pst bkln cpt smbuh....abs tu gas lh bkin baby....🤭🤭🤭