Naurah harus terpaksa ikut pindah ke rumah neneknya karena sang ayah menjual rumah mereka untuk pengobatan nenek dan juga biaya kuliah tantenya, Kehidupannya yang dulu sangat bahagia kini perlahan menyisahkan kesedihan apalagi setelah di tinggal oleh ayahnya menghadap Ilahi, namun kehidupannya kembali membaik setelah naurah dan ibunya serta adiknya Hasan di minta pergi dari rumah oleh nenek dan tantenya, apalagi sang nenek tidak menyukai Hasan yang merupakan anak angkat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20.
Debi tak dapat melupakan wajah hasan padahal mereka baru bertemu dua kali itu pun tanpa sengaja tapi debi sudah merasa jatuh cinta padanya
" Aku harus mencari tau tentang dia, baru kali ini aku merasa tertarik pada pria yang baru saja aku temui " ucapnya membuka semua media sosialnya dan mencari akun yang bernama hasan
Cukup lama dia mencari akun hasan namun tak ada wajah yang seperti hasan di foto meskipun namanya sama dengan hasan
" Astaga.. Kenapa aku susah sekali mencari akun kamu hasan? Padahal aku sangat penasaran tentangmu" ucapnya lagi membuang ponselnya di atas kasur
Tak berapa lama debi pun berangkat ke kampus dengan penampilan yang sedikit terbuka seperti biasanya, tanpa pamit pada kedua orangtuanya dia pun berangkat di antar supir pribadi mamanya
Selama perjalanan matanya tak lepas dari ponsel dan masih terus mencari akun media sosial hasan, hingga dia tak menyadari jika hasan kini berada di samping mobilnya tepat di lampu merah lalu lintas
Beeep.. Beeep...
Hasan membunyikan klakson
" Nona debi, hei nona debi" teriak hasan tepat di kaca jendela mobilnya namun Debi masih tak menyadari nya
" Nona debi maaf, apakah anda mengenal pria yang di luar itu? Sedari tadi saya lihat dia memanggil anda nona" ucap pak nurdin sang supir
Debi mengalihkan pandangannya langsung ke luar jendela dan benar saja dia melihat pria yang baru saja dia cari di media sosial sedang tersenyum manis dan melambaikan tangan padanya
" Hasan? " ucapnya namun sayang sekali motor hasan kini telah melaju begitu lampu berwarna hijau
" Pak, bisa kejar pria itu? "
" Maaf nona tapi jalur kampus anda berbeda"
" Ya sudah kalo begiti turunkan aku di depan, aku akan menggunakan taksi saja"
" Jangan nona, nanti tuan akan marah jika tau saya tak mengantarkan nona sampai di kampus"
" Tapi aku harus bertemu dengannya, lagian hari ini dosen ku juga gak hadir"
" Sebaiknya nona debi langsung ke tempat kerjanya saja, saya rasa dia seorang kurir di tempat pak farid, terlihat dari pakaiannya sama seperti ponakan saya nona"
" Ya ampun kenapa aku gak kepikiran ya pak, padahal tempo hari om farid memintanya membawa motor untukku " ucapnya menepuk jidat
" Jadi mau saya antarkan ke sana nona? "
" Iya pak " jawabnya
Begitu sampai debi langsung masuk menuju kantor pak farid yang sudah dia anggap paman
" Siang om" sapanya
" Debi? Tumben kamu kemari, ada urusan apa? Ayo duduk dulu"
" Aku mau bertemu hasan om"
" Hasan? Untuk apa kamu ingin menemuinya?"
" Aku ada perlu sama dia om,, penting banget pokoknya"
" Dia sedang mengantarkan paket ke rumah pelanggan kami, mungkin sore sudah kembali ke sini"
" Aku bisa minta nomor ponsel nya gak om? "
" Maaf, om gak bisa memberikan tanpa izin dari hasan"
" Astaga,, baiklah om kalo begitu aku permisi "
" Hati hati ya Debi "
" Aisssttt... Sialan, percuma aja aku ke sini" gumamnya kembali masuk ke dalam mobil
*******
Praaaanngggg...!!!!
Terdengar suara pecahan kaca dari dalam rumah ningsih
" Pokoknya aku gak mau tau, kamu harus kembali menghasilkan uang yang banyak" teriak ningsih
" Iya aku tau tapi kamu harus sabar dong, jangan marah marah kayak gini, gak enak di dengar sama tetangga "
" Makanya beri aku duit yang banyak jika kamu ingin aku tenang "
" Beri aku waktu, aku juga sedang berusaha mencari kerjaan, lagian baru kali ini aku telat memberimu duit kan? "
" Pokoknya aku gak mau tau, selama kamu tak memberiku uang jangan harap aku akan tinggal bersama kalian dan aku gak akan merawat anak itu"
" Maksud kamu apa sih? Jangan gitu dong ayu itu anak aku, dan kamu juga harus merawatnya meskipun kamu hanya ibu tirinya, selama ini kan aku sudah memberikan semua padamu"
" Aku tak peduli pokoknya kamu harus pergi mencari duit dan jangan pernah kembali jika tak membawa uang yang banyak"
" Tapi aku harus mencari dimana? Aku baru saja di phk jadi mengertilah sedikit "
" Itu bukan urusanku, sebaiknya kamu pikir sendiri, aku gak mau punya suami pengangguran kayak kamu"
" Baiklah aku akan pergi, tapi ingat tolong jaga dan rawat anakku sebaik mungkin, dan aku akan kembali begitu telah memiliki duit yang banyak" ucap wawan
" Gak usah banyak omong, pergi saja sana terserah kamu mau kemana yang penting bisa menghasilkan duit untuk aku" ucap ningsih menutup pintu rumahnya dengan sangat kuat
" Ma, papa mau kemana? " tanya ayu
" Diam kamu, gak usah banyak tanya" ucapnya membentak gadis kecil yang masih berusia tujuh tahun itu
Ningsih segera ke rumah ibunya dengan wajah yang sangat masam dan meninggalkan ayu seorang diri di rumah
" Kenapa dengan wajahmu? " tanya bu wardah
" Kesal aku bu, mas wawan udah gak kerja lagi dia di pecat dan aku udah gak pegang duit padahal kalo sedang kesal gini enaknya shooping sampai lupa waktu" jawab ningsih
"Dia di pecat? Lalu dimana dia sekarang? "
" Udah aku suruh pergi cari kerjaan dan aku melarangnya pulang jika tak membawa uang yang banyak"
" Emangnya dia nyari kerjaan dimana? "
" Gak tau lah bu, aku bilang terserah dia mau kemana pun aku gak peduli selagi dia kerja dengan gaji besar"
" Lalu dimana ayu? "
" Aku tinggal di rumah"
" Gawat dong kalo gini, kita gak bisa ke salon?"
" Ya gak jadi bu, emangnya bayar di salon tuh pake daun mangga? "
" Kamu gak ada uang simpanan apa ning? "
" Gak ada bu, udah habis aku pake belanja"
" Ibu juga gak ada duit ning, padahal dua hari lagi ibu ada arisan ning"
" Aku juga bingung bu"
" Perhiasan ayu kenapa gak kamu jual aja? Kayaknya lumayan mahal tuh kalo di jual semua"
" Iya juga ya bu, nanti aku coba minta pada ayu untuk melepaskan semua perhiasan emas nya" ucap ningsih tersenyum jahat
******
Setelah seminggu debi masih terus mencari tau semua tentang hasan, namun hasilnya tetap nihil tak satu pun akun media sosial hasan dia temui, mau tidak mau akhirnya dia kembali ke tempat kerja hasan
" Bang, hasan ada gak? " tanya debi pada salah satu kurir di sana yang bernama eko
" Masih pengantaran mbak"
" Masih lama gak baliknya? "
" Saya juga kurang tau mbak, biasanya dia balik jam lima sore, tapi kadang juga balik siang untuk makan, jadi kalo mau ketemu balik nanti aja mbak, kalo jam segini semua kurir masih pengantaran mbak"
" Abang tau rumahnya gak? "
" Gak tau mbak, tapi kalo gak salah dia tinggal di jalan samiun mbak"
" Samiun kan gede bang"
" Katanya gak jauh dari panti asuhan kasih bunda mbak"
" Kalo nomor ponselnya ada gak?"
" Ada mbak, kenapa sih nanyain hasan? "
" Saya ada perlu sama dia bang, boleh minta nomornya gak? Penting"
" Waduh... Maaf mbak gak bisa"
" Aku beli deh" ucapnya mengeluarkan lima lembar uang merah dari dompetnya "
" Oke deal" jawab eko mengambil uang dari tangan debi dan segera membagi nomor ponsel hasan
" Oke makasih bang " ucap debi segera kembali ke mobilnya
Debi mencoba menghubungi nomor hasan dan ternyata terhubung namun telepon Debi tak mendapat jawaban
" Mungkin saja dia masih sibuk, sebaiknya aku ke kampus saja dulu setelah itu baru aku akan kembali ke sini" ucap debi sebelum melajukan mobilnya ke kampus
Siang pun tiba, belum waktunya pulang kuliah tapi debi memutuskan untuk pulang lebih dulu dan memilih kembali ke kantor ekspedisi
Baru saja sampai dan belum sempat keluar dari mobil debi mendapati hasan yang baru saja melajukan motornya dan hendak pergi
" Hasaaan...!! " panggil debi namun sayangnya hasan tak mendengarkan
Debi tak membuang waktu dan segera mengikuti hasan hingga tiba di restoran tempat pelanggan paketnya
" Hasan.. " teriak debi memanggilnya
" Nona debi? Ngapain nona di sini? Lagi makan ya? "
" Aku ngikutin kamu sampai sini"
"Ngikutin aku? Untuk apa? "
" Aku kangen sama kamu" ucapnya sangat jujur
Dengan wajah biasa saja hasan menatap debi dan menghela nafas panjang
" Kangen denganku? Kok bisa? "
" Ya gak tau, aku aja bingung"
" Oiya hasan itu nomor aku, tolong di simpan ya" ucap debi menghubungi langsung nomor hasan
" Oke nona " jawabnya menatap layar ponsel nya
" Hey.... namaku debi bukan nona"
" Iya tau, dari siapa nona mendapatkan nomorku? "
" Nona lagi? "
" Jawab saja nona"
" Dari teman kamu, aku meminta padanya"
" Untuk apa? "
" Karena kamu sangat mengganggu ku"
" Maksudnya? "
" Aku menyukaimu, tapi aku tak tau gimana harus bertemu denganmu dan itu sangat mengganggu tidurku"
" Hahaha.. Nona ini ada ada saja, sebaiknya nona pulang saja, aku masih harus mengantarkan paket pelanggan ku "
" Aku akan ikut denganmu"
" Maaf nona debi, saya permisi "
" Hasan tunggu aku dong" ucap debi kembali masuk ke dalan mobil namun sayang hasan telah menghilang dari pandangan nya