Masih ingat dengan putra bungsuh Pak Zain dan Bu Jihan,
Yes... Labib Muhasibi Khoirul Musthofa yang biasa di panggil Bibi, adek dari Zula
Yang mana kini tumbuh dewasa menjadi laki laki tampan yang cukup dingin
sikapnya bar bar turunan dari kakak dan juga Uminya, yang sering pergi bermotor besar untuk mendatangi tongkrongan para remaja dan tkngkrongan gak jelas
dengan tujuan untuk berkumpul sekaligus berdakwah,
Ya namanya anak kyai se nakal nakalnya dia tetap sholat puasa dan juga mengaji
walaupun aneh dan sering di bilang gus kok tukang nongkrong
tapi itu hanya omongan manusia netizen saja, tapi saat di rumah dia juga punya pesona tersendiri bagi para santri putri
wajah tampannya mampu menghipnotis para santri putri saat mengaji,
walaupun sikapnya yang super duper dingin seperti di kutup utara, dan justru itu yang makin membuat mereka terpesona pada Gus Bibi
gimana kelanjutan ceritanya.. yuk simak.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ulfatun khasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biar istirahat
Kini Aira dan El sampai di rumah El, perjalan tak butuh waktu lama karena cukup dekat sekali dengan rumahnya
Sekitar 5 menit sampai rumah karena itu jalanan cukup rame banget dan muter kalau lewat gwrbang depan,
Kalau dari rumah El rumah sakit itu udah terlihat jelas dari rumahnya
" Assalamualaikum..." ucap El sama Aira saat masuk ke dalam rumahnya
Semua anak anak El saat ini tidak di rumah, karena semua masih di pesantren dan tidak di rumah
Apa lagi mereka masih duduk di bangku sekolah semua
" Waalaikumsalam..." jawab Heny yang membuka pintu
" Lho anak bidok Mami" ucap Heny kaget karena ada Aira yang ikut bersamanya
" Mami" jawab Aira bersalaman dengan Heny dan juga memeluknya
" Sehat sayang" ucap Heny dalam pelukannya
Sosok mami kedua bagi Aira yang sejak kecil selalu di kintili Aira terus hingga kini Aira masih kuliah dan masih di pondok
" Iya mami, mami juga sehat kan" jawab Aira dan Mami tersenyum
" Makanan udah siap belum Mi?" tanya El yang ada di sebelah mereka
Karena El juga belum makan dari siang tadi, saat baru pulang baru mandi langsung di hubungi sama Aira jadi belum sempat makan
" Pakde kelaperan ya" tanya Aira dan El mengangguk
" Pakde belum sempat makan dari tadi siang, ayo makan dulu" ucap El sambil memggandeng Aira
Mereka bertiga lalu berjalan bersamaan ke arah meja makan yang ada di belakang
Yang mana hidangan makan malam sudah di siapkan oleh santri putri yang ikut ndalem sebelum mereka iku mengaji bersama El
" Tumben sepi Mi" tanya El saat sampai di ruang makan
Biasanya jam jam segini masih banyak santri yang Sliweran, dan pada murojaah di ruangan belang yaman belakang dekat kolam renang
" Tau sendiri lah Pi, ini malam apa, jadwal ngajinya Gus Tampan, semua gak mau absen" jawab Heny dengan santai
Kalau Bibi yang mengajar tentu mereka akan selalu ikut hadir, kalaupun untuk santri tahfidz mendapat kelonggaran untuk tidak mengikuti kajian kitab, karena fokus pada hafalannya mereka tetal hadir hanya karena ingin menatap ke tampanan wajah Gus Bibi
" Haa berarti sama kalau gitu Mi" ucap Aira menyaut
" Kenapa? Di pondok mama juga gitu?? Gak ada yang absen kalaupun dia santri tahfidz?" tanya Heny
" Iya Mi, semua pada ikut ngaji, tempat pakde Al juga, apa lagi tempat Uti, rasanya kalau Mama itu tiap hari biar Om Bibi aja yang ngajar, biar tenang gak banyak gojekan katanya" jawab Aira menceritakan kemauan Mamanya
Ya secara semua santri pada anteng dan pada taat saat Bibi mengajar tanpa ada kebisingan juga
" Memang ya PESONA GUS TAMPAN tidak ada yang menandingi" jawab Heny sambil tersenyum menggelengkan kepala
" Seperti Papi kan Mi? PESONA GUS TAMPAN, sampai kapanpun Mami gak bisa move on dari Papi" jawab El bernostalgia dengan Heny kala itu
" Iya... "jawab Heny singkat
Hal itu selalu di bahas sama El dan membanggakan dirinya sendiri
Heny jadi heran dengan suaminya yang selalu narsis padanya dan pada semua saudaranya
" Ayo makan, Aira sini piringnya mau maka pake apa" ucap Heny saat menyediakan makanan yang sudah terhidang
" Udah nanti Aira ambil sendiri bude, " jawab Aira lagi
" Papi Mi, pake ikan sama sayur itu" sambung El yang mana piringnya sudah di tangan Heny
" Berdua ya" jawab Heny karena Dia juga belum makan sama sekali
Ya kalau makan Heny selalu nunggu El dan makan sepiring berdua seperti abah Uminya yang sampai saat ini masih begitu
" Mami belum makan juga?" tanya El dan Heny mengangguk
" Gini nih Ra, Mami selalu menunggu papi saat makan, besok kamu kalau udah berkeluarga juga gitu, " jawab El menasehati Heny
" Ya gak gitu juga dong, kalau suaminya sedang di luar kota masak iya mau makan sendiri" jawab Heny membela Aira
" Ya maksudnya kalau gak lagi pergi dong Mi, paling paling pergi kan sama suaminya seperti Mami gak bisa jauh dari Papi" gombal El pada istri tercintanya
El sosok suami setia cukup satu saja, dan gak akan berpaling ke yang lainnya, karena hal itu cukup menyakitkan bagi seorang wanita
Dia pernah di sakiti oleh Ailza mantannya , yang sudah di lamar olehnya dan menjadi sosok wanita satu satunya
Tapi namanya belum jodoh dan karena tingkah Ailza yang di luar dugaan El membuat Mereka harus terlepas
Dan mengerti cerita Uminya dan Abahnya dulu, El berjanji dengan dirinya sendiri gak akan menyakiti hati wanita apa lagi istrinya dan ibu dari anak anaknya
Mengingat dulu Adek ke sayangannya Si Zula yang sempet depresi dan trauma dengan cinta paska ditinggal menikah oleh Maulana membuat dia makin belajar betapa lembut dan remuknya hati wanita kalau di sakiti sehingga trauma yang sangat panjang
Makanya sampai kapanpun kalau Zula sempat ada masalah El dan al sosok Abang yang selalu menyidang mereka dan mendamaikan mereka.
Kalau Zula benar mereka akan membelanya mati matian, tapi kalau Zula yang salah, mereka juga akan memberi pelajaran pada Zula agar bisa membuat mereka berdamai kembali
" Cieh.. Papi bisa aja" jawab Aira menyoraki mereka
" abaikan ucapan papimu yang selalu ngegombal ya Ra.... Nanti klepek klepek jadinya" ucap Heny dan Aira tertawa
Selanjutnya mereka makan dan menikmati bersama
" Oh ya Ra mamamu bawa ponsel gak?" tanya El di sela makannya
" Entah ya .. Kayaknya enggak deh, orang tadi langsung berangkat gak bawa hp gak bawa dompet" jawab Aira pada El
" Lha jadi gimana nanti mau menghubungi yang lain" tanya Heny lagi
" Biar istirahat dulu ponselnya, tiap hari gak pernah istirahat juga telfon sana sini ko tak sana sini, capek juga mamamu kalau kerja tiap hari, laptop ponsel, pergi lagi berkas lagi" jawab El gak tega melihat adek perempuannya yang dari sejak kecil gak pernah istirahat bekerja
" Biar dia istirahat sama Papamu, gak kerja dulu, gak usah di kirim ponselnya" tambah El lagi
" Iya Papi" jawab Aira lagi karena memang benar apa kata El kalau Maminya itu gak pernah istirahat
Bahkan selesai dari kantor selesai ngajar ngaji santri Maminya kembali memegang berkas dan laptopnya
" Kamu tidur sini aja, gak usah ke Rumah sakit, " jawab El pada Aira
" Nanti Mama sendirian pakde" jawab Aira memikirkan mamanya
" Gak apa apa, tapi kan Maminya bisa istirahat, biar dia istirahat" jawab El yang meminta agar Zula istirahat
" Nanti pakde bilang sama pihak rumah sakit biar di sampaikan pada mamamu" jawab El dan Aira mengangguk
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤