Pesona Gus Dingin
Tron.... Tronn.... Troooon......
Suara motor besar Bibi yang memasuki halaman rumahnya, yang membuat para penghuni asrama Al Musthofa itu hafal
Berbeda dengan santri putra yang hanya melihat sekilas, santri putri sangat berantusias untuk mengintup dari balkon pesantren yang bisa melihat sampai depan
Sambil menunggu motor itu berhenti dan sampai membuka helm yang mana di balik helm yang di kebakan bibi ada wajah tampan dari sosok Bibi yang membuat para santri putri meleleh
Motor Bibi sudah di standarkan dan perlahan dia membuka helm nya yang di nanti nanti oleh para santri putri yang ada di atas balkon
" Wih.... Tampannya.. Masyaallah.." Ucap para santri putri serasa meleleh melihat wajah tampan Bibi yang bahkan sama sekali tidak tersenyum bahkan terlihat judes
" Love you guss" ucap mereka dengan suara lirih, kalau keras bahaya
Bibi menaruh helmnya di atas motor besarnya lalu turun dan berjalan menuju pintu rumahnya
" Yah... Pergi deh.." ucap mereka kecewa karena tidak bisa melihat lama wajah tampan Bibi
Bibi anak bungsu atau terakhir seolah ketampanan sisa kecantikan semua tumpah pada Bibi jadi hampir nyaris sempurna
Bahkan ketampanan Al El dan Zain, gak ada apa apanya di banding Bibi, walaupun Bibi cueknya minta ampun
" Assalamualaikum..." ucap Bibi saat masuk rumahnya
Suasana cukup sepi, karena hari ini hari selasa Ndalem Al Musthofa tidak menerima tamu, karena Abah Zain dan Umi Jihan mengaji di Gedung Al Musthofa dengan para jamaah torikoh atau para sesepuh
Sengaja sekarang di buat jadwal, agar tidak terlalu kecewa para tamunya, karena selain ngaji bersama para sesepuh Zain Dan Jihan juga ingin istirahat mengingat usia mereka gak muda lagi
" Waalaikumsalam..." jawab santri ndalem yang sedang menyapu ruang tamu
Santri ndalem yang ikut abah Zain dan Umi Jihan semua santri senior, bahkan yang sudah berumah tangga,
Jihan dan Zain lebih suka seperti itu dan lebih mengenal anak anaknya juga
Seperti biasa Bibi yang dingin hanya lewat dengan menundukkan kepala
Walaupun bar bar adab tentu jadi nomer 1 bagi anak anak Zain dan Jihan
Bibi langsung naik ke lantai 3 menuju kamarnya yang sekarang dia sendirian di lantai 3
Secara Al pun sudah punya rumah sendiri di dekat yayasan BNT miliknya
Selain itu dia juga mendirikan asrama dan pondok pesantren juga, untuk para santri dan para siswi dan mahasiswanya
Bukan hanya mereka saja, Zula dan El juga sama, mendirikan pondok pesantren juga, sebagai cabang dari pondok abahnya
Sambil menjalankan bisnis dan kerja juga sambil ngaji, biar ilmunya tetap manfaat dan barokah untuk semua orang
Karena ilmu yang barokah adalah salah satu amalan yang tidak akan pernah putus pahalanya walaupun sudah meninggal
Contoh..
Abah Hasan dan Umi Zahra adalah guru dari abah Zain, Al, El, berguru dengan Abah Zain, sampai Al, El dan santri lainnya mengamalkan ilmunya makan di dalam kubur Abah Hasan masih terus di kirim pahala dari ilmu yang para santrinya amalkan
Selain itu sedekah jariyah, saat kalian bersedekah pada salah satu pembangunan masjid maupun musholla, dan tempat yang di gunakan untuk keagamaan
Selama tepat itu masih di buat untuk ngaji sholat jamaah dan kegiatan yang bersumber pahala, maka apa bila kalian sudah meninggal maka itu akan menjadi hadiah kiriman pahala bagi kalian
Selanjutnya yang terakhir anak sholeh sholehah, kita kalau sudah meninggal dan anak anaknya masih berbuat baik taat pada Allah, dan menjalankan ibadah dengan baik, serta mengirimkan doa pada kita yang sudah tiada, maka hal itu akan jadi aliran pahala bagi kita dan meringankan dosa dan siksaan kita di kubur
ya begitu 3 amalan yang gak pernah putus
Yuk lanjut ...
" Assalamualaikum bah.. Mi" Ucap Bibi pda Jihan dan Zain yang sedang duduk berdua bercengkrama di ruang keluarga lantai 2
" Waalaikumsalam..." jawab Zain dan Jihan menoleh ke arah Bibi
" Dari mana nak?" tanya Jihan lembut
" Kuliah Bi" jawab Bibi singkat lalu berjalan ke arah mereka guna untuk bersalaman
Bibi sebenarnya dia kuliah sambil kerja, ya kerjaan miliknya sendiri yaitu restoran
Semua aset Zain Dan Jihan juga sudah di bagi pada anak anaknya
Contoh Al paling tua bagian mengelola Travel dan Sekolah
El, si pengelola rumah sakit dan Zula pengelola perusahaan perbankan, dan juga butik Jihan Aulia Collektion dan Bibi bagian restoran yang makin meledak sampai ke luar negri juga ada
Begitu juga yang lain makin mengenbangkan bisnis yang di rintis kedua orang tuanya dari 0 secara sama sama
Tidak ada iri dan perebutan satu sama lain, mereka sama sama menerima apa yang mereka dapatkan, dan itu cukup adil, walaupun Al Dan Zula berbeda karena dapst dua bagian bisnis tapi seperti El dan Bibi Tidak iri karena mereka tau ada tangguangan da kinerjanya yang berbeda atau jauh lebih sulit toh penghasilannya juga gak jauh beda dengan milik mereka yang mana setiap kali tentu menjadi pencarian orang seperti bahan pokok
karena orang sakit pasti ke rumah sakit dan orang pasti lapar ke restoran cari makan
Bibi tidak kuliah di luar negri, dia males katanya dia justru menggeluti bidang bisnis dan tata boga di Universitas lokal saja, toh dia juga akan kerja di perusahaannya sendiri gak perlu cari cari kerja dengan ijazah lulusan di Unibersitas terbaik dan terkenal
Ya selain itu karena abang dan Uminya sudah tua, Bibi juga sebagai pendamping yang harus membantu abah uminya juga
" Cepet banget kuliah jam segini udah pulang" jawab Jihan saat menerima salaman dari Bibi
" Ya lama lama bikin pusing Mi" jawab Bibi nyeleneh dan mencium tangan Uminya lanjut mencium tangan abahnya
" Pusing kenapa?" tanya Zain lagi
" Pusing gurunya tua bau parfum frescare" jawab Bibi makin nyeleneh dan membuat Jihan dan Zain tertawa
Bibi yang niat awalnya mau langsung ke kamar kini tertunda dan duduk di sebelah abah Uminya
" Gak pengen nikah tah?" tanya Zain lagi
Pertanyaan itu sering kali terdengar dari lisan Zain yang menawarkan Bibi untuk segera Nikah
Karena Usia Bibi yang hampir menginjak 25 tahun, karena dia juga sudah Mau Lulus S2 juga, setelah semester ini harus udah nyusun tesis juga
" Sama siapa? Umi?" jawab Bibi singkat dan lagi lagi nyeleneh
Pruk.... Jihan memukul Kepala Bibi dengan bantal di pangkuannya dan Bibi nyengir
" Habis setiap hari abang tanyanya kapan nikah kapan nikah, ya sekalian mau istrinya di rebut? " jawab Bibi santai karena kesal
" Ya kan abah umi udah tua nak, kalau kamu punya istri kan abah sama umi masih bisa meouhat kamu menikah, siapa jodohnya bisa menjadi penerus abah Umi gak" jawab Zain lagi
" Bisa bisa aman" jawab Bibi enteng tanpa mikir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Farida Rahayu
Assalamualaikum Gus bibi.....maa syaa Allah ,sy ngikutin othor dr jmn umi Jihan bocil sampe ini baru ketemu Gus bibi udah bujang aja ,lama meninggalkan Si orens ternyata Gus bibi udh Es tung-tung (S2) 🤭
2023-09-29
1
Farida Rahayu
Assalamualaikum kak Thor....lama g jumpa bibi ternyata udah perjaka y bi....Maa syaa Allah Gus bibi,sy ngikutinya dari jaman umi Jihan bocil sampe ini ketemu udah sepuh bersama Abah Zain 😁
2023-09-29
1
Sulaiman Efendy
AKU LANGSUN LOMPAT KE KISAH BIBI, UNTUK KISAH ORTU DN ABANG2NYA BLM, KRN EPISODENYA PANJANG..2.
2023-09-24
0