"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Pintu kediaman Hendarto terbuka dari dalam, saat putri bungsu rumah itu mendengar suara deru mobil. Dengan wajah panik, gadis itu menyabut kedatangan ayah dan ibunya.
Kecemasan bercampur ketakutan kini semakin menjadi dirasakan Umbra, firasat buruk seketika bercokol didada.
Berulang kali Umbra meremas tangannya kuat, untuk menyaluran keberanian menjelaskan perihal yang terjadi kepada orangtuanya.
"Assalamualaikum...!" ucap ayah dan ibu.
"Wa'alaikumsalam...!" jawab Umbra sembari mencium punggung tangan orangtuanya secara bergantian.
Dahi ayah berkerut "kamu kenapa...?"
"Kakak belum pulang ayah, aku telefon ponselnya juga tidak aktif." beritahu Umbra.
"Gimana bisa belum pulang...? sudah cari ketempat kerjannya...? telfon teman-temannya...?" cecar ayah.
"Aku tadi meminta Abian mampir ketempat kerja kakak, tapi gedung itu sudah sepi. Kata security kakak juga sudah pulang dari jam setengah delapan."
"Teman-temannya...?" kata ayah yang ketularan cemas juga.
"Kakak tidak punya teman ayah, mau tanya kemana...? Abian sama teman-temannya sudah mencari ketempat yang biasa kakak datangi, tapi tidak ada, sudah keliling kota juga tidak ketemu."
"Kita lapor polisi saja..!" ucap ibu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Polisi tidak akan merespon laporan sebelum dua puluh empat jam." sahut ayah melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul satu dini hari.
Ayah mencoba menghubungi teman-temannya yang bisa membantu mencari sang putri sulung. Pria paruhbaya itu juga meminta kepada warga komplek yang masih terjaga juga satpam komplek untuk ikut membantu.
Mobil milik Hendarto pun sampai digunakan oleh orang suruhan pria itu untuk mencari keberadaan sang putri.
Hingga pukul tiga dini hari, kabar soal keberadaan Lada belum juga ada titik terang. Warga yang berkumpul pun bubar, kembali kerumah masing-masing.
Satpam komplek kembali kepos jaga, sementara ayah, ibu dan Umbra menunggu dengan cemas dirumah yang pintunya sudah tertutup rapat.
Tok tok tok
Suara pintu diketuk, yang membuat orangtua dan adik Lada terjingkat kaget. Mereka bergegas kedepan, ayah langsung membuka pintu. Berharap jika itu adalah sang putri sulung.
Tapi saat pintu terbuka, kekecewaan yang mereka dapat. Karena yang berada diteras rumah adalah satpam juga beberapa bapak-bapak pengurus komplek.
"Apa ada kabar soal putri saya...?" tanya ayah.
"Maaf pak, saya baru saja melihat putri bapak pulang satu mobil dengan pemuda itu." ucap satpam sembari menunjuk rumah Vinder.
"Jangan bicara omong kosong pak, mana mungkin bisa anak saya pulang sepagi ini bersama berandalan itu...?"
"Ya mana kami tau pak...!" jawab pak RT
"Tapi beneran pak, saya lihat sendiri. Kalau tidak percaya ayo kita kesana." ucap satpam lagi.
"Ini mobil pemuda itu ada loh pak, pintu rumahnya juga kebuka." pak RW menimpali.
"Ayah...!" seru khawatir ibu dan Umbra bersamaan.
"Ayo kita kesana...!" pungkas Hendarto yang berjalan lebih dulu diikuti dengan satpam dan bapak-bapak komplek.
Sementara ibu dan Umbra mengekori dibelakang, berjalan dengan saling merengkuh pergelangan tangan.
Benar saja pintu rumah Vinder terbuka separuh, ayah dan yang lainnya masuk mengendap-endap. Sayup-sayup suara lembut seorang wanita terdengar oleh mereka semua.
Tubuh ayah membeku ditempat, mata tajam pria paruh aya itu mendelik dengan sempurna, kedua tangannya mengepal erat.
Sedangkan ibu dan Umbra, sudah meneteskan airmata dengan mulut menganga yang ditutupi telapak tangan. Bahkan tubuh ibu nyaris rubuh saking terkejutnya, untung saja Umbra sigap memeluk.
Para bapak-bapak juga satpam saling bertukar pandangan, lalu menatap wajah Hendarto yang sudah merah padam menahan amarah.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN...?" suara menggelegar mengagetkan semua orang yang ada diruangan itu.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆