Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketiduran
"Anya ganti baju dulu pak" ucap Anya kemudian berlari ke kamarnya.
Nadin hanya menggeleng melihat tingkah Anya.
Berbeda dengan Rangga yang malah tersenyum seperti berhasil mengalahkan trick Anya.
Setelah sampai kamar Anya langsung menutup pintu. Dia memegang jantungnya yang berdebar tidak karuan.
"Ada apa ini!" ucap Anya kemudian memegang pipinya yang rasanya memanas.
"Itu dosen bener-bener nyebelin. Nyebelin banget. Udah ah, aku mau mandi terus tidur. Masa bodoh" ucap Anya kemudian mengunci pintu kamarnya dan pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.
Setelah beberapa menit, Anya keluar dari kamar mandi. Benar saja, setelah itu dia langsung menghempaskan tubuhnya di kasur dan mulai tertidur.
Disisi lain, Nadin terlihat membawakan cemilan untuk Rangga.
"Ini Nak Rangga. Makan dulu. Anya nya belum kembali ya?" Tanya Nadi. Rangga langsung mengiyakan.
"Sudah hampir 30 menit dia tidak kembali buk" ucap Rangga kemudian.
"Astaga itu anak. Bentar ya pak. Saya panggilkan" ucap Nadin.
"Tidak udah buk. Kalau boleh biar saya saja yang memanggilnya" ucap Rangga.
"Baiklah Pak. Jangan ragu buat ketuk saja pintunya keras-keras pak" ucap Nadin.
Rangga mengangguk. Dia pun bangun dan menuju ke kamar Anya yang terletak di lantai dua.
Bersebelahan dengan kamar Antarez.
"Anya Cantik" Tertulis jelas di depan kamar Anya.
Rangga tersenyum membaca tulisan itu.
Rangga mulai mengetuk pintu kamar Anya. Awalnya pelan. Tapi tidak ada jawaban.
"Anyaaa" ucap Rangga sedikit teriak. Namun tidak ada sautan. Rangga kembali mengetuk sedikit keras.
Namun tidak kunjung ada respon. Hingga Antarez yang ada di kamar sebelahpun keluar karena mendengar keributan.
"Pak Rangga?" ucap Antares yang terlihat sedikit terkejut.
"Antarez. kamu ngapain disini?" Tanya Pak Rangga.
"Hehe, saya kan kakaknya Anya pak. Bapak nggak tahu ya?" ucap Antares sambil cengengesan.
"Owh, ternyata kamu kakaknya dia. Oya, saya boleh minta tolong" tanya Rangga.
Tentu saja Antares langsung mengiyakan.
"Ini, Anya di dalam. Dia mau les. Dia nggak keluar-keluar. Kamu bisa bantu saya untuk memanggilnya keluar?" Tanya Rangga.
"Tentu saja pak. Tidak perlu dipanggil pak. Kita saja yang masuk" ucap Antarez kemudian berlari ke kamar mamanya.
Rangga terlihat bingung. Namun setelah beberapa menit, Antarez terlihat keluar dengan kunci ditangannya.
"Ini pak, buka pakai ini" ucap Antarez kemudian.
Rangga hanya mengangguk dan membiarkan Antarez melakukan aksinya.
Hanya dengan satu klik, Pintu kamar terbuka.
Merek langsung bisa melihat, Anya yang saat ini tengah tertidur dengan headset di telinganya.
Rangga yang melihat itu hanya bisa menggeleng. Berbeda dengan Antarez yang malah menahan tawanya.
Rangga mendekati Anya. Dia menarik headset itu perlahan.
Anya yang merasa terganggu langsung membuka matanya.
Dia diam sebentar kemudian tersenyum.
"Pak Rangga" ucap Anya dengan polosnya seperti tidak terjadi apa-apa.
"Kamu ngapain disini. Saya menunggu kamu dibawah, tahunya kamu malah tidur disini" ucap Rangga.
"Hehe, maaf pak. Tadi saya ketiduran" ucap Anya berbohong.
Anya melihat ke arah Antarez yang ada di belakang Rangga sekarang. Dia menatapnya dengan tatapan kesal.
"Siapa lagi yang bisa membuka pintu kamarku kalau bukan dia. Awas saja" batin Anya.
"Ya sudah, ayo kita belajar dulu. Saya nggak punya banyak waktu. Untung-untung saya mau meluangkan waktu kesini" ucap Rangga.
"Bener itu. Memang Anya itu nggak tahu bersyukur pak" ucap Antarez mengompori.
"Diam kau" ucap Anya menatap kesal pada Antarez.
"Pak pak. Saya permisi ke kamar lagi ya. Takut naga putih ngamuk" ucap Antarez kemudian pergi begitu saja.
"Ishhhh, nyebelin banget" ucap Anya sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Ya udah ayo. Kamu mau belajar disini atau di ruang tamu?" ucap Rangga kemudian.
"Di ruang tamu pak" ucap Anya kemudian bangun dan berlari keluar.
Pikirannya sudah aneh-aneh sekarang mendengar pertanyaan Rangga tadi.
Rangga hanya tersenyum kemudian menyusul Anya turun.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu