NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Pagi ini adalah hari keberangkatan Irul dan Dian.

Semalam kedua sahabat Dian datang untuk menginap.

Risa dan Aini membantu Dian menyiapkan bawaannya.

Mereka juga akan ikut mengantar sahabatnya ke bandara. Yah, kali ini Irul tidak pulang dengan mengendarai mobil seorang diri, karna dia tidak ingin calon istrinya kelelahan lagi, dia juga meninggalkan mobilnya untuk di pakai kedua sahabatnya, lagi pula Irul masih memiliki beberapa mobil di rumahnya yang ada di kota B.

Semua orang sudah berkumpul di rumah Dian, ada Farel dan juga Lisa, tapi mereka tidak menginap, hanya Risa dan Aini yang menginap, sedangkan Farel dan Lisa baru datang. Begitu juga dengan Irul dan kedua sahabatnya.

"Barang barang penting kamu ngga ada yang ketinggalan kan sayang". Tanya Irul kepada Dian.

"InsyaAllah ngga ada mas, aku udah cek beberapa kali". Jawab Dian.

"Ya udah kalo gitu kita berangkat sekarang aja yah". Ucap Irul.

3 mobil berjalan menuju bandara. Umar yang mengendarai mobil Irul dengan Risa di sampingnya, Dian dan Irul di kursi belakang. Khalil membawa mobil Risa bersama Lisa di sampingnya. Farel membawa mobilnya sendiri dengan Aini di sampingnya. Mereka bersama pasangan masing masing.

Di perjalanan Aini sudah merasa sedih karna ia akan berjauhan dengan sahabatnya.

"Ngga usah sedih sayang, kita kan bisa mengunjungi mereka, Irul juga kan bilang bakal sering kesini". Ucap Farel.

"Tapi tetep aja bang, abang kan tau sendiri, kami bertiga mana pernah berjauhan, rasanya pasti akan beda kan". Jawab Aini.

"Iya sayang abang ngerti, kalian bertiga itu kan udah kayak anak kembar, tapi untung kalian ngga beneran kembar". Ucap Farel.

"Loh kenapa emangnya bang". Tanya Aini.

"Ya kalo kalian kembar abang bakalan galau dong sayang, jodoh abang jadi adek abang dong". Ucapan Farel membuat Aini memukul lengan calon suaminya.

Bisa bisanya di saat seperti ini Farel malah menggodanya seperti itu. Farel tertawa sambil mengacak rambut Aini.

Sedangkan di sisi Khalil dan Lisa, mereka juga mengobrol, membicarakan sang calon pengantin.

"Kak Dian pasti cantik banget pas pake baju pengantin". Ucap Lisa.

"Kamu juga pasti cantik sayang, abang jadi ngga sabar juga liat kamu pake baju pengantin". Jawab Khalil.

"Ish abang kenapa malah bayangin Lisa sih". Ucap Lisa.

"Loh, masa abang bayangin Dian sih yank, bisa di gorong leher abang sama si dingin itu". Ucap Khalil.

"Abang, sahabatnya masa di katain gitu". Ucap Lisa.

"Emang bener kan, si Irul tuh manisnya cuman kalo sama pawangnya doang, sama abang aja masih suka dingin, padahal kita sahabatan udah puluhan tahun". Ucap Khalil.

"Tapi iya sih bang, bang Irul tuh serem menurut aku, kalo natap tuh kayak lagi natap musuh". Ucap Lisa.

Khalil hanya tertawa mendengar ucapan Lisa, wajar jika kekasihnya ini takut, mungkin karna dia belum terlalu dekat dengan Irul.

Sedangkan ke empat orang di dalam mobil terlihat begitu rame, mereka terkadang tertawa karna saling meledek.

"Aku tuh dulu liat bang Irul pertama kali nyeremin, muka ngga ada senyum senyum, Risa pikir bang umar patung yang di beri nyawa". Ucap Risa.

Umar dan Dian tertawa, Umar tertawa lebih kencang dari Dian, sedangkan orang yang mereka tertawakan hanya bisa memutar bola matanya.

"Dia tuh dari bayi emang udah datar gitu mukanya beb, kalo bayi lain nangis, Irul beda, dia malah diem aja dengan muka datar". Ucap Umar.

Dian dan Risa kembali tertawa, Irul yang di ledek sang sahabat menjitak kepala sahabatnya dari belakang.

"Au, sakit woy". Ucap Umar.

Dian dan Risa di buat semakin tertawa melihat kedua sahabat itu.

"Tapi kan emang bener mas, kamu itu dulu dingin banget, mukanya datar ngga ada senyum senyumnya". Ucap Dian menggoda calon suaminya.

"Sayaaanggg". Ucap Irul manja.

Risa dan Umar melongo melihat Irul. Benar benar cowok dingin itu bakal berubah kalo udah ketemu pawangnya.

"Buset Rul, ngeri gue liat lu". Ucap Umar.

"Kamu keren sih Di, bisa mencairkan batu es". Ucap Risa masih melongo.

Mereka terus bercerita di jalan hingga sampai di bandara.

Semua orang turun dari mobil, para cowok membantu Irul menurunkan barangnya dan Dian, membantu Irul mambawa kopernya ke dalam bandara. Sedangkan para wanita berjalan di depan mereka dengan Dian yang sudah di apit oleh kedua sahabatnya, Lisa yang berada di samping Aini tersenyum melihat ketiganya, Lisa sangat mengenal mereka bertiga, karna Lisa sudah bekerja di cafe Risa cukup lama, persahabatan mereka tidak seperti anak remaja yang kadang ngambek atau marah dengan sahabatnya, persahabatan mereka sudah seperti ikatan persaudaraan.

"Saya yakin Aini dan adik saya akan terus menangis setelah ini, begitupun dengan Dian". Ucap Farel kepada Irul yang berjalan tepat di sampingnya.

Umar dan Khalil juga dapat mendengar ucapan Farel, dan mereka juga yakin akan ada adegan tangis tangisan.

"Iya kamu benar, meski belum lama mengenal persahabat mereka, tapi saya bisa liat bagaimana mereka bertiga saling menyayangi, dan saya sangat bersyukur ada mereka di hidup calon istri saya". Jawab Irul.

"Di mobil saja Aini sudah menahan tangis, ini kali pertamanya mereka akan berpisah, sebelumnya mereka tidak pernah berjauhan, kalian tau kenapa selama ini mereka tidak ada yang berpacaran, karna mereka tidak pernah dekat dengan pria manapun, sejak SMA mereka selalu liburan bersama, bahkan Risa sangat jarang berlibur dengan kami keluarganya, kalau pun ada acara keluarga yang mengharuskan dia hadir, dia pasti akan mengajak Dian dan Aini, begitu pun dengan Aini yang akan mengajak Dian dan Risa, itu kenapa Dian seperti anak sendiri bagi kedua orangtua saya dan kedua orangtua Aini". Ucap Farel.

"Biasanya persahabatan cewek akan selalu ada perselisihan, karna mereka gampang baper, tapi baru kali ini saya menemukan persahabat cewek yang begitu erat". Ucap Umar.

"Bener banget bro, gue jadi mikir gimana ya kalo mereka bertiga hamil barengan nanti". Ucap Khalil sambil tertawa.

"Pikiran lu bener bener selalu beda ya Lil". Ucap Umar.

Irul dan Farel hanya geleng kepala meliat keduanya.

Sampailah waktu di mana mereka harus berpisah, setengah jam lagi pesawat Irul dan Dian akan berangkat. Dian dan kedua sahabatnya sudah tidak dapat menahan tangis mereka, mereka bertiga saling berpelukan sambil menangis hingga mengundang pandangan pengunjung yang lain.

"Udah yank.. dek.. kalo kalian mau, minggu depan kalian bisa susul Dian". Ucap Farel kepada Risa dan Aini.

"Iya bener kata Farel, itung itung kalian berdua liburan kan, nanti abang antar kalian kemana pun". Ucap Irul.

Mereka bertiga pun melepaskan pelukan mereka lalu saling tatap.

"Bener banget yang di bilang sama bang Irul, bang aku sama Aini beneran boleh kan nyusul Dian lebih awal". Ucap Risa kepada abangnya.

"Boleh banget dek, nanti abang pesenin tiket buat kalian berdua". Jawab Farel.

Ketiganya sangat senang, mereka yang melihatnya pun merasakan kebahagian ketiga sahabat itu.

"Rul, saya titip Dian, jaga adik saya baik baik, kalo sampai kamu nyakitin atau bahkan mengkhianati Dian, saya yang akan memberi kamu pelajaran". Ucap Farel tegas seperti seorang kakak yang sedang melindungi adik kandungnya.

"Percaya sama saya, saya ngga akan menyakiti Dian apalagi mengkhianati wanita yang saya cintai, bukan cuma kamu, ibu saya juga pasti ngga akan maafin saya kalo saya menyakiti menantunya". Jawab Irul.

"Awas aja kalo bang Irul nyakitin sahabat Aini, entar Aini suruh bang Wiwin buat rebut Dian". Ucap Aini yang keluar sikap bar barnya.

"Bener banget". Ucap Risa mendukung perkataan sahabatnya.

"Enak aja, ngga ada yah, abang juga mana mungkin nyakitin wanita abang". Ucao Irul.

Lisa mendekati Dian yang sudah akan pergi.

"Kak Dian jaga kesehatan yah, insyaAllah 3 hari sebelum acara pernikahan kak Dian, Lisa nyusul kesana sama bang Khalil". Ucap Lisa.

Lisa juga merasakan sedih. Dian lalu memeluk Lisa yang sudah seperti adiknya juga.

"Kakak tunggu kamu, Lisa percaya yah sama bang Khalil, dia akan jagain dan lindungin kamu, ceritakan semua beban kamu kepada bang Khalil, jangan lagi memendamnya sendiri, kak Dian yakin bang Khalil tidak akan keberatan, kamu percaya kan sama kak Dian". Ucap Dian pelan.

Lisa tiba tiba menangis di pelukan Dian, para cowok heran dengan Lisa yang tiba tiba menangis, entah apa yang di bisikkan oleh Dian, sedangkan Risa dan Aini yang mendengar bisikan Dian langsung mengelus punggung Lisa.

"Bang Khalil, Dian titip Lisa yah, Lisa sudah Dian anggap seperti adik Dian sendiri, Dian percayakan Lisa sama abang". Ucap Dian kepada Khalil.

"Pasti Di". Jawab Khalil mantap.

"Lisa, kakak minta, kamu mulai sekarang tinggal di rumah kakak yah, kakak titip rumah kakak sama kamu, dan kakak ngga ingin ada penolakan, kamu tau kan kakak ngga punya siapa siapa lagi, jadi kakak titip rumah sama kamu, kakak udah bicara sama bang Khalil, bang Khalil akan bantu kamu pindahin barang kamu ke rumah". Ucap Dian sambil memegang kedua tangan Lisa.

Lisa langsung memeluk Dian, Lisa sangat bersyukur bisa mengenal Dian, Risa dan juga Aini.

"Terimakasih kak, Lisa akan rawat rumah kak Dian". Ucap Lisa.

Setelah pamit kepada semuanya, Irul dan Dian masuk ke dalam bandara, pesawat mereka sudah akan berangkat beberapa menit lagi.

Kedua sahabat Dian menangis di pelukan kekasih masing masing, begitu juga dengan Lisa.

Di dalam pesawat, Dian dan Irul sudah duduk di kursi pesawat, Dian sedari tadi sudah menangis di pelukan calon suaminya, Irul berusaha menenangkan Dian yang terus menangis pilu.

"Sabar ya sayang, ada mas dan ibu yang akan menemani kamu disana". Ucap Irul.

"Aku pasti akan merindukan mereka mas, aku belum pernah pisah sama sahabat sahabat aku". Ucap Dian sesegukan.

"Iya sayang mas ngerti, udah ya nangisnya, abang ngga mau mata kamu nanti bengkak, mas bisa di hajar sama ibu nanti, di kira mas udah ngapa ngapain kamu lagi". Ucap Irul.

Dian memukul dada Irul pelan, lalu tertawa mendengar ucapan calon suaminya. Yah, selama ini calon ibu mertuanya itu selalu berpihak kepadanya.

Irul selalu menggenggam tangan calon istrinya, hingga pesawat mereka sampai di tempat tujuan.

Sedangkan di kota M, setelah mengantar kepergian Dian dan Irul, mereka juga langsung pulang, Khalil dan Umar bertukar mobil, Umar memakai mobil Risa, sedangkan Khalil memakai mobil yang di pakai Umar tadi.

Khalil akan mengantar Lisa kekosannya untuk memindahkan barang barangnya ke rumah Dian, tidak semua, hanya barang barang yang bisa mereka bawa, sisanya, Khalil akan meminta orang lain untuk mengantarkannya ke rumah Dian.

"Kak Dian baik banget sama Lisa selama ini bang, bukan cuma kak Dian, kak Risa dan kak Aini juga begitu, selama ini Lisa tidak pernah mendapat kesulitan karna mereka bertiga selalu membantu Lisa". Ucap Lisa sambil melipat pakaiannya dan memasukkan ke dalam koper.

"Kamu harus bersyukur yank karna di kelilingi oleh orang orang baik seperti mereka, dan sekarang ada abang yang akan melindungi kamu". Ucap Khalil.

Lisa menghentikan tangannya yang sedang memasukkan pakainnya ke dalam koper, lalu menatap Khalil yang bingung dengan Lisa yang tiba tiba menatapnya.

"Bang, setelah sampai di rumah kak Dian, Lisa akan cerita soal tante Lisa sama abang". Ucap Lisa tiba tiba.

"Apa ini yang di bisikkan Dian tadi sama kamu yank, kenapa kamu tiba tiba ingin menceritakan tentang tante kamu sama abang". Tanya Khalil.

"Benar bang, kak Dian menyadarkan Lisa kalo Lisa harus percaya sama bang Khalil untuk membagi beban hidup Lisa". Jawab Lisa.

"Abang akan ucapkan terimakasih sama Dian karna sudah menyadarkan pacar abang yang keras kepala ini". Ucap Khalil lalu menarik hidung kekasihnya.

"Abang". Ucap Lisa memanyunkan bibir.

Khalil tertawa melihat tingkah menggemaskan kekasihnya.

Mereka pun menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda, lalu berangkat menuju rumah Dian.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!