Secret Maid

Aya sudah tidak bisa menahan nafasnya lagi, tubuhnya sudah lemas tapi tiba-tiba dia merasa tubuhnya ditarik ke atas oleh seseorang.

Otomatis gadis itu langsung terbatuk-batuk saat sampai ke permukaan.

Aya berusaha mengatur nafasnya, dia sudah tidak ingat lagi dengan bubuk hitamnya, dipikirannya sekarang hanyalah bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Gadis itu sering mengalami penyiksaan jadi tak perlu waktu lama untuk bangkit.

"Tuan Muda..." Aya melakukan protes ketika nafasnya sudah kembali normal. "Kenapa mendorong saya?"

"Cepat kembalikan saya ke pinggir kolam renang!"

Chris hanya diam saja karena mendadak pemuda itu menjadi batu setelah melihat wajah Aya tanpa bubuk hitam. Sesuai dugaan, Aya adalah anak perempuan yang dicarinya selama ini.

Gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, bahkan tanpa polesan apapun wajah Aya mampu membuat jantung Chris berdebar tak karuan.

Sayang sekali Aya tidak mengingatnya sama sekali.

"Tuan Muda," panggil Aya sekali lagi.

Chris langsung tersadar, pemuda itu memasang wajah arogan dan pura-pura menjadi korban penipuan.

"Jadi, kau tidak negro, ya?" tanya Chris dengan sinis.

Seketika Aya langsung teringat kalau bubuk hitamnya sudah luntur.

"Tu... tuan Muda, ini..." Aya jadi gelagapan. "Bawa saya ke pinggir kolam renang dulu!"

"Tidak mau, kau pasti akan menghindar dan kabur," tolak Chris.

Sekarang Aya benar-benar tidak bisa bergerak karena Chris menahannya di tengah kolam renang.

"Kalau kau tidak menjelaskan, aku akan melepasmu," Chris melepaskan tangannya yang meraih pinggang Aya sedari tadi.

Otomatis Aya mengalungkan kedua tangannya di leher Chris supaya dia tidak masuk ke dalam lagi.

"Jangan Tuan Muda," ucap Aya memohon.

"Kalau begitu, bicaralah!" Chris menuntut supaya Aya jujur dan percaya padanya.

Walaupun Chris sudah tahu cerita dari Saka tapi dia ingin mendengar versi dari Aya sendiri.

Gadis itu pun mau tidak mau harus bercerita pada Chris, apa yang sebenarnya terjadi sampai dia harus menyamar supaya tidak ada yang mengenalinya.

Chris hanya diam saja ketika Aya bercerita, dia sedang memikirkan balasan yang setimpal untuk Bibi Jill dan Jane.

"Jadi, sampai kapan kau akan bersembunyi?" tanya Chris kemudian.

"Rencananya saya akan mengumpulkan gaji saya lalu pergi dari mansion ini, saya tidak mungkin bisa terus-terusan menyembunyikan penyamaran saya," jelas Aya.

"Kau memilih pergi daripada menyelesaikan masalah?" tanya Chris tidak habis pikir. Enak saja, Aya akan pergi.

Dia akan berbicara pada Saka supaya tidak perlu memberi Aya gaji.

"Rasanya saya tidak mampu melawan bibi dan Jane jadi saya memilih pergi," Aya masih berusaha menjelaskan.

"Kan ada aku, kau bisa memanfaatkan aku sesuka hatimu," ucap Chris menawarkan diri.

"Memanfaatkan Tuan Muda? Kenapa anda mau dimanfaatkan, saya tidak bisa memberi imbalan apa-apa," Aya tentu saja menolak tawaran Chris itu.

"Kau tidak perlu memberiku imbalan apapun, kau hanya perlu mengingatku," batin Chris penuh harap.

Pemuda itu kemudian membawa Aya ke pinggir ke kolam renang dan mereka naik bersama, Aya seketika langsung kedinginan.

Tapi, Chris dengan perhatian mengambil handuknya dan menutupi tubuh Aya yang basah kuyup.

"Kau bisa istirahat di kamarmu, aku akan menghubungimu nanti. Jadi, jangan matikan ponselmu," ucap Chris.

Aya mengeratkan handuk itu ke tubuhnya. "Baik, Tuan Muda!"

Untuk saat ini, Aya hanya bisa menuruti permintaan Chris.

"Dan pikirkan baik-baik mengenai tawaranku tadi, aku benar-benar suka rela untuk kau manfaatkan," lanjut Chris dengan nada penuh penekanan. Dia tidak main-main.