NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Hari ini Sagara kembali bekerja, dan Naya nganggur seperti biasa. Sebelum menikah ataupun sesudah menikah, kerjaan Naya tetap sama, yaitu mengurung diri di rumah.

Setelah Sagara berangkat, Naya tidur sampai jam 11 siang. Tanpa mau memasak makan siang, Naya memilih memesan makanan saja. Lagi pula dia kan tidak bisa memasak makanan enak. Paling mentok hanya bisa masak nasi dan rebus air, kalau tidak ya goreng telur, itupun kadang bisa gosong juga.

Gadis ini benar-benar bukan istri yang baik dan suka sekali menyusahkan Sagara. Untung saja Sagara masih memiliki hati nurani. Kalau tidak punya hati, sudah ia tendang Naya keluar dari sini.

Naya memesan banyak makanan menggunakan uang yang diberikan Sagara. Mie ayam, bakso, sosis bakar, siomay, telur gulung, martabak, milkshake coklat, semuanya dia beli untuk dirinya sendiri. Naya tidak takut berat badannya naik karena sebanyak apapun dia makan, tubuhnya tidak akan berubah.

"Gila, enak banget jadi nona muda," gumamnya lalu tertawa puas. Dia lanjut memakan baksonya sambil menonton film.

Hingga 30 menit kemudian, semua makanan sudah tak tersisa. Naya meringis karena kekenyangan, perutnya terasa ingin meledak.

"Kenyang...," rengeknya.

"YA TUHAN, NAYA!"

Naya terlonjak kaget, hampir saja dia jantungan. Matanya melotot melihat kedatangan mamanya yang tiba-tiba.

Arunika menatap tajam anaknya. Dia berdecak melihat betapa kacaunya ruangan itu. Semua sampah berserakan, sedangkan si empu malah terlihat santai.

"Mau jadi apa kamu, Nayaaa!" geram Arunika. Niat hati ingin berkunjung, dia malah disuguhi pemandangan seperti ini.

Dengan langkah lebar Arunika mendekati Naya dan langsung menjewer telinga gadis itu.

"E-eh, Mama ... sakit ih!" pekik Naya. Dia menatap Arunika dengan bibir cemberut.

Arunika melepaskan jeweran nya. Dia melotot tajam. "Mau jadi apa kamu, Mama tanya?!"

Naya menunduk sambil mengusap telinganya, bibirnya tetap cemberut. Kenapa mamanya ini tidak mengabari dulu kalau ingin berkunjung?

"Untung Mama yang datang, kalau mertua kamu yang datang, mau ditaruh di mana muka Mama, hah?! Anak cewek kok kaya gini. Kamu itu udah nikah, Naya, beda sama kehidupan kamu yang sebelumnya! Berubah dong, masa mau gini terus sih kamu?! Kalau Sagara menikah lagi gara-gara gak betah sama kamu, gimana, hah?!"

"Ya baguslah...," lirih Naya.

"HEH!" Arunika semakin melotot. Tangannya mencubit-cubit lengan Naya hingga membuat gadis itu berusaha menghindar. "Jangan malu-maluin Mama kamu! Gak mau tau, beresin semuanya! Jangan manja terus jadi perempuan!"

Arunika menyudahi cubitannya dan mendorong Naya agar segera membersihkan ruangan itu. Bodo amat kalau terlihat kasar, hanya dengan cara ini Naya mau menurut.

"Iya iya!" ucap Naya masih dengan wajah tertekuk. Sedangkan Arunika memilih mengawasi saja. Biar Naya tau rasanya beres-beres tanpa dibantu orang.

"Masih untung ada yang mau nikah sama kamu, Nay. Gak bisa masak, beres-beres juga malas, kerjaannya rebahan mulu, siapa yang mau nikah sama perempuan kaya kamu selain Sagara? Masih baik Sagara itu mau nikah sama kamu. Harusnya kamu ada perubahan, jangan lagi manja ... bla ... bla ... bla ..." Ocehan Arunika menemani waktu beres-beres Naya. Gadis itu hanya berdehem malas sebagai responnya.

Hingga 30 menit kemudian, ruangan itu sudah bersih, bukan hanya 1 ruangan, tapi semua ruangan di rumah itu sudah Naya bersihkan. Itu adalah waktu yang singkat karna rumahnya memang tidak terlalu berantakan dan kotor, hanya sampah-sampah Naya tadi saja yang paling kotor. Tapi, menurut Naya, 30 menit adalah waktu yang sangat lama. Tenaganya seakan habis. Gadis itu rebahan di sofa setelah minum 1 botol air dingin.

Dari arah dapur, Arunika menghampiri dengan membawa piring di tangannya. Sebenarnya dia kasihan melihat Naya yang terlihat kelelahan, tapi apa boleh buat, itu adalah cara agar Naya terbiasa nanti.

"Sering-sering olahraga juga biar kamu gak gampang ngos-ngosan," ujar Arunika. Dia meletakkan piring yang dia bawa ke atas meja. "Mama bikinin risol sayur kesukaan kamu tuh."

Mata Naya yang tadinya terpejam langsung terbuka lebar, dia beranjak duduk dan menyambar risol kesukaannya itu. Seketika moodnya membaik saat merasakan bertapa enaknya risol buatan mamanya.

"Enwak! Dari dulu riswol Mamwa emang yang terbawik!" ucap Naya dengan mulut penuh, jadi bicaranya agak aneh.

Arunika mencebik. "Coba kamu belajar bikin sendiri, biar gak Mama terus yang bikinin," katanya.

Nayanika menyengir. "Kalau gitu ajarin lah!"

"Gampang! Kalau kamu mau belajar, Mama bakal ajarin kapanpun kamu mau."

Naya langsung mengangguk cepat. "Abis ini aja kalau gitu!" serunya.

Arunika mengangguk saja. Kapan lagi putrinya ini mau diajari memasak?

****

"Gak usah pegang-pegang aku!"

"Saya juga gak sudi pegang-pegang kamu."

"Sok formal banget!"

"Suka-suka saya."

Naya menyetak tangan Sagara yang memegang tangannya, tapi pria itu kembali memegangnya, alhasil ia mendapat pelototan dari Naya.

"Diam dulu, darahnya makin banyak," tegur Sagara membuat Naya terdiam.

Pada akhirnya Naya membiarkan Sagara mengobati jarinya yang terluka. Padahal hanya terkena pisau, tapi darahnya tidak mau berhenti.

"Lain kali gak usah aneh-aneh. Kalau gak bisa, gak usah dilakuin. Paham?" Sagara menatap Naya dengan penuh peringatan.

Naya memutar bola matanya malas, dia tidak menyahut dan memilih menatap ke arah lain, membiarkan Sagara mengobati tangannya yang terluka.

Karena ingin menjadi istri yang baik seperti Arunika katakan, Naya nekat memasak makan malam. Niatnya dia ingin membuat tumis kentang, wortel dan kol, tapi saat memotong sayuran itu, jari Naya tak sengaja terkena pisau hingga terluka, darahnya banyak sampai bercucuran. Tapi wajah Naya tidak terlihat kesakitan, malah Sagara yang dengan sukarela ingin mengobatinya. Padahal hanya luka kecil, biasanya Naya biarkan sampai sembuh sendiri, tapi kali ini ada Sagara yang mengobati.

"Udah kan? Sana, aku mau lanjut masak," usir Naya setelah Sagara selesai mengobati tangannya.

"Masih ngeyel? Bisa gak nurut sama saya?"

"Nggak bisa. Selain donatur dilarang ngatur!"

Tak!

Naya meringis merasakan jitakan Sagara, meskipun pelan, tetap saja sakit! Tangan pria itu lebih besar dari tangannya, tentu saja tenaganya lebih besar pula.

"Yang sopan sama suami. Keren kamu begitu?"

Naya cemberut. Kenapa orang-orang suka sekali memarahinya? Tadi mama, sekarang Sagara.

"Pesan makanan aja, gak usah ngeyel kamu kalau dibilangin. Saya gak mau dapur saya hancur gara-gara kamu," lanjut Sagara. Sejujurnya malas sekali mengeluarkan banyak kalimat untuk memarahi Naya, tapi kalau tidak seperti itu, Naya akan semakin semena-mena. Sagara ingin Nay menurut padanya, harus.

Melihat Naya yang diam sambil menatapnya dengan wajah tertekuk, Sagara mengendikkan dagunya menyuruh gadis itu segera pergi dari sana.

Naya berdecak. "Kalau nanti aku dimarahin mama gara-gara gak masak buat kamu, kamu harus bela aku pokoknya!"

"Hm."

"Jawab yang bener!"

"Iya."

Naya menghentakkan kakinya kesal sebelum pergi dari sana. Dia mengambil ponsel Sagara untuk memesan makanan. Ia duduk di sofa panjang.

"Malam-malam begini enaknya makan bakso sama mie ayam gak sih?" gumam gadis itu.

Sagara datang membawa sesuatu di tangannya membuat Naya tertarik. Gadis itu merapatkan tubuhnya pada Sagara untuk melihat apa yang pria itu bawa.

"Itu apa?" Mata Naya menyipit. Bentuknya aneh, tapi Sagara memakannya dengan nikmat.

"Salad sayur, mau?" Sagara menyodorkan mangkuknya ke arah Naya.

Naya langsung menggeleng cepat. "Nggak! Gak enak!" Dia menjauh dan kembali memainkan ponsel Sagara.

Sagara mengendikkan bahunya acuh, dia kembali memakan salad nya sambil menonton TV.

Naya memang sesulit itu kalau disuruh hidup sehat. Dia suka sayur, tapi tidak suka juga. Aneh.

bersambung...

1
vj'z tri
🐰 putih sedang menyerahkan diri 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lanjuuuuut thor semangaaaaaaat
Iren Nursathi
lanjut thor kurang nih he he
vj'z tri
ega jadi tumbal 🤭🤭🤭 siap siap di labrak nanay 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😱😱😱😱 malah ketemu juga dah di jaga ketat.... semoga gak DA niat buruk ke nanay
erma irsyad
aq nggk bisa koment2 cuma bs ksih kopi😉
Iren Nursathi
makasih thor aku cukup cukupin deh ya
dyarryy
jangan lupa tinggalkan jejak 😗
Iren Nursathi
lanjut thor aku penasaran nih ceritanya bagus bikin senyum² terus ngakak dej
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
dyarryy
yuk kasih bintang dan ulasannya
yourheart
Luar biasa
erma irsyad
mksih thor Upnya
vj'z tri
di tunggu loh beneran ini 🥰🥰🥰🤩
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 sama aja itu nama nya Gerry salut 🤣🤣🤣🤣ngeledek gara 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhhh meleleh hati adek mas gara 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
sorry ya nay gak bakal cemburu ,cuman kesel ajj ya nay liat gara sama sapii ngobrol 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
erma irsyad
part nya kurang panjang😁,tambahin lgi ya thor,nggk berasa bacanya udh hbis🤭
dyarryy: iya nanti ditambahin, agak siangan yaaa
total 1 replies
awesome moment
bisa klepek2 tu mas bojo. nay3x kmu hobby bgts bikin saga klenger
vj'z tri
kalau gara liat nay pake ni baju di pastikan langsung hilang konsentrasi nya 🤣 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!