Asta Stanley dan Okan Putra Wardana sebelumnya hanya pemuda baik baik, adiknya yang bernama Aluna Atasya Chelia diculik hal itu mengubah kehidupan keduanya. Mereka kembali menjadi mafia untuk menyelamatkan adi mereka.
Karya ini Skuel dari Menjadi Tawanan Bos Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Terhalang Restu Sahabat
Sudah dua hari Stanley di Surabaya dan sudah seminggu sejak kejadian di pulau , sampai saat itu ia belum mendengar kabar ketiga rekannya, apakah mereka masih hidup atau mati Stanley belum mendapat petunjuk.
Setelah dua hari di sana, ia ingin punya kegiatan di dekat rumah sakit, ada sebuah rumah makan, para pegawai rumah sakit sering juga makan di sana tak terkecuali Luna dan Dita, hari itu saat makan siang. Dita dan Lunas serta beberapa rekannya makan di sana. Stanley duduk tidak jauh dari mereka, ia mengawasi sekeliling, untuk saat itu semuanya masih aman tidak ada yang mencurigakan.
Tidak lama kemudian Dorroty menelepon , ia bertanya tentang keadaan di sana.
“Bagaimana?” tanya Dorroty.
“Untuk saat ini masih aman, mereka berdua juga belum tau kan kalau aku di sini?” tanya Stanley, matanya menatap Dita adik sang sahabat.
“Belum, tidak usah macam-macam,” ucap Dorroty.
“Macam-macam apa?” Stanley manahan tawa.
“Aku akan mencongkel kedua bola matamu kalau kamu menatap Dita seperti itu.” Stanley tiba-tiba berdiri, ia melihat ke semua arah, ia yakin kalau sahabatnya juga sedan mengawasinya. “kamu di mana?” tanya Stanley panik, ia terus celak-cleguk melihat ke semua orang yang sedang makan.
“Sudah. Kamu habiskan makananmu,” ujar Dorroty.
“Brengsek kamu, ternyata kamu di sini juga, kamu di mana?”
“Tenanglah, kamu membuat wanita - wanita di depanmu jadi terkejut,” ucap Dorroty.
Stanley diam, ia mempelajari posisi dari segi sudut pandang sebagai penembak.
‘Jika menggunakan teropong, wanita yang dia lihat pertama …?’ Stanley menatap rumah sakit di samping rumah makan, ia akhirnya melihat Dorroty.
“Ternyata kamu di sini juga? kenapa kamu tidak mau memberitahuku? turunlah, ayo kita bicara di rumah,” bujuk Stanley.
Setelah banyak orang yang mengincar keselamatannya, Dorroty ikut pindah ke kota di mana adiknya bertugas sebagai perawat, ternyata bukan hanya Stanley yeng menghawatirkan adik perempuannya. Dorroty mau bertemu dengannya di rumah yang baru dibeli Stanley.
“Apa mereka berdua juga tahu kalau kamu mengawasi mereka?” tanya Stanley, saat sahabatnya datang ke rumah, ia tertawa saat melihat penyamaran Dorroty yang menggunakan rambut palsu dan jenggot.
“Tidak, kalau aku memberitahukannya mereka berdua akan marah-marah,” ujar Dorroty, lelaki itu kakak laki-laki yang sangat perhatian , ia rela tinggal di sana beberapa lama demi mengawasi Dita dan Luna.
“Aku sudah membeli rumah yang mereka tempati dan memasang CCTV dan memasang keamanan di sana,” ujar Stanley.
“Lalu apa yang akan kamu lakukan di sini? Sampai kapan kamu di sini?”
Stanley langsung terdiam, ia tahu tujuan ucapan Dorroti, takut Stanley menggoda Dita adik kesayangan.
“Jangan khawatir Bro, aku tidak akan melakukannya.”
“Baguslah … Stan, aku hanya ingin adikku bahagia, dari kecil aku sudah menyusahkan hidupnya. Karena itu aku ingin dia menikah dengan lelaki yang mencintai dia dan punya pekerjaan yang tetap.”
Stanley hanya mengangguk kecil, sedih memang mendengarnya, tetapi itu kenyataan, pekerjaan Stanley tidak jelas ia seorang mafia.
“Kalau kamu sudah ada di sini, aku akan kembali ke Jakarta, kamu boleh tinggal di rumah ini.”
“Baiklah, aku yang akan mengurus mereka, lanjutkan saja pekerjaanmu,” ucap Dorroty, ia tidak suka kalau Stanley ada diantara adik-adiknya.
“Aku akan bertemu dengan mereka sebelum aku pergi.” wajah Dorroty tidak suka, tetapi ia tidak bisa membantah.
Saat malam Luna dan Dita sudah pulang, mereka berdua bertamu ke rumah. Luna kaget karena Stanley tiba-tiba datang ke rumahnya.
“Apa kamu marah aku datang?” tanya Stanley, saat melihat wajah Luna tidak bahagia saat melihatnya.
“Aku tidak tahu aku harus menangis atau tertawa, tapi aku tidak pernah tenang jika melihat kakak datang , pasti akan ada sesuatu yang terjadi,” ucap Luna.
“Itu artinya tidak senang melihatku datang, padahal aku hanya ingin melindungimu,” ujar Stanley.
Tiba-tiba Luna menangis sesenggukan, Stanley memeluk adik perempuannya tersebut dengan erat, “percayalah semua akan baik-baik saja.”
“Kapan Kak, kapan aku merasa tenang … dari aku kecil sampai saat ini selalu dalam bahaya, aku lelah berpindah-pindah, aku capek selalu beradaptasi dengan tempat baru, semua itu membuatku frustasi, aku hanya ingin tenang seperti teman-teman yang lain. Aku ingin tinggal bersama, hanya kakak keluarga yang aku punya,” ujar Luna dalam tangisannya.
“Aku janji tidak akan terjadi apa-apa, rumah ini sudah aku beli. Ini rumah kamu, aku juga sudah meminta orang untuk mengawasi kalian.”
Dita baru pulang, saat ia tiba di rumah wajahnya sangat berseri saat melihat Stanley, itulah yang ditakutkan Dorroty ia tidak mu adiknya jatuh cinta pada Stanley, mendapat peringatan dari Dorroty jangan mendekati adiknya, Stanley mengacuhkan Dita.
“Kakak kapan datang?” tanya Dita, ia duduk bersama mereka.
“Kemarin,”ucap Stanley dengan datar, ia tidak menoleh Dita.
Wanita berlesung pipi itu langsung memasang wajah sedih. Bagaimana tidak? Lelaki yang ia sukai dari kecil tiba-tiba mengacuhkannya.
“Kak Stan bawa apa?” tanya wanita itu berusaha mengajak.
“Tidak bawa apa-apa?”
“Eh, biasanya kan selalu bawa,” ucapnya lagi.
Kali ini Stanley benar-benar mendiamkannya, Dorroty sebenarnya sedih melihat sang adik dicuekin ,tetapi ia berpikir itu untuk kebaikan adiknya.
Stanley malah mengobrol akrab dengan teman Luna yang tinggal sama di rumah tersebut.
Merasa dicuekin Dita meninggalkan mereka, ia pergi ke dapur dan menuangkan air minum dalam gelas, pundaknya naik turun menahan perasaan cemburu karena kedua temannya bicara akrab dengan Stanley tetapi mengacuhkan dirinya.
‘Maaf itu keinginan kakakmu’ ucap Stanley, ia melirik Dita dari ekor matanya.
Melihat adik marah, Dorroty menghampiri ke dapur, duduk di meja makan masih menatap wajah sang adik yang cemberut.
“Jangan marah, dia hanya ingin mengobrol dengan para wanita cantik itu.”
“Apa aku pantas diacuhkan? Apa salahku aku hanya ingin bicara dengannya.”
“Mungkin dia lagi banyak masalah,” ucap Dorroty, ia senang kalau adiknya marah pada Stanley, itulah yang ia inginkan agar mereka tidak saling jatuh cinta.
Di ruang depan.
Stanley dengan seorang wanita cantik teman Luna mengobrol intim dengan Stanley, sementara Dorroty di ruang belakang
“Apa kamu sudah punya pacar?” tanya Stanley tanpa basa\=basi.
“Belum?” tanya wanita itu malu-malu, wajahnya merah merona saat Stanley memujinya habis-habisan
“Bagaimana kalau kita kencan?”
Wanita berambut gelombang itu melompat kegirangan , ia tidak tahu kalau ia hanya dimanfaatkan untuk membuat Dita cemburu dan membenci dirinya.
“Baiklah, aku berganti pakaian dulu.”
Tidak berapa lama mereka keluar Dita sangat marah, ia menangis di kamarnya saat Stanley mengajak orang lain kencan bukan dirinya. Saat mereka berdua duduk di salah satu cafe tidak jauh dari rumah yang ditinggali Dita, ia mendapat telepon dari Azka.
[Datanglah ke apartemen sekarang Bos, kami menunggumu] Mata Stanley melotot kaget membaca isi pesan dari Neil, itu artinya anak buahnya tersebut selamat dari pembantaian di pulau saat itu.
Bersambung....
ceritnya bags alurnya.
kalimat demi kalimat juga tersusun rapi...apa kah ada masalah?